Pagi ini, ketika kaca jendela melukis tempias hujan
Kopiku bertengger di belakangnya dengan tenang, lalu dengan pongahnya ia berkelakar,
“Kan kubasuh getirmu nan kian sendu itu.”Tatapku mencemooh, Bagaimana bisa?
Dirimu saja sudah penuh dengan definisi pahit dan getir di segala sisi?Seolah tersenyum, dia berbisik kemudian,
“Getirku adalah penawar bagi jiwa-jiwa yang sedu,” katamu.
.
.
.
.
.
.
BT*
KAMU SEDANG MEMBACA
Mèmoire (Sajak-sajak Ingatan)
PoetryRank #1 Poems from April 22 2022 Sebagian puisi di sini dapat dibaca di website atau aplikasi Project Saira Akira (PSA) projectsairaakira.com atau aplikasi Project SairaAkira (dapat diunduh di playstore) Bisa dicari di menu Vits Blog / Vitamins Blo...