Mulut Cabe Setan

2.4K 295 40
                                    

Hayo hayo kumpul!!!!
Sudah update lagi ini 💅🏻💅🏻💅🏻

Ayo, ayo yg nebak kemarin bisalah ikut baca lagi dan komen sebanyak2nya sampe melubeeerrr

Happy Reading yah!

*****

"Dia bukan gebetan gue---" Xavera menggantung kalimatnya lalu menghadap Lea sepenuhnya dengan mata berbinar dan senyum lebar.

"Jadi?"

"Dia itu jodoh gue," kata Xavera antusias berbarengan dengan siraman jus jeruk ke wajahnya secara tiba-tiba.

Tidak hanya Xavera dan Lea yang terkejut, tapi semua orang yang ada di restoran itu ikut terkejut dan menoleh, memerhatikan keributan yang tiba-tiba terjadi.

Belum sempat Xavera membersihkan wajah dan bajunya yang basah akibat siraman jus jeruk tiba-tiba itu, kini pipinya kembali mendapatkan serangan dari sebuah telapak tangan. Seketika pipi Xavera terasa kebas dan memerah.

Xavera memilih diam dan menatap nyalang ke arah wanita memakai dress mini yang sama sekali tidak terlihat seksi di depannya. Lea yang bersiap untuk maju membela Xavera mendadak berhenti setelah lengannya dicekal kuat oleh Xavera.

"Dengar, bitch! Ini baru peringatan pertama dari gue buat elo. Gue bahkan bisa mempermalukan elo lebih dari ini. Gue gak akan pernah diem ketika sahabat gue digoblokin orang kayak elo. Seharusnya elo ngaca, siapa elo itu! Berani-beraninya bikin sahabat gue frustasi,"

"Lo itu sok jual mahal sama Kellan, biar apa? Biar Kellan penasaran sama elo? Elo itu murahan, gak punya harga diri, simpenan om-om. Elo sama sekali gak selevel dengan Kellan. Pergi jauh-jauh dari kehidupan Kellan. Pelacur kayak elo, gak cocok bersanding dengan sahabat gue!" Sarah mendorong bahu Xavera dengan telunjuknya.

Xavera sendiri sama sekali tidak menunjukkan raut wajah gentar atau takut setelah mendengar ucapan tidak berkelas dari sahabat baik Kellan, Sarah Amalia. Wanita yang sepertinya menaruh hati pada mantan dajalnya itu.

"Udah selesai lo ngocehnya?" tanya Xavera basa-basi.

Lea segera menyingkir. Ia tahu jika Xavera bukanlah orang yang akan diam ketika dihina orang lain.

"Heh, Bitch! Yang seharusnya ngaca dikaca super gede tuh, lo! Kenapa Kellan sampe detik ini gak pernah tertarik sama elo? Suruh sahabat elo yang saiko itu berhenti ngejar-ngejar gue. Gue gak butuh laki-laki kayak dia ada di kehidupan gue." balas Xavera telak.

"Lo itu main ilmu hitam wajar aja sahabat gue tergila-gila sama elo! Dasar munafik!" tuding Sarah.

Habis sudah kesabaran Xavera menghadapi wanita gila di depannya ini. Ia sudah berhasil membangunkan sisi gelap seorang Xavera.

"Dengar, Sarah Amalia. Kalo mulut lo gak mau gue robek jadi lebih gede, mending lo diem. Lo mending pergi ke Rumah Sakit Jiwa buat tes kesehatan jiwa lo, kayaknya lo udah ditahap yang memprihatinkan. Lo pergi aja dari depan muka gue. Gue muak liat muka elo, pengen muntah karena elo terlalu jelek dibanding gue!" Ucapan kasar Xavera terlontar begitu saja, sukses membuat Sarah semakin naik pitam. Seolah harga dirinya jatuh dan diinjak-injak oleh Xavera.

Sarah kembali menyiram wajah dan tubuh Xavera dengan jus melon milik Lea sukses membuat Lea geram.

"What the fvck! Lo gila yah!" bentak Lea menatap nyalang ke arah Sarah.

          

'Bangsat! Bisa-bisanya gue dimandiin dua kali di depan umum begini. Bisa masuk aku lambelambean ini gue! Anjir banget emang si gendruwo betina ini!' batin Xavera mengumpati Sarah.

Lea kembali ingin maju untuk memukul Sarah, tapi Xavera tahan. Namun, yang terjadi malah Sarah yang kembali berhasil menampar pipi Xavera jauh lebih kuat. Seolah Sarah memiliki tenaga sapi gila.

Xavera dengan cepat menjambak kuat rambut Sarah membuat wanita itu berteriak kencang mengeluh kesakitan. Beberapa pegawai di sana berlari mendekat dan berusaha melerai pertengkaran itu. Xavera tersenyum miring melihat penampilan Sarah yang seketika menjadi kacau balau.

"Kita harus bicara, Xavera," kata Kellan yang tiba-tiba muncul di sana.

Xavera menaikkan sebelah alisnya mendengar ucapan pria berjas rapi itu padanya. Sarah mendekap Kellan dan menangis di dada pria itu seolah mengadu jika ia habis teraniaya oleh Xavera. Lea melotot melihat adegan penuh drama itu di depan matanya.

"Bicara? Gue gak mau lagi bicara sama elo! Paham! Berhenti ganggu hidup gue," tegas Xavera.

"Xave, jangan kekanakan. Ini di ruang publik. Ayo, ikut aku. Kita bicara empat mata," bujuk Kellan dengan suara pelan.

"Enggak! Gue gak mau!" tolak Xavera.

"Xavera! Ikut aku!" bentak Kellan membuat semua orang di sana terkejut. Kellan melepaskan pelukan Sarah dan menatap tajam wajah Xavera yang terlalu keras kepala.

Kellan sudah meminta pihak restoran untuk menutup akses masuk restoran itu sementara, ia juga membayar biaya sewa tempat itu guna meminimalisir keadaan yang kacau akibat yang ditimbulkan oleh Sarah dan Xavera. Untungnya hanya ada beberapa pengunjung di sana, tidak begitu ramai.

*****

Tezza memilih untuk makan siang di restoran yang berada di dalam Mall tidak jauh dari apartemennya. Ia memilih untuk duduk di sudut menyepi. Restoran yang ia pilih cukup sepi dan tenang, hanya ada beberapa orang yang ada di sana. Ia tidak tahu, apakah karena makanan di restoran itu tidak enak atau harganya yang selangit sehingga kurang diminati oleh pengunjung.

Ia sibuk memainkan ponselnya, membalas pesan yang dikirim oleh teman-temannya di Luar Negeri. Sampai satu suara yang cukup familier di telinganya membuat kepalanya mendongak untuk memastikan. Benar saja, itu adalah Ratu Iblis yang merusak kinerja otaknya semalaman. Pesan singkat yang dikirimkannya berhasil memporak porandakan pikiran Tezza.

Wanita itu tampil begitu elegan dengan pakaian yang ia kenakan. Sepertinya wanita itu tidak menyadari kehadirannya di sana karena sudah ada seorang wanita yang menemaninya, mungkin wanita itu sahabatnya karena terlihat begitu akrab sikap dan cara berbicara mereka berdua.

Dari tempat duduknya, Tezza secara bebas memerhatikan Xavera. Ia pikir, Xavera yang ketika bersamanya adalah Xavera palsu alias tindakannya dibuat-buat, tapi sepertinya dugaannya salah. Wanita yang kini tengah diperhatikannya diam-diam adalah wanita yang tingkahnya sama dengan saat bersamanya.

Sepertinya pesanan wanita itu sudah datang satu per satu. Tezza sama sekali tidak melepaskan pandangannya dari Xavera. Wanita itu memang memiliki pesona yang luar biasa, wajar saja jika banyak pasang mata menatapnya lekat.

Kejadiannya begitu cepat dan mengejutkan, seorang wanita datang dan tiba-tiba menyiramkan jus ke wajah Xavera. Tezza berdiri cepat, tapi langkah kakinya tertahan saat sebuah tamparan mendarat di pipi mulus Xavera.

Mengejar BerondongWhere stories live. Discover now