viii. Chaos

2.7K 627 69
                                    

— Φ —

Jihoon datang ke istana Kerajaan Immortal dengan pakaian perang yang belum lepas dari badannya, Yeonjun—pengawalnya—juga berpenampilan sama dengannya.

"Senggaknya lu copot dulu baju perangnya," ujar Ben yang tiba-tiba sudah berada di samping Jihoon.

"Apa bedanya sama lu?" Jihoon melirik Ben dengan tatapan bergerak dari atas ke bawah.

Ben terkekeh, "oke, gue sama kayak lu."

Mereka langsung masuk ke dalam ruang rapat setelah sampai, sudah ada Han di depan ruangan untuk menjaga situasi dari luar. Yeonjun juga ditugaskan Jihoon untuk bergabung bersama Han.

"Kita langsung mulai aja rapatnya," ujar Jihoon saat ia baru masuk ruangan.

Yoshi dan lainnya yang sudah menunggu hanya bisa mengiyakan permintaan Jihoon. Semenjak Junkyu dinyatakan bersalah dan dipenjara, sikap Jihoon menjadi dingin dan mereka semua yang ada di ruangan merasakan itu. Mashiho yang biasanya suka tersenyum pun juga tidak lagi membalas sapaan para pengawal, prajurit, ataupun pelayan.

"Doy, langsung mulai."

Doyoung mengangguk saat Yoshi memerintahkannya. Ia berdiri dan berjalan maju ke depan. Posisinya kini menghadap ke arah rekan-rekannya yang duduk di meja berbentuk huruf U.

"Gue langsung ke inti aja ya, karena gue juga punya kabar yang cukup serius." Semuanya mengangguk.

"Kasus penyerangan penyihir hitam belum sepenuhnya tuntas bahkan beberapa wilayah masih terus diserang. Tapi gue dapat laporan dari Bang Jihoon kalau ada pemberontak lain yang lebih brutal daripada pemberontak biasanya."

Semua menatap ke arah Jihoon. Lelaki yang disebut namanya pun ikut berdiri di sebelah Doyoung untuk berbicara.

"Di wilayah vampir bagian Tenggara, saat gue, Tuan Dongmin, dan Mashiho sedang dalam misi, kita tiba-tiba diserang pemberontak. Tapi ada yang aneh."

"Apa yang aneh?" Ben bersuara.

"Mereka semua beragam, vampir, werewolf, bahkan sampai beberapa kaum elf ikut nyerang."

"Dan mata mereka berwarna putih," sambung Mashiho. "Kita berhasil tangkap mereka dan bawa ke pelabuhan untuk dikirim ke penjara supaya Doyoung bisa interogasi mereka," lanjutnya.

Yoshi beralih ke arah Doyoung, "jadi, hasilnya?"

"Mereka hilang kesadaran, kayak terpengaruh sesuatu."

"Maksudnya gimana?" Ben kembali bersuara.

"Lu udah hukum mereka juga?" Tanya Yoshi.

Doyoung mengangguk, "nggak ada yang ngerespon, Bang. Disiksa sekeras apapun mereka nggak kesakitan, cuma ngeliatin aja."

"Asahi, lu ikut nyelidikin?" Tanya Yoshi pada Asahi.

Asahi mengangguk, "bukan karena sihir putih atau sihir hitam."

Jihoon menatap ke arah teman-temannya, "Paman Dongmin nggak dateng lagi?"

Ben melirik sekilas, "dia masih bantu pasukan lapangan."

"Lagi?" Nada bicara Jihoon berubah menjadi sinis.

"Doy, Hoon, kalian boleh duduk." Yoshi segera memerintah mereka sebelum Jihoon kembali meributkan hal yang sama selama beberapa bulan ini.

"Penyerangan pemberontak itu belum tersebar ke mana-mana, kan?" Yoshi kembali membawa mereka ke pembicaraan serius.

"Selain laporan dari Bang Jihoon dan Bang Mashi barusan, belum ada laporan lagi sejauh ini," jelas Doyoung.

[i] Secret TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang