Sekarang, jam menunjukkan pukul sepuluh malam. Abizar tengah membuat tugasnya yang akan dikumpulkan besok. Terlihat cowok itu yang susah payah menulis dengan tangan kirinya. Di atas kasur Abizar, terlihat Altas yang tengah tertidur pulas.
Abizar menggaruk-garuk kepalanya yang tidak terasa gatal. Dia menatap nanar buku tulisnya yang baru tertulis satu kalimat. Dia harus menyelesaikan resume tentang cerita 'Putri Duyung'.
Di sisi lain, Zara telah menyelesaikan tugasnya. Gadis itu harus membuat resume cerita 'Putri Salju'. Dia bangkit dari kursinya sambil meregangkan otot-ototnya. Gadis itu berjalan ke arah pintu kamarnya. Dia hebdak keluar. Saat membuka pintu, dia mendapati Abizar yang berdiri di depan pintunya sontak gadis itu sedikit terkejut.
"Belum tidur?" tanya Zara.
Abizar menggeleng. Raut wajahnya terlihat memelas kepada Zara. Cowok itu menghalangi jalan Zara. "Minggir."
Abizar tidak mau beranjak dari hadapan Zara. Zara mendengus kesal. "Zara mau minum."
Abizar langsung beranjak dari hadapan Zara dan berlari mengambil air minum di dapur lalu kembali ke tempat Zara. Dia berdiri di hadapan gadis itu sambil menyodorkan segelas air ke arah Zara. Zara mengambilnya lalu meneguknya kasar sambil menatap Abizar heran.
Abizar masuk begitu saja ke dalam kamar Zara. Cowok itu berjalan ke arah kasur gadis itu lalu duduk di tepinya. Zara membalikkan badannya lalu berjalan menghampiri Abizar. Gadis itu duduk di sebelah Abizar, setelah meletakkan gelasnya di atas nakas.
"Ada apa?" tanya Zara.
"Lo mau nolongin gue, nggak?" tanya Abizar balik.
Zara menatap Abizar dalam. "Ngapain? Zara ngantuk, Bi. Mau tidur."
"Gue mohon. Tolongin gue," mohon Abizar sambil memelas kepada Zara.
"Apaan?"
"Buatin tugas gue, ya?"
"Ha?! Kan Abi punya tangan."
"Zar, tangan kanan gue belum sembuh."
"Oke, fine," balas Zara. "Mana bukunya?"
Abizar memberikan buku tulis yang dipegangnya sedari tadi kepada Zara. Zara mengambil buku itu lalu bangkit dan berjalan ke arah meja belajarnya. Gadis itu duduk sambil membuka buku Abizar. Dia menghela nafas kasar saat melihat satu kalimat yang baru ditulis oleh Abizar. Matanya tertuju pada judul resume Abizar, 'Putri Duyung'.
Zara menoleh ke arah Abizar di belakangnya. "Bi, Zara kan nggak tahu kisah asli Putri Duyung."
"Search google," jawab Abizar apa adanya.
"Hm, baiklah." Zara kembali menatap buku tulis itu. Dia mengambil ponselnya yang tergeletak di hadapannya lalu mencari kisah asli 'Putri Duyung', hingga akhirnya dia menemui satu artikel yang menceritakan kisah 'Putri Duyung' lengkap. Kemungkinan Zara membutuhkan waktu 2 jam lebih untuk menyelesaikan resume Abizar. Gadis itu mulai menulis, semakin lama, dia semakin penasaran dengan kisah 'Putri Duyung'.
"Bi?"
"Hm?"
"Gue mau tahu jawaban Putri Duyung di perpustakaan tadi." Zara tetap fokus menulis.
"Jadi, Putri Duyung tidak mendapatkan cintanya dan dia juga tidak menikahi sang pangeran. Sang pangeran malah menikah dengan wanita lain," jelas Abizar.
Seketika Zara terhenti menulis. Dia mendongak lalu mencerna sedikit kalimat Abizar. Dia tahu maksud ucapan Abizar.
"Jadi, Abi merasa kalau Zara ngkhianatin Abi karena Zara pacaran sama Gaffan?" tanya Zara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIZARA | End✓
Teen FictionZara menatap Abizar. "Nama lo siapa?" "Nggak usah jawab, gue tebak. Pasti nama lo Abizar." "Apaan sih, lo!" ketus Abizar dingin. "Benar, kan?" Zara berdecak kagum. "Gini-gini gue buka jasa santet di rumah, loh." ______ Nb : Part pendek-pendek. Gaje...