33

535 105 132
                                    

Izumi bingung harus mencari (name) kemana lagi. Ia sudah kelelahan sekarang karena berjalan keliling rumah.

Balita itu pun duduk di lantai dekat meja dapur. Ia masih mencoba memperhatikan sekitar. Sementara manik birunya mulai berkaca-kaca.

Sudut bibir itu perlahan mulai melengkung ke bawah dengan sedikir getaran. Ia berusaha menahan tangis.

Tapi insting bayinya terlalu kuat.

Alhasil ia menangis disana.

"Hueeee!"

"Hueeee!"

Tidak ada sahutan apapun dari mana pun. Padahal suara tangisan Izumi sudah cukup besar untuk rumah yang tidak begitu luas seperti ini.

Apakah (name) meninggalkannya begitu saja ?

Tidak mungkin, melihat sikap (name) padanya, tidak mungkin ia meninggalkan Izumi.

Tapi kemana gadis itu pergi?

"Naa..aa.. Hueee!"

Izumi mencoba berdiri lagi dan berjalan keliling rumah lagi untuk mencari (name). Siapa tahu (name) bersembunyi.

Pikiran yang sangat kekanak-kanakan. Tapi jika insting bayinya yang muncul, hanya itu yang terlintas di pikirannya.

Biasanya disaat Izumi menangis, gadis itu akan langsung menghampirinya dan memeluknya dalam gendongan.

Baiklah salahkan Izumi yang memang kebanyakan gengsi. Sekarang ia merasa kehilangan dengan itu.

"Aau.. Aaa.. Naa.."

Masih dengan isakan, ia terus mencari di tempat yang sama berulang-ulang. Sudah tidak tahu lagi kemana harus mencari.

Halaman?

Dengan ukuran tubuh Izumi yang sekarang, bagaimana ia bisa membuka pintu untuk keluar. Jendela juga cukup tinggi untuk ia bisa lihat keluar.

Padahal mungkin saja gadis itu ada di luar.

Ia kembali terduduk di lantai. Kali ini di atas karpet dekat sofa.

CEKLEK

Suara knop pintu yang terbuka itu mengalihkan perhatian Izumi. Ia menoleh ke arah pintu depan yang baru saja terbuka.

Sosok gadis yang ia cari sejak tadi akhirnya muncul di depan matanya. Matanya kembali berkaca-kaca saat melihatnya.

"Huee!"

"Se-Sena, kamu sudah bangun?"

Izumi berjalan mendekati (name) yang masih didepan pintu. Gadis itu berlutut untuk menyambut uluran kedua tangan Izumi.

Sampai Izumi tiba di hadapannya. Ia memeluk Izumi yang memangis itu.

"Hueee!"

"Yoshi yoshi, aku disini," Ucap (name) mengusap punggung Izumi.

"Aa..ai...naa...a..laah..."

Izumi mengira bahwa (name) marah dengan Izumi karena ia tidak mendengarkan (name).

Padahal kenyataannya (name) pagi-pagi pergi keluar sebentar karena ada urusan.

Ia meninggalkan Izumi di kamar juga karena tidak tega membangunkannya. Balita itu baru saja tertidur saat jam sudah menunjukan pukul 1 malam.

Siapa yang tega membangunkan balita yang tidurnya masih sangat sedikit itu.

(Name) menggendong Izumi. Tangannya masih mengusap punggung Izumi untuk menenangkannya.

Izumi sendiri menggenggam erat baju (name). Masih belum berhenti menangis.

Ia pikir (name) meninggalkannya tanpa kembali lagi.

Tapi gadis itu benar-benar muncul di hadapannya.

Itu artinya (name) tidak meninggalkannya.

__________

To be continued
Jum'at, 2 April 2021

Naomi / Himari

𝐊𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐍𝐞𝐤𝐨 || Sena IzumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang