Sekar Sapada - Aubade

1.3K 288 58
                                    

Dari Final Turnamen NPC

Tema:
Voice for the Voiceless

| Young Adult, Mystery/crime |
||4670 words ||

| Young Adult, Mystery/crime |||4670 words ||

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sayup-sayup, Ketua Yayasan menyelundup. Satu per satu anak pantinya sendiri dijual pada konglomerat jahat atau perompak bejat. Tiada yang mau mengadopsi remaja labil, maka ke rumah bordil mereka berakhir. Tiada yang sanggup mengurus bocah-bocah gelandangan, maka menjadi budaklah satu-satunya pilihan.

Ilegal memang, tetapi kata Ketua Yayasan, "Peduli setan!"

Diam-diam, anak-anak Yayasan Aubade menghantar kabar. Mereka layaknya burung-burung gereja bercuit di pagi hari—sekumpulan makhluk kecil tak berdaya, tiada bahaya yang ditimbulkan. Namun, dari sanalah langkah kecil selalu bermula.

Tidak pernah ada bukti konkret atas kejahatan Ketua Yayasan. Dia disokong para konglomerat dan perompak relasinya. Pria berusia separuh abad itu tak tersentuh hukum ... sampai aku dan Sapada menjejakkan kaki di ruang kerjanya yang semerbak pengharum ruangan aroma lemon pagi ini.

"Detektif Sapada." Sang Ketua Yayasan menyambut kedatangan kami. Dia menjabat tangan pemuda di sisiku, lalu mengangguk samar ke arahku, "Sekar."

Aku memasang wajah angkuh, meniru sikap detektif muda di sebelahku, tetapi Ketua Yayasan—seperti kebanyakan klien selama ini—mengabaikan kehadiranku setelah sapaan singkat.

Kami duduk berseberangan, dibatasi satu meja kerja jati yang seluruh berkasnya telah disingkirkan ke satu sisi dalam tumpukan tinggi. Seorang wanita bernama Rossa masuk kemudian, membawakan tiga cangkir teh lemon. Ketua Yayasan dan Detektif Sapada membahas detail kasus berdua dan—seperti kebanyakan kasus selama ini—menganggapku tak pernah ada di antara keduanya.

"Namanya Agatha." Ketua Yayasan memberikan berkas seorang anak panti—akta lahir, foto, dokumen pengadopsian. "Hilang sejak tiga hari yang lalu. Anak ini akan diadopsi keluarga Alto, dan seharusnya sudah dibawa ke kota kemarin."

"Bila boleh saya bertanya." Aku menyela sampai Ketua Yayasan menoleh. "Tidakkah ada kemungkinan Agatha telah berada di tempat lain saat ini? Entah, seseorang mengantarnya ke desa untuk menjadi pelayan bar, atau dilempar ke kapal perompak di Laut Mediterania?"

"Mungkin sudah sering tersiar kabar tak mengenakkan tentang saya," kata Ketua Yayasan dengan senyum yang tampak sudah dilatihnya tiap hari. "Tapi saya pastikan bahwa saya tak tahu di mana dan apa yang terjadi pada Agatha. Satu hal yang saya yakini, penculiknya ada di sekitar sini. Itulah mengapa saya memanggil detektif swasta tersohor,"—matanya mengerling Sapada—"yang di usia mudanya telah memecahkan ratusan kasus. Keluarga Alto menghubungi saya berkali-kali—kasus hilangnya anak yang hendak mereka adopsi ini bisa lebih mencemarkan nama saya lagi."

Aku mengenyakkan diri ke kursi. Rupanya kami di sini bukan untuk mengekspos si tua bangka, melainkan membantunya membersihkan nama.

Kulirik Sapada, harap-harap cemas apakah dia akan berpegang pada prinsip bisnis dan mengutamakan klien, ataukah memijak mantap pada sisi hukum. Bagaimana pun, si tua bangka ini harus dicopot dari posisinya.

CaesuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang