※ Chapter 3 : Apakah semua ini hanya lelucon semata?

380 96 10
                                    

Yvonne terus mengamati sistem game dan mencoba mencari tau tentang cara kerja yang diterapkan. Dia merasa sesuatu terasa tidak beres. Sistem game yang sebelumnya memberikan pemberitahuan tentang event kemarin yang sudah dijalankan tiba-tiba menjadi hening. Tidak ada pesan atau petunjuk baru yang muncul sampai membuat Yvonne waspada.

Ketidakpastian merayap di pikirannya saat dia menyadari bahwa dia tidak lagi bisa mengandalkan sistem game untuk memberitahunya tentang bahaya atau kesempatan baru yang muncul.

Dengan hati-hati, Yvonne mengintip ke sekelilingnya, mencari tanda-tanda kegiatan aneh atau karakter yang mencurigakan. Namun, semuanya terasa terlalu tenang. Bahkan mansion yang sebelumnya penuh dengan pelayan berkerja di sekitarnya tampak lebih asing.

Mereka berkerja dan sesekali menyapa Yvonne dengan senyuman tapi itulah yang membuatnya aneh. Dia ingat ada pepatah mengatakan, 'ketika melihat sesuatu yang saking normalnya menjadi sangat normal, maka saat itulah ketidaknormalan sedang terjadi.'

"Ada apa dengan dunia ini?" gumam Yvonne, matanya terus melayang ke arah jendela kamarnya.

Dia merasa seperti ada sesuatu yang disembunyikan darinya, sesuatu yang besar dan mungkin berbahaya.

Yvonne merasa seperti dia berada di tengah-tengah konspirasi besar yang terus berkembang di sekitarnya. Ancaman Leila, sihir yang ada dalam dirinya, dan kemungkinan yang akan terjadi jika dia lengah. Dia tahu dia harus tetap waspada dan siap menghadapi apa pun yang mungkin akan datang, karena dunia ini tiba-tiba menjadi jauh lebih misterius dan berbahaya daripada yang dia kira sebelumnya.

Selama berjam-jam, dia menggali ingatan dan mencoba memahami apakah dia telah melakukan sesuatu yang dapat memicu perubahan ini. Namun, tidak ada yang terlintas dalam pikirannya. Bahkan novel Death Is Only Ending for Villainess yang dia baca tidak menyebutkan banyak hal tentang sistem ini secara jelas. Yvonne merasa seperti ada yang disembunyikan darinya, dan itu membuatnya semakin gelisah.

"... Apa yang harus aku lakukan ya—?"

Namun, saat dia merasa ada sesuatu yang muncul dalam kepalanya, suara ketukan ringan menghentikan lamunannya. Pintu kamarnya diketuk, dan Yvonne menoleh dengan keterkejutan. Siapa yang bisa mengganggunya sekarang? Dia tidak mengharapkan kedatangan siapapun.

"Nona Yvonne, Nona Penelope ingin berjalan-jalan dengan Anda di taman. Apakah Anda bersedia menerimanya?" suara pelayannya Betty mengumumkan.

Yvonne merasa agak terkejut. Penelope, karakter favoritnya dalam dunia ini, memintanya untuk bergabung dengannya di taman. Sebuah undangan yang sulit untuk ditolak.

"Ba-baiklah, aku akan segera keluar." jawab Yvonne, berusaha menjaga ketenangannya.

Dia cepat-cepat berdiri dari tempat duduknya dan mengatur pakaian serta rambutnya dengan rapi. Yvonne tidak ingin mengecewakan Penelope. Baginya, Penelope adalah salah satu karakter favorit Yvonne yang sangat ingin dekat dengannya.

Ketika Yvonne keluar dari kamarnya, dia menemukan Penelope tepat didepan pintu, mengenakan gaun putih berkilau yang membuatnya terlihat seperti peri.

Yvonne terpesona oleh keanggunan karakter itu. Memang dari kecil Penelope sangatlah cantik.... Dan juga begitu tajam seperti pisau.

"Yvonne, kau datang!" seru Penelope, wajahnya berseri-seri. Dan itu sangat aneh bagi Yvonne.

Kenapa anak ini bertingkah seperti itu?

Senyum manis Penelope terpancar dari wajahnya yang cukup tajam bagi anak-anak. Memang kesannya layaknya antagonis dalam game. Karena bukan kehangatan yang ditimbulkan oleh senyum itu, melainkan rasa dingin yang menusuk tulang Yvonne.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 03 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

「Yvonne Eckart : The Lost Duke's Daughter」Where stories live. Discover now