08. Jung Jaehyun's Diary

53 19 115
                                    

Disebuah ruangan yang temaram seseorang duduk dengan kegiatan menulisnya. Mungkin kalian mengira ia sedang belajar, tentunya tidak. Seseorang berpakaian kaos hitam dengan celana kolornya duduk sambil menangis. Meratapi, sebuah buku yang bertuliskan Jung Jaehyun's Diary. Sebuah buku bersampul coklat dengan gambar sesosok ilustrasi perempuan.

Ia terus menangis terisak, seakan dunia akan hilang. Tangisnya mampu menemani dirinya yang sudah sangat layu, seperti tak pernah mendapatkan kebahagian sedikitpun. Menangis tanpa suara itu menyakitkan, betul?

Inilah isi dari Jung Jaehyun's Diary. Sebuah rasa menyesal campur sakit hati tersimpan dihalaman per halaman.

-

Jung Jaehyun, itu lah namaku. Lahir pada bulan Februari. Aku mempunyai keluarga yang amat bahagia, semua menyayangi ku, mereka tak ingin aku sakit, sedih, dan terluka. Inilah kisah ku Jung Jaehyun's Diary. Beberapa saja akan ku ceritakan.

Saat ini aku berusia 24 tahun. Banyak yang menanyakan "apakah kau belum punya pacar?" Membuat ku frustasi karena pertanyaan itu. Jika kalian menjadi ku, pasti akan linglung, itu yang kurasakan. Hingga pada akhirnya aku memutuskan untuk tinggal sendiri, itung-itung belajar mandiri. Sebenarnya bukan itu maksudku, aku hidup sendiri cuma ingin tak diusik oleh pertanyaan semacam itu.

Disaat usiaku 22 tahun, aku kuliah di Seoul National University (SNU). Disana aku menghabiskan waktu ku untuk belajar dan belajar saja. Tak heran jika aku di juluki Prince Kutu Buku. Aku sangat cupu pada masanya, hingga akhirnya aku bertemu dengan 6 orang laki-laki. Ingat betul dimana aku harus pindah kelas dan bertemu mereka yang super receh dan bandelnya.


Saat itu aku sedang duduk di koridor kampus. Biasalah baca buku, apalagi coba. Dan saat sedang baca buku, aku dipanggil oleh dosen ku. Dosen ku kalau tidak salah bernama Kim Yusouk. "Jung Jaehyun, nanti siang kamu tidak dikelas Saya ya. Kamu akan saya pindahkan dikelas dosen Lee Yongsi." Jujur saja aku terkejut mendengarnya. Bagaimana tidak? Kelas Lee Yongsi itu, semua siswanya laki-laki semua, tidak ada perempuan. Katanya biar tidak caper—Cari perhatian.

Aku duduk dibangku tengah. Kelasnya bersih, ku kira kelasnya kotor. Siswa disini tidak ada yang baca buku, boro-boro baca buku atau ngerjain tugas, mereka lebih milih bermain game dipojok kelas.

Aku sendirian disini, dan saat sedang asiknya baca buku, segerombolan laki-laki dengan seragam lengkap tak lengkap mereka menghampiri ku. Gugup sekali saat itu. Jelas guguplah, kudengar mereka itu adalah geng berandal dikampus ini. Pertama yang kulihat dengan seragam lengkapnya hanya 2 orang, siapa hayoo?

Lucas Wong dan Qian Kun. Dari 6 orang, hanya mereka berdua yang memakai seragam lengkap. Aku ingin tertawa melihat tatapannya Lucas,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Brother-(Lucas Wong)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang