End

576 54 6
                                    

Maaf jika banyak typo 🍎














Irene benar-benar tak menyangka jika Suho seberani ini. Ia tiba-tiba jadi teringat pada hubungannya dengan Sehun dulu. Jika dulu ia tak meminta dilamar oleh Sehun, mungkin ia tak akan kecewa dihari pernikahannya.

Suho berbeda. Tapi tetap saja ada rasa menjanggal di hatinya. Ia masih ragu untuk ke jenjang pernikahan. Kejadian lalu itu memang membuatnya sangat kecewa dan malu. Irene tidak mengerti kenapa Sehun melakukan itu.

"Irene?" Suara Suho menyadarkannya.

Pria Kim itu masih berlutut dihadapannya dengan kotak yang menampilkan cincin indah berada di tangannya itu.

"S... Su.... Ho...."

Suho yang melihat mata Irene berkaca-kaca pun menutup kotak cincin itu dan kembali berdiri.

Irene mendongak ke atas untuk menatap Suho. "Ma... Maaf," lirihnya.

Suho menelan ludahnya. Memaksakan tersenyum dan menghela nafas. Tanpa berkata, lelaki Kim itu memeluk Irene.

Pelukan Suho terasa menyakitkan, sehingga Irene tak dapat meneruskan kembali apa yang ingin ia ucapkan. Keduanya cukup lama terdiam dalam keadaan ini. Sampai akhirnya Suho melepas dan menatap pasang manik cantik milik Irene.

Suho tersenyum. "Kita pulang aja?" Tawarnya.

Belum sempat Irene menjawab, Suho lebih dulu menariknya untuk berjalan keluar. Tak lupa cincin tadi ia taruh di sakunya kembali.

Irene menatap saku berisi cincin itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Hingga tak sadar kini mereka telah sampai dimana mobil Suho diparkirkan.

Suho membukakan pintu untuknya. "Dingin, lebih baik cepat masuk," ujarnya lembut.

Hal yang Irene suka dari Suho adalah kelembutan dan ketulusannya. Perempuan Bae itu tersenyum tipis, kemudian masuk ke dalam mobil. Ia duduk sembari memainkan jari-jarinya gelisah.

Bangku supir diduduki oleh Suho. Irene refleks menatap kesamping. Pria itu sedang memakai sabuk pengamannya, kemudian melirik kearah Irene.

Mereka saling tatap, sebelum akhirnya Suho melepas kembali sabuk pengamannya.

Pria itu mendekat, menarik sabuk pengaman Irene dan membuat perempuan Bae itu menahan nafas.

"Aku gak tau kamu kenapa sampai lupa pakai ini," ujarnya pelan, tepat dengan posisinya yang sangat dekat dengan Irene.

Irene hanya mengerjapkan matanya berkali-kali sembari susah payah menelan ludahnya.

Suho tersenyum, kembali ke posisi semula dan kemudian melajukan mobilnya menuju ke rumah Irene.









☊☊☊










"Kenapa?" Tanya mama Bae pada anak perempuannya yang tengah melamun di kursi teras belakang lengkap dengan laptop yang menyala di meja depan.

Irene tersadar, menatap sang mama yang kini duduk di hadapannya. Ia pun menutup laptopnya, dan kembali menatap mamanya.

"Kamu kenapa, hm?" Tanya mama Bae. "Gak biasanya kamu bolos kerja," ujarnya yang tahu jika Irene tidak libur.

Irene menunduk, tampak jelas raut gelisah di wajah cantiknya.

Mama Bae tersenyum simpul. "Apa kamu berantem sama Suho?" Tebaknya.

Sandaran-endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang