21

460 52 3
                                    

" sepertinya.... aku mencintaimu Shikamaru "

' sialan '

-----------000------------

Temari menghela napas, ia merasa lega dan takut di saat yang bersamaan. Ia lega karena akhirnya ia bisa mengatakan perasaannya dan ia takut jika Shikamaru akan membencinya. Tidak mengapa jika pemuda itu menolaknya tapi jangan sampai perasaan benci yang sudah lama hilang darinya kembali lagi

" Uhm... Shikamaru ? "

hening, pangeran di samping Temari terlihat tak bergeming

" Shikamaru... ada apa ? "

Shikamaru tak kunjung membuka mulutnya, Temari mulai cemas

" A- aku tahu... kalau ini sangat lancang tapi.... kau tidak per- "

" Sialan "

" Eh ? " 

" KENAPA KAU MENGATAKANNYA TEMARI ?! "

Belum selesai terkejut, Shikamaru tiba tiba mendorong Temari sampai jatuh ke karus dan menahan lengan gadis itu. Shikamaru menatap gadis di bawahnya dengan tatapan tajam

" A- ak- "

" KENAPA KAU MENGATAKAN HAL ITU ?! "

Temari sedikit gemetar, pasalnya ia belum pernah sekalipun dibentak oleh Shikamaru " G- gomen a- aku- "

" Kalau tahu kau akan mengatakan hal itu... aku pasti tidak akan memintamu bicara duluan " nada Shikamaru berubah menjadi sangat lembut

" Eh ? "

" Haah kau membuatku menjadi pria yang menyedihkan, seharusnya yang menyatakan perasaan terlebih dahulu itu laki laki bukan perempuan "

" Eh ? "

" Arigatou untuk perasaanmu kepadaku, Hime - sama "

" Hah ? "

" Yaah mungkin ini terdengar seperti menjilat ludahku sendiri tapi... apakah aku boleh membalas perasaanmu ? "

" Hah ? "

Shikamaru tersenyum penuh arti sambil menatap manik Turquoise milik tunangannya dengan tatapan hangat dan lembut

" Ta- tapi kenapa kau tadi terlihat marah ? kenapa kau mencengkram ku seperti ini ? "

Shikamaru tertawa canggung " Marah ? aku tidak marah tuh, bisa dibilang... aku tidak sengaja meninggikan suaraku.... yaah mungkin karena kau adalah orang yang pertama kali melukai harga diriku sebagai seorang pria ? "

" Oh iya, selama ini kau terkenal dengan harga diri sempurna sebagai seorang lelaki ya ? aku lupa " ejek Temari

" Yaah begitulah "

Temari tertawa lepas " Jadi kau seperti tadi karena harga dirimu terluka ? kawaii "

" Ya ya, yang tadi itu memang sangat lucu Hime - sama "

Temari terkekeh dan mengalungkan tangannya di leher Shikamaru " Jadi ? apa kau bisa mengatakan jawabanmu dengan jelas ? Oji - sama  "

Shikamaru mengangguk " Aishiteru Temari "

" Aishiteru Shikamaru "

Shikamaru mulai mengikis jarak diantara mereka dan mendekatkan bibir mereka. Mereka pasti akan berciuman jika saja Temari tidak menghentikannya dengan meletakkan tangannya di depan bibirnya

" Aku akan menyimpan ciuman pertamaku untuk mu di pernikahan kita nanti "

Shikamaru terkekeh dan mencium hidung Temari " Baiklah "

Mereka tertawa bersama dan mulai memposisikan diri mereka untuk tidur. Shikamaru memeluk Temari erat dan menenggelamkan wajahnya di tengkuk tunangannya

" Oh ya, kau belum memberitahuku soal apa yang kau pikirkan hari itu "

" Hm ? harusnya kau kan sudah tahu "

" Hei.. aku hanya tahu perasaanmu bukan yang kau pikirkan, ayolah kau kan sudah janji "

Shikamaru tertawa pelan " Saat itu.. aku berpikir... bagaimana perasaanku kepadamu bisa berubah secepat ini ? padahal saat kita pertama kali bertemu aku sudah yakin tidak akan jatuh cinta kepadamu, aku sudah yakin tidak akan menyukaimu dan jika hubungan kita mengalami kemajuan paling besar adalah aku tak lagi membencimu, tapi aku tidak mengira akan semudah ini. "

" Kau ingat saat kau mengajakku tanding pedang untuk pertama kali ? saat kau menanyakan perihal kebencian ku ? saat itu, saat kau tersenyum kau terlihat sangat bercahaya, entah kenapa saat itu aku merasa tersihir padahal kau tidak memakai sihir apapun, aku sempat curiga jika kau sudah memantraiku sebelum datang kemari "

" Hei, aku tidak akan melakukan hal menjijikkan seperti itu " ujar Temari sambil menggembungkan pipinya kesal

Shikamaru terkekeh dan mencubit pipi gadis itu dengan gemas " Itu kan hanya kecurigaanku, Temari "

" Lalu ? "

" Lalu... yaah tidak tahu, intinya tanpa sadar aku selalu tertarik denganmu dan akhirnya aku baru sadar kalau aku mencintaimu "

Temari terkekeh " Yaah aku juga tidak menyangka jika perasaanmu bisa berubah "

" Benar "

" Aku juga tidak menyangka jika aku bisa mencintaimu secepat ini "

" Eh ? memangnya kau tidak terkejut saat menyadari kalau kau mencintaiku ? "

" Tidak "

" Kenapa ? "

" Karena sejak aku datang kemari aku sudah siap untuk jatuh cinta "

Shikamaru tersenyum " Bahkan jika aku tidak membalasnya ? "

" Tentu saja, hanya dengan hal itu kehidupan pernikahan kita akan terasa lebih menyenangkan, tapi kenapa kau bertanya seperti itu ? apa kau mau menghilangkan perasaanmu ? "

" Tidak, sekali aku sudah meletakkan namamu di hatiku maka tak akan pernah ku hapus, lagipula kita kan sudah melakukan sumpah pertunangan "

" Ya, kau benar "  

--------------000-------------

" Oji - sama, Temari - Hime ingin bertemu dengan anda " lapor seorang pengawal yang menjaga ruangan Shikamaru sambil membungkuk hormat

" Biarkan dia masuk, oh ya setelah ini jika tunangan ku ingin masuk ke ruangan ku langsung persilahkan saja, jangan menunggu izinku "

" Ha'ik "

" Shika, apa aku mengganggu ? " Gadis itu berjalan anggun ke arah tunangannya, gaunnya yang lebar sedikit berkibar seiring dengan langkah kakinya yang sedikit cepat

" Kau tidak pernah menggangguku, Tema "

" Kalau begitu, sekarang waktunya kau mengajariku tentang pekerjaan ratu, tunangan ku "

" Haah mendokusai, ne Temari, bagaimana kalau kita terjun langsung ke lapangan saja ? menurutku itu lebih bagus daripada hanya mengamati keadaan Kerajaan dari kertas kertas ini "

" Memangnya kita boleh keluar ? Yoshino Kaa - sama pasti melarang kita, mengingat kita pernah menyelinap keluar tanpa pengawal "

" Beda cerita kalau kita minta izin untuk menjenguk Kurenai - san "

" Eh ? "

" Aku akan beralasan untuk menjenguk Kurenai - san, aku akan membawa pengawal seminimal mungkin karena akan menjenguk bayi, jadi saat kita jalan jalan keluar nanti maksimal nanti hanya Asuna - sensei yang akan ikut mengawal kita, jadi kita tidak akan terlalu terganggu "

" Apakah boleh ? "

" Tentu saja "

" Kau yakin ? "

" Katanya bayinya Kurenai - san sangat menggemaskan loh "

Mata Temari berbinar cerah mendengarnya, ia langsung berdiri dan menggandeng tangan tunangannya " Baiklah, ayo kita coba "

Shikamaru terkekeh " Ayo "






Be My Princess { Shikatema }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang