53. Future.

946 278 154
                                    

Astaga pencet tanda bintang susah ya? Komen susah ya? Apa mata kalian buta gak bisa lihat tanda itu? Yang baca banyak, yang ngevote dikit banget, lama-lama aku unpub juga nih book, kesel banget. Sorry ngegas, aku sudah kesel banget ini.

***
Akhirnya pertandingan baskter terakhir segera di mulai, tentu saja sekolahnya masih memimpin.

Anak sekolahan pada nonton, karena kata guru mereka, mereka harus menyemangati tim basket sekolahan mereka, jadi dalam waktu 2 hari berturut-turut mereka pulang cepat terus.

Tanpa dibilangin juga mereka tentu saja akan kesini, apalagi kalau bukan melihat Seokjun.

Walaupun tuh cowok sudah jadi pacar orang, tapi kan baru pacar, belum jadi suami orang, jadi gak salah dong masih berharap.

Minyoung duduk di ditengah-tengah antara pacarnya dan Minhyuk, karena ya dia cewek sih.

Anak-anak cewek penggemar Minhyuk, gak ada berniat melakukan hal yang aneh karena mereka sudah takut duluan dengan Minhyuk.

Oh, mereka tidak seberani anak-anak angkatan mama dan papanya ya, yang berani membully mamanya padahal mamanya saja kebal dengan hal seperti itu.

Ketua pembully berganti menjadi orang yang dibully, bukankah itu lucu, orang berkata itu karma.

Tapi bagi mamanya, itu biasa aja, karma apaan emang, diakan hanya membully Beomgyu, kenapa semua orang ikut membully dia, intinya saat itu mamanya bercerita dengan sombong sekali.

Padahal mamanya korban bully, tapi seperti tidak terjadi apa-apa.

Minhyuk menoleh kearah banyak cewek yang duduk tidak jauh darinya yang sedang bersorak dengan keras nama Seokjun.

Mereka yang merasa dilihati oleh seseorang langsung menoleh dan terdiam saat Minhyuklah yang menatap mereka.

Dia gak kesal kok Seokjun disemangati oleh mereka, tapi pikirkan juga anggota tim yang lainnya, yang main disana bukan hanya Seokjun, tapi ada 4 pemain lainnya.

"Kalian mau tim basket menang, tapi kenapa hanya bersorak untuk Seokjun?"

Minhyuk bertanya ke mereka namun mereka masih diam saja, ada banyak orang yang melihat juga, ada juga yang lega karena mereka bersorak untuk Seokjun saja dari tadi, untung saja gak duduk dekat Minhyuk.

"Iya, padahalkan yang main bukan kak Seokjun, kalian boleh ngefans sama kak Seokjun, setidaknya disini menjadi netral dulu apa," ikut Minyoung yang jadi kesal juga karena mendengar itu, kenapa hanya kak Seokjun aja yang disorakin.

Hohyeon cuma menahan tangan pacarnya itu, jangan ikut campur.

Tapi susah, Minyoung kan emang suka sekali ikut campur, walaupun situasinya mendukung sih.

Apalagi Minyoung ketua osis dan saat ini ada anak tim basket sekolah mereka yang main.

"Jadi, ayo dukung tim basket sekolah kita, awas aja masih hanya bersorak untuk satu orang," suruh Minyoung sambil melipat tangannya membuat Minhyuk cuma menggelengkan kepalanya.

Sebenarnya ucapan Minyoung terbukti, semua yang awalnya bersorak untuk Seokjun sekarang bersorak untuk tim basket sekolahannya.

Anak tim basket yang sedang bermain cuma bisa tersenyum, Seokjun ikutan tersenyum, lagipula dia dari kemarin tidak enakan terus karena yang disorakin selalu dia padahal ada anggota yang lain.

Mereka duduk lagi, Hohyeon masih memperhatikan saja, dia dari awal smp sampai sekarang tidak berniat ikut basket, karena memang gak akan ada yang mau menerima juga.

Kecuali di dance, disana orangnya baik semua, walaupun ada beberapa yang awalnya sinis ke dirinya, berakhir temenan sama dia.

Ada juga anak cewek yang ngajaknya berbicara, walaupun Minyoung langsung menarik pacarnya itu, enak aja ngomong sama pacarnya.

Mereka menonton dengan fokus sampai tidak terasa waktu babak pertama selesai dan skornya tidak terlalu jauh, anak sekolahnya akan mengejar mungkin di babak keduanya.

Semuanya ada yang keluar untuk membeli minum, ada juga yang masih tetap disini.

Minyoung, Hohyeon, dan Minhyuk masih di bangku penonton, lagian mereka sudah membeli duluan snack dan minuman sebelum kesini.

Pemain basket tadi pergi ke dalam ruangan untuk membahas posisi mereka nanti di babak kedua bersama pelatih mereka.

"Oh iya, gimana kabar cewek yang membully Minhyuk pas itu?" tanya Hohyeon yang penasaran dengan cewek yang berani menentang Minyoung saat itu.

Dibanding menentang, itu lebih ke sok keren, padahal minta maaf itu mudah, daripada perusahaan orang tuanya menderita.

"Kamu gak lihat berita pagi ini atau melihat sesuatu di internet? Beritanya lagi ramai saat ini, cewek yang tidak mau minta maaf ke aku benar-benar akan tidur di jalanan oleh keluarga Minyoung," jawab Minhyuk sambil membuka handphonenya dan menunjukkan sebuah berita dimana ada perusahaan air mineral yang bangkrut karena kalah tender dengan perusahaan papanya Minyoung.

Dan perusahaan air mineral itu ya milik keluarga si cewek kemarin.

Minyoung benar-benar melakukannya, mengerikan sekali.

"Lagian papanya berani sekali mau membeli sesuatu dengan semua uangnya tapi kalah oleh papaku," lanjut Minyoung sambil tersenyum.

Orang tua, anak, dan keluarga mereka benar-benar malu pasti saat ini.

Bukankah dia bilang daripada minta maaf lebih baik tidur di jalan, ya Minyoung wujudkan, dia baik bukan?

"Mengerikan, Minyoung."

"Itu papa yang melakukan, bukan aku lho," balas Minyoung sambil memakan snack yang ada di tangannya.

Hohyeon yang mendengar itu cuma bisa diam, dia gak mengerti dengan masalah bisnis seperti ini, berbeda sekali dengan Minyoung yang mengerti.

Sangat wajar sekali, karena dia itu anak dari pemilik perusahaan yang lumayan terkenal disini.

Kedua orang tuanya memiliki perusahaan, jadi bisa dipastikan betapa bahagianya hidup Minyoung.

Dia tidur aja dapat uang, apalagi kalau kerja, tambah dapat uang.

"Kamu akan mewarisi semuanya."

"Gak, akukan mau jadi dokter, gimana kalau kak Hohyeon aja yang melanjutkannya," balas Minyoung membuat Hohyeon terdiam, hah?

Minhyuk yang mendengar itu cuma menganggukkan kepalanya, sepertinya itu bukan ide buruk.

"Berarti kamu yakin sekali, kalau kamu akan menikah dengan dia?"

Hohyeon tambah terdiam saat melihat Minyoung menganggukkan kepalanya tanpa memikirkan apapun, dia langsung melakukannya.

"Lucky you, Hohyeon," ucap Minhyuk kearah Hohyeon yang cuma menghela nafasnya.

Berbeda dengan Minyoung yang tertawa kecil melihat ekspresi pacarnya itu.

"Hentikan hei, itu memalukan, lagipula itu masih lama, kita saja baru kelas 10," balas Hohyeon membuat Minyoung tertawa sambil memeluk lengan pacarnya itu.

"Tapi memikirkannya dari sekarang kenapa enggak?" ucap Minhyuk sambil minum itu membuat Hohyeon mendengus.

Sudahlah, biarkan saja pacar dan pacarnya Seokjun itu berkata hal yang aneh-aneh.

"Oh iya, katanya kalau setelah pertandingan selesai, kak Seokjun mau mengajak makan di luar sekolah?"

"Iya."

Akhirnya mobilnya digunakan juga, kali saja dia bisa bertemu orang tuanya lagi, kali aja sih.

Tbc.

Huft, sudah santai, lupain aja deh kalimat diatas sekali, aku kesal aja.

Dahlah, semoga suka, vote dan komen jangan lupa.

Sampai jumpa di part selanjutnya.



















Salam,





Anaknya Taekook.

Minyoung's JournalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang