Bagian 1: Jatuh dan Tertiban

1.4K 115 3
                                    

Cerita ini aku revisi, tapi gak sampai 100 persen. Mohon maaf atas ketidak nyamanannya dan terima kasih bila masih membaca.

🌱

Gerhana baru bangun tidur ketika jam dinding di kamarnya sudah menunjukan pukul 04:30. Masih dengan wajah khas orang baru bangun tidur dia jalan perlahan keluar kamar menuju kamar mandi untuk bersih-bersih sebelum sholat subuh.

Ketika tiba di depan tangga langkahnya dihalangi oleh seseorang yang tak lain adalah kembarannya. Dia Gamaliel Yandra Oktavio atau biasa Gerhana panggil mas Yaya sehari-hari. Sepertinya baru pulang dari masjid karena Yandra masih menggunakan sarung beserta baju koko hadiah ulang tahun dari patungan teman-temannya setahun lalu.

Yandra tidak bergeming dari tempatnya berdiri sekarang. Sepasang netra cowo oktober itu memandangi Gerhana dari ujung rambut hingga ujung jari kaki, menyebabkan si gadis risih dan membalas pandangannya sinis.

Bukannya menghindar Yandra malah tertawa setelah itu. Sebuah keanehan yang membingungkan karena Gerhana sama sekali tidak menemukan apa yang lucu dari dirinya sekarang.

Memutuskan untuk tidak peduli, Gerhana akhirnya lanjut jalan menuruni tangga. Hingga saat dia berdiri tepat di depan Yandra tanpa jarak lagi, cowo itu mencubit pipinya keras dan menyebabkan Gerhana menjerit kencang hingga suaranya terdengar sampai luar.

"MAS YAYA SAKIT!!" Gadis itu kemudian memukuli lengan atas Yandra sebelum akhirnya si pelaku kabur ke kamarnya sembari terbahak menyebalkan. Heran, padahal matahari belum juga muncul dari ufuk timur, tapi Yandra sudah berhasil membuat keributan. Sungguh Gerhana ingin sekali menjual Yandra dari dulu seandainya dia bisa melakukannya.

"Apa sih Na? Kamu pagi-pagi udah berisik!" Ibun muncul dari arah dapur. Tangannya menenteng tas bekal yang nantinya akan dibawa ayah ke kantor sebagai sarapan.

Jarak kantor ayah si kembar memang jauh, bisa memakan waktu sekitar 2 jam apabila terkena macet. Maka dari itu, ayah selalu mengusahakan supaya berangkat pagi dari rumah atau tepatnya setelah sholat subuh. Biasanya ayah Joko akan menumpang dengan pak Reyhan alias ayahnya Stefano–salah satu teman mereka–atau sebaliknya. Katanya sih biar hemat bensin.

"Mas Yaya cubit pipiku nih bun, kenceng banget tadi sampai sakit," Adu Gerhana seperti anak kecil.

"Biarin aja, nanti biar ayah cubit balik si Yandra," Timpal ayah Joko dari arah kamarnya.

Dan di saat yang sama pak Reyhan membunyikan klakson mobilnya dari luar rumah, dan sebelum berangkat pria yang merupakan ayah dari anak kembar itu pamit pada ibun Kristal dan juga Gerhana.

"Nih bekalnya. Ayah jangan jajan sembarangan lho ya, nanti kalau sampai ke dokter lagi emangnya mau?" Ujar ibun.

Sementara ayah Joko tersenyum salah tingkah karena diomeli ibun Kristal, Gerhana diam-diam bergidik geli akibat tidak sengaja menjadi nyamuk ditengah-tengah orangtuanya.

"Lho iya lupa. Ada anak cantiknya ayah juga di sini," Sadar akan eksistensi si anak gadis, ayah Joko kemudian mengelus pucuk kepala Gerhana sembari mengecup sekali pipinya.

Wajah Gerhana sepertinya sudah memerah sekarang. Dia malu karena itu adalah kecupan pertama dari ayahnya setelah sekian lama hubungan mereka sempat ada kecanggungan. Untung Yandra sedang tidak bersamanya. Bisa habis Gerhana diledeki hingga berhari-hari.

"Nggaa ibun, ayah gak jajan kok," Ujar ayah Joko kemudian, "Ayah kerja dulu ya Na."

"Hah, eh iya yah hati-hati."

Setelah itu Gerhana disuruh ibunnya ke kamar mandi sementara dirinya mengantarkan ayah hingga teras rumah.

Di sisi lain, dari balkon lantai 2 bagian dalam rumah Yandra tertawa puas karena sudah berhasil mengabadikan momen dimana adiknya dikecup oleh ayahnya pada ponsel.

Keluarga RT 09 | SMTownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang