"Liv beliin gue susu kotak rasa tawar ya?"mohon rose yg sedari tadi terus merengek pada Oliv agar di belikan susu kotak keinginannya. Tetapi wanita itu malah terus menolaknya, dia tau kalo rose itu tidak menyukai susu atau makanan apapun itu yg memiliki rasa tawar dan nanti akibatnya dia akan muntah.
Karna menurut rose susu tawar itu tidak enak dan malah membuatnya enek, dia tidak mau kejadian satu bulan lalu terjadi karna kebarbar-an nya dia memaksa rose untuk memakan susu kotak rasa tawar yg sudah dia bekukan itu dia masukan ke mulut rose dengan paksa dan berakhir rose muntah-muntah seperti orang yg hamil sampai wajahnya berubah menjadi pucat seperti mayat.
"Lo kenapa sih rose tumben banget pengen susu rasa tawar, Lo kan gak suka minuman sama makanan yg rasanya tawar kok sekarang aneh sih Lo jadi ngerengek sama gue buat di beliin susu rasa tawar? Lo sehat kan rose?"tanya Oliv seraya menempelkan punggung tangannya di kening dan turun ke leher rose. "Sehat kok, gak panas sama sekali"gumamnya yg masih bisa rose dengar.
Rose menepis tangan Oliv pelan, mengerucutkan bibirnya kesal. "Gue gak sakit Liv tapi gue lagi pengen banget susu rasa tawar, emang susah ya buat Lo kabulin keinginan gue? Kalo Lo gak mau pake uang Lo juga gue bisa pake uang gue sendiri kok. Jadi ayo Liv tolong beliin susunya yg udah di bekuin ya Liv?"ucapnya seraya menunjukan binar matanya.
Oliv menghela nafasnya, bukan dia tidak mampu untuk membelikan apa yg sahabatnya inginkan tapi dia takut kejadian bulan lalu terjadi lagi dan berakhir dia kena semprot seharian sama Lisa karna membuat rose muntah-muntah. "Bukannya gitu rose, gue sih iya-iya aja selagi keinginan Lo itu gak buat gue kena ceramahannya si Lilis Suganda lagi"
"Gak akan kok kan waktu itu Lo yg paksa gue kalo sekarang gue sendiri kan yg mau? Lo gak perlu khawatir kalo dia bakalan marahin Lo. Bilang aja gue sendiri yg minta, gitu"
Oliv menghela nafasnya lagi, sudahlah dia sudah cukup lelah untuk meladeni sifat sahabatnya yg keras kepala ini. Untung saja Lisa hari ini tidak ada di kampus karna dia sedang sakit karna muntah-muntah seharian, itu kata Jungkook. Tapi jika orang itu ada maka rose akan di semprot habis-habisan dan Oliv akan di ceramahi seharian oleh Lisa.
Benar-benar seperti orang tua padahal dia itu paling muda loh di antara Oliv dan rose tapi pemikirannya itu terlalu dewasa sampai-sampai dia selalu menceramahi rose dan Oliv jika mereka membuat salah sedikit saja.
"Serah lah, gue udah capek debat sama Lo"ucap Oliv pasrah seraya bangkit dari duduknya.
"Mau kemana Liv?"tanya rose, Oliv yg sudah berada dekat dengan stan minuman menoleh seraya membalikan badannya menatap rose jengah.
"Heh anak tupay, Lo sendiri kan yg mau gue beliin susu rasa tawar? Ngapa Lo sendiri juga yg gak tau gue mau ngapain Jubaedah"balas Oliv kesal sedangkan rose menyengir tanpa dosa dan laknatnya lagi si rose malah ayunin kedua tangannya kaya orang yg ngusir ayam gitu. Oliv memutar bola matanya jengah, kembali membalikan tubuhnya dan melanjutkan langkanya yg tertunda karna manusia laknat yg bernama rose itu.
Emang tega si rose itu sama temennya sendiri, sama suaminya sendiri aja dia laknat apa lagi sama temennya. Emang deh rose itu.
***
"Mau jenguk Lisa gak?"tawar Oliv pada rose yg berjalan di sebelahnya, rose menoleh.
"Ayo aja"jawab rose dengan nada salah satu tokoh di kartun si kembar botak setelah itu terkekeh mendengar ucapannya sendiri begitu juga Oliv yg menyadari nada bicara rose.
"Anjir si Susanti"ucap Oliv di tengah tawanya, rose hanya mengangguk mendengar ucapan Oliv. "Bener ya Lo mau ikut jengukin Lisa?!"tanyanya sekali lagi.
Rose mengangguk. "Iya elah gak percayaan banget sih jadi makhluk"balas rose. "Lo gak ada bawa kendaraan gitu Liv? Atau di jemput?"tanya rose.
"Siapa juga yg bakal jemput gue? Laki gue juga udah balik lagi ke Semarang"rose menganggukan kepalanya mengerti.
"Yaudah Lo ikut gue aja nanti pulang gue anterin Lo"Oliv hanya membalasnya dengan deheman saja.
"Emang Lo tadi berangkat ke kampus gak di anterin gitu sama laki Lo?"tanya Oliv dan di jawab gelengan kepala oleh rose.
"Dia lagi ada kerjaan di luar kota selama 3 hari, mangkanya selama dia gak ada gue berangkat ngampus pake kendaraan sendiri"Oliv menganggukan kepalanya.
Sesampainya mereka di parkiran, rose dan Oliv pun memasuki mobil milik rose dan melaju meninggalkan pekarangan kampus.
•
•
Tak membutuhkan waktu lama untuk rose mengendarai mobilnya, sekarang mereka sudah berada di pekarangan rumah yg di tinggali oleh Lisa dan Jungkook, dengan di tangan mereka terdapat satu parsel buah dan dua keresek besar yg berisikan makanan kesukaan Lisa.Mereka keluar dari mobil, berjalan ke arah pintu rumah besar itu, dan Oliv menekan bel beberapa kali.
Ceklek~
Tampak seorang wanita paruh baya yg membukakan pintunya, rose yg melihat wanita paruh baya itu pun segera mencium tangannya. "Oh rose ya ampun kamu makin cantik aja nak, gimana kabar kamu sayang?"tanya wanita itu seraya menarik rose kedalam pelukannya.
"Alhamdulillah, rose baik kok Tante"balas rose, melepaskan pelukan mereka. Dia adalah Anatasya atau orang sering menyapanya dengan nama ana dia adalah ibu kandungnya Lisa dan mertuanya Jungkook. "Oh ya lisanya ada Tante?"tanya rose.
"Ada kok. Eh ini siapa? Temennya Lisa juga ya?"tanyanya pada Oliv, Oliv yg merasa pertanyaan itu di tujukan untuknya pun segera mencium tangan ana, dan tersenyum manis.
"Iya Tante saya Oliv temennya Lisa sama rose"jawab Oliv, ana menganggukan kepalanya.
"Yaudah masuk yuk, gak enak ngobrol di luar"ajak ana, mereka hanya mengangguk menyetujui. Mereka pun masuk kedalam rumah besar itu, dan ana menunjukan kamar Lisa dan Jungkook berada.
🍃🍃🍃
Mendekati konflik nih guys, siap-siap ya kuatin hati kalian jangan sampai esmosi apalagi mau banting hp. Oke seperti biasa gue ingetin kalian buat jangan lupa vote dan comen, jangan lupa juga untuk baca karya gue yg lain dan kalian harus inget kalo setelah baca jangan lupa untuk tinggalin jejak, woke?!.
See you at another time all.....
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Doctors Possesiv [END] (SUDAH TERBIT DI E-BOOK)
Non-FictionRoseanne, gadis cantik pemilik suara merdu yg memiliki prinsip 'tidak akan mengenal pria atau dalam maksud, tidak akan berpacaran terlebih dahulu sebelum dia mencapai cita-citanya dan membahagiakan kedua orangtuanya' tetapi prinsipnya itu harus ia k...