Osamu's...?!

192 31 5
                                    

Entahlah, aku tidak tahu kenapa Atsumu merasa kesal dengan kehadiran murid kelas satu yang akan menjadi manajer mereka. Seharian ini wajahnya suram, apa kemarin perkenalan manajer baru kurang? Bukannya bagus ya, punya manajer khusus? Soalnya selama ini kudengar yang merangkap manajer di sana itu kapten tim, Kita Shinsuke, kakak kelas yang sangat pintar, baik, teladan lah pokoknya.

Hari ini jadwalnya klub voli cowok latihan lagi. Baru hari ini aku ekskul, jadi kemarin nggak sempat lihat. Mungkin tidak ada salahnya ngepoin siapa sih, cewek beruntung itu.

Beruntung? Iya lah. Klub voli cowok itu isinya orang-orang berbakat dan lagi ganteng. Cocok banget buat cuci mata--eh.

Aku bisa beralasan sedang mengerjakan tugas ekskul fotografi yang tugasnya minggu ini sendiri adalah memotret kegiatan ekskul. Kenapa aku tidak jadi manajer klub voli cowok aja? Nggak kepikiran, sama katanya sebenarnya mereka itu punya sifat yang 'agak gimana' gitu... Menakutkan.

Saat istirahat, ada Osamu dan Suna dari kelas sebelah mampir. Mereka berbicara dari pintu dan jendela kelasku yang juga kelas Atsumu dan Gin. Aku menebak mereka membicarakan topik manajer baru mereka.

Tapi ada yang aneh. Osamu tampak tak serius meladeni mereka. Matanya lebih sering menerawang ke atas. Apakah ia sedang memikirkan makanan di kantin?

"'Samu, dengerin gak sih." Atsumu melambaikan tangannya di depan wajah Osamu, kembarannya.

"Tch, iya denger. Kamu ngomongin Yuki," Osamu menepis tangan kembarannya, "kenapa kamu kayak gak suka sama dia?"

Atsumu mengela nafas. "Ya iyalah! Kita itu gak perlu manajer! Dia hanya akan menganggu kita dengan mulut cerewetnya! Kita bisa menang tanpa bantuannya. Apalagi dia tuh ngga bantu apa-apa, dia pasti bakal mencoreng nama kita pas tanding sama sekolah lain!"



Osamu berdiri dari posisi membungkuk di jendela kelasku. Wajahnya sedikit mengekerut, marah.



Apa? Kenapa?


Mereka berempat dilanda keheningan. Mereka menunggu apa yang akan Osamu katakan. Sama, aku pun. Kenapa reaksinya seperti itu?

Tak lama, Osamu kembali bersandar pada jendela kelas yang terbuka.




"Terserahlah. Jangan menyesal yah."

"Haah???"



Ah sudahlah, nggak asik. Lebih baik aku melanjutkan belajarku untuk remidi habis ini.


***


Sore pun telah tiba. Setelah mengerjakan remidi untuk kesekian kalinya, aku segera pergi menuju ruang ekskul fotografi. Menaruh tasku, mengambil kamera, meminta izin untuk memotret. Aku berakting memotret para siswa yang ekskul hari ini, tapi sebenarnya aku sedang menuju gedung olahraga tempat klub voli cowok latihan.

Aku melihat ada banyak cewek-cewek berkerumun berteriak histeris memuji kembar Miya. Kudengar klub voli cowok ada latihan dengan sekolah lain hari ini.

Yah, aku foto dari agak jauhan aja. Para fans itu agak menyeramkan.

Mungkin karena berisik, ada yang mau menutup pintu gedung. Biasanya sih ketutup emang, tapi nggak tahu kenapa kebuka tadi. Aku datang sudah berkerumun fansnya kembar Miya.

Sudut Pandang TemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang