[27] Pentas Seni

81 53 56
                                    

Hai, my artemis! Bagaimana kabar kalian? Aku ucapkan terima kasih pada kalian yang tetap setia menunggu kelanjutan kisah Farah dan Yuda. Sayang banyak-banyak pada kalian😘

Seperti biasa, jangan lupa vote dan komentar yang banyak yah. Aku sayang kalian💜

So, happy reading✨

🌷🌷🌷

Pagi yang cerah membuat seisi siswa dan siswi SMA Bima Sakti tersenyum bahagia karena hari ini sekolah dibebaskan dari pembelajaran di kelas. Pentas seni tahun ini disiapkan lebih megah dari tahun sebelumnya karena digelar di lapangan upacara Sekolah. Dimana sebelumnya setiap tahun pentas seni diadakan di ruang teater.

Kali ini, ketua OSIS mengundang perwakilan siswa dari beberapa Sekolah yang pernah bersilaturahmi dengan SMA Bima Sakti. Tamu tersebut dipersilahkan duduk di kursi baris kedua setelah kursi khusus para staf pengajar termasuk Kepala Sekolah.

Selain dibebaskan dalam hal pembelajaran, siswa dan siswi SMA Bima Sakti pun dibebaskan dalam berpakaian kecuali panitia yang memakai seragam OSIS.

Siswa siswi yang sudah datang langsung duduk di kursi yang sudah disediakan. Ada banyak di antara mereka yang membawa papan nama seseorang yang mereka suka atau sahabat mereka yang akan tampil di atas panggung. Kebanyakan yang seperti itu siswi perempuan atau adik kelas yang merupakan penggemar berat Kakak kelasnya.

Kadang, beberapa di antara mereka berusaha menggoda dan mendekati siswa yang datang dari Sekolah lain. Ada yang berhasil dan berakhir bertukar nomor telepon, serta ada juga yang diabaikan. Miris.

Sekarang pukul 07.33 pagi. Ada sisa 27 menit lagi menuju acara dimulai. Para peserta dari berbagai kelas dikumpulkan di belakang panggung guna mempercepat pemanggilan ketika akan tampil. Mereka tentu saja disediakan kursi oleh panitia OSIS dan ada beberapa panitia juga yang menemani mereka.

Sesekali mereka ada yang bertanya acara akan dimulai pukul berapa. Pertanyaan retorik sebenarnya, karena mereka tentu saja sudah tahu sebab susunan acara sudah diupload di website resmi sekolah dimana seisi Sekolah dapat mengakses website tersebut. Mereka bertanya karena gugup dan ada yang merasa gelisah karena pertama kali akan tampil di atas panggung.

Disaat yang lain sedang sibuk mempersiapkan diri di belakang panggung. Siswa kelas 3-2 sedang mengelu-elukan nama Farah dan Yuda guna memberi semangat. Putri dan Pangeran kelas mereka dibiarkan berdiri di depan papan tulis sedangkan yang lain ada yang duduk dan ada juga yang berdiri sedang mempersiapkan properti untuk menyemangati keduanya di atas panggung.

"Semangat! Semangat! Semangat!" seru mereka kompak.

"Putri dan Pangeran kita harus tetap semangat supaya di atas panggung bisa tampil keren, yeyy!!" seru salah satu di antara mereka.

Berbeda dengan mereka yang semangat, Farah justru merasa malu karena berdiri di samping Yuda dan teman-teman mereka sempat menggoda kalau mereka berdua serasi dan cocok menjadi pasangan. Sedangkan Yuda merasa anteng saja mendengar seruan dan godaan dari teman sekelasnya. Bahkan dia terlihat seperti sedang menikmati.

"Wah, kalian serasi, asli deh. Farah kamu cantik banget," ucap Gebi yang baru datang dan langsung meneliti penampilan Farah.

Farah terlihat cantik memakai gaun hitam selutut. Rambutnya dibiarkan digerai ke belakang dan make up tipisnya menambah kesan sederhana namun cantik secara bersamaan. Jangan lupakan flatshoes pemberian Yuda semalam digunakan olehnya hingga membuat si pemberi tersenyum-senyum sendiri melihatnya.

Cantik. Puji Yuda dalam hati.

Yuda pun terlihat lebih menawan hari ini. Dia mengenakan sweater rajut berwarna coklat muda dengan bawahan celana bewarna hitam dan sepatunya berwarna hitam pula. Rambutnya dibiarkan terbelah disisi kiri hingga membuat Yuda bertambah berkali-kali lipat tampannya.

          

"Kalian cocok kalau pacaran. Pacaran aja, yah gak guys?" tanya salah satu di antara mereka yang meminta pendapat lain. Dan jawaban yang lain menyerukan hal serupa. Tentu saja, Farah bertambah malu.

Ketika 15 menit menuju acara dimulai, salah satu panitia masuk ke kelas mereka dan meminta mereka segera menuju tempat acara.

Secara mengejutkan, Yuda menggenggam tangan kiri Farah dan mereka berjalan berdampingan dengan teman sekelas menggiring di belakang. Sepanjang perjalanan, banyak pasang mata yang menatap keduanya. Takjub akan kecantikan dan ketampanan yang disatukan dari keduanya. Ada beberapa yang berkata iri akan kedekatan Farah dan Yuda. Mendengar itu, Farah sedikit senang karena dia mampu dekat dengan Yuda sedangkan yang lain tidak.

Dapatkah Farah bangga akan itu? Farah harap iyah. Kendati di antara mereka berdua tidak ada hubungan apa-apa. Rasanya begitu abu-abu.

Ketika Farah dan Yuda berjalan ke belakang panggung, keduanya terpisah dengan teman sekelasnya yang duduk di kursi di depan panggung. Yuda mengajak Farah duduk di salah satu kursi yang kosong.

"Lo gimana?" tanya Farah tak enak karena dirinya sudah duduk sedangkan Yuda masih berdiri karena hanya satu kursi di sana. Selain itu, kursi sudah penuh oleh peserta yang lain. Mungkin lain kali ketika ada acara seperti ini lagi, dia harus datang lebih cepat supaya tidak terjadi yang seperti ini.

"Lo tunggu di sini yah, gue cari kursi lain."

"Dimana?"

"Gue bisa tanya panitia," jawab Yuda mengerti bagaimana perasaan Farah saat ini.

Farah mengangguk. Dia melihat Yuda menghampiri salah satu panitia yang sedang mengecek microphone di samping panggung.

"Itu Farah bukan?"

Sebuah suara dari jauh tertangkap oleh indra pendengarnya. Farah yakin kalau ada orang - yang tidak tahu siapa - menyebut namanya. Farah melirik dari ekor mata dan melihat dua siswi sedang berbincang di sampingnya namun agak jauh 5 meter darinya. Dua siswi tersebut memakai seragam berbeda dari sekolahnya. Sepertinya mereka tamu undangan.

Awalnya dia tak yakin kalau yang mereka sebut Farah adalah dirinya karena bisa saja di Sekolah ini ada nama Farah selain dirinya. Namun ketika dia melihat logo seragam yang dikenakan mereka, Farah yakin kalau mereka memang sedang membicarakannya.

Mereka berasal dari SMA Garuda.

"Iyah, itu beneran Farah," ucap salah satu dari mereka lagi. Dia gadis berambut pendek.

"Farah? Siapa?" tanya gadis berambut pirang.

"Itu loh yang pas kelas satu ada berita tentang tiga orang yang meninggal di Sekolah kita. Dia sahabat mereka bertiga itu. Tapi anehnya dia baik-baik aja. Bahkan ada yang bilang kalau-

Tiba-tiba Yuda datang membawa kursi dan pria itu berjongkok di depan Farah lalu menutup kedua telinga gadis di depannya. Farah menatap Yuda terkejut karena dia tidak bisa mendengar kalimat lanjutan dari si gadis berambut pendek itu.

"Gak usah didenger," ucap Yuda yang masih bisa didengarnya karena jarak mereka dekat. Bahkan terlalu dekat.

Kedatangan Yuda mampu membuat si rambut pendek membelalakan matanya. Kesal juga terhadap kedua gadis bergosip yang membuat Farah tak nyaman, Yuda memilih menghampiri kedua gadis itu dengan tatapan tajam. Yuda berdiri di depan si gadis berambut pendek karena sepertinya hanya dia yang mengetahui tentang Farah sedangkan gadis yang lain hanya diam terpana mengagumi wajah tampannya.

"Lo kenal gue?" tanya Yuda sinis.

"Lo De-Dewa? Tapi Dewa, dia-

Melihat si gadis berambut pendek tergagap, Yuda menunjukkan senyum sinis.

FAYUDA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang