Sebelum baca, absen umur dulu yokk😉
Semenjak kecelakaan itu, terhitung 2 minggu sudah Bella dirawat di rumah sakit ini. Banyak alat-alat medis yang menempel pada tubuhnya. Sejauh ini, belum ada perkembangan apapun dari gadis itu. Keadaannya masih sama, kritis.
Atha menghela nafas panjang. Lelaki itu membetulkan ransel yang bertengger dibahu sebelah kanannya. Usai pulang sekolah tadi, Atha tidak langsung balik ke rumah. Ia lebih dulu ke rumah sakit guna menengok kondisi Bella. Hal tersebut sudah menjadi rutinitasnya akhir-akhir ini.
Perlahan, kaki jenjang Atha terayun kearah brankar Bella. Lelaki tersebut menyanggakan kedua tangannya pada sisi ranjang Bella. Menunduk, mengamati setiap inchi wajah pucat gadis itu. Matanya terpejam damai, bibir mungilnya terkatup rapat, serta aliran nafas yang berhembus dengan teratur. Kapan gadis itu akan kembali sehat seperti sedia kala? Jujur, Atha rindu. Ia ingin melihat raut muka Bella yang judes, galak, dan suka bertindak seenaknya sendiri. Ia juga rindu berdebat dengan gadis itu. Kapan semua itu akan terulang?
"Gue kangen sama lo. Lo kangen juga nggak, sama gue?"
"Bel, lo kapan bangunnya sih? Nggak bosen apa, tidur mulu?" monolog Atha.
"Besok kelas 12 udah mulai Ujian. Lo nggak pengen ikut? Semua anak lagi pada sibuk belajar, pusing-pusing mikir Ujian, dan lo malah enak-enakan tidur disini? Ck, ck, ck! Nggak ada akhlak lu!" kekeh Atha bersamaan dengan setetes air mata yang jatuh. Lelaki tersebut membuang muka. Oh ayolah, Atha selalu lemah jika sudah berhadapan dengan Bella.
"Tuh kan! Gue nangis lagi. Gue nggak mau tau, pokoknya lo harus tanggung jawab. Gara-gara lo, gue jadi cengeng begini. Nggak keliatan gentle lagi kan jadinya, "
Ia menarik nafas dalam. Sejenak mengusap pucuk kepala Bella.
"Bangun gih. Gue janji, kalau lo mau bangun gue nggak bakal galak-galak lagi sama lo, ""Tha, "
"Hm?"
"Lo kenapa sih kalau sama gue judes banget? Sensi, galak, suka nge-gas pula!" Kata gadis cantik itu seraya menjilat es krimnya. Sambil menunggu nasi kotak pesanannya jadi, Bella memutuskan untuk memanjakan lidahnya dulu. Kebetulan sekali, disamping tempat katering ini ada kedai es krim. Jadi dirinya bisa sekalian jajan. Panas-panas begini enaknya makan yang seger-seger.
"Emang gitu?" tanya Atha lalu menoleh. Menatap Bella yang disekitar mulutnya sudah belepotan dengan noda es krim. Spontan, ia langsung menyambar tissu diatas meja kemudian ia sodorkan pada Bella. Peka, gadis itu langsung menerimanya dan mengucapkan terima kasih.
"He'em. Padahal kalau sama cewek lain lo biasa aja. Walaupun enggak terlalu ramah, tapi lo nggak dingin-dingin banget. Misalnya aja Nabila, "
Atha mengedikan kedua bahunya acuh.
"Biasa aja kok. Mungkin perasaan lo aja kali, ""Enggak kok. Tapi emang sih, gue ngerasa diperlakukan beda sama yang lain, "
Bella tersenyum manis. Gadis itu menoel-noel bahu Atha yang sontak mendapat tatapan tajam dari laki-laki tersebut.
"Atau karena gue spesial, jadinya lo memperlakukan gue beda dari yang lain?"ujarnya seraya menaik turunkan alis-genit.Atha mendengkus sambil memutar bola matanya malas.
"Hayooo, ngaku nggak lo?!"
"Apasih!
"Lo suka ya, sama gue?"
"Enggak! "
"Suka kan? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Don't go (End)
Teen FictionBUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA!! "Dasar cowok nyebelin! Awas aja lo, Tha. Gue sumpahin lo nggak dapet jodoh!" ~Arabella Aura Putri~ "Gue sumpahin omongan lo balik sendiri kediri lo! Atau kalau enggak ..., lo sendiri yang bakal jadi jodoh gue!" ~...