11. Strange Guy

27 9 0
                                    

Semenjak Jessi menerima tawaran dari pemilik yayasan dia benar - benar disibukan dengan pemilihannya. Dia kira tidak akan sesulit, seribet dan serumit ini.

Syarat - syarat yang harus terpenuhi seperti pemilihan manusia sempurna. Jessi hampir muntah setiap kali teringat daftar panjang syarat peserta kompetisi model.

Pantas saja Lili yang cantik dengan tubuh indah bagai model professional tidak tertarik sama sekali.

"Masih sibuk sama pemilihan peserta kompetisi?" Laura yang baru saja masuk ke dalam asrama menghampiri Jessi di meja belajar.

"Gue gak kenal dan gak tahu seberapa cerdas murid - murid SMA Andromeda." Jessi merenggangkan otot - otot jemarinya.

"Minta bantuan Lili sana."

"Lili?"

"Ada yang sebut nama gue?" Cewek yang baru saja namanya disebut muncul dari pintu yang tidak tertutup rapat.

"Bantuin Jessi tuh cari murid yang pinter buat dijadiin peserta model."

Lili melempar tasnya ke sembarang arah. Masih dengan seragam yang sudah kucel Lili membuka kancing seragamnya hingga dua kancing teratas terlepas. "Berani bayar berapa?"

"Nggak usah deh, gue lagi seret uang bulanan dari bokap." Jessi memutar bola matanya.

Gadis dengan rok yang panjangnya tidak lebih dari 5cm dari atas lutut itu tertawa aneh dengan mencepol rambutnya asal - asalan. "Bercanda. Bawa sini laptop lo."

"Buat apa?"

"Gue bantu cari murid yang cantik, cakep, pinter tanpa harus muter - muter satu sekolah dan tanya ini itu kaya wartawan."

Awalnya Jessi sedikit ragu akan ucapan Lili yang bisa mencari dengan bantuan sebuah laptop namun mengingat lelahnya selama beberapa hari ini tanpa hasil tidak ada salahnya menerima bantuan gadis berkepribadian anak kecil ini.

"Lo harus ingetin gue kalau udah jam enam!" Ujar Lili sebelum mengaktifkan laptop Jessi.

Laura masuk ke dalam kamar mandi dengan handuk kimononya, pasti mau mandi. Sedangkan Lili mulai mengetik dengan cepat di laptop milik Jessi.

Layar laptop menampilkan angka - angka dan bahasa - bahasa komputer yang tidak Jessi pahami. Jari - jari lentik milik Lili pun tidak berhenti sampai mendapatkan data yang dia inginkan.

"Sial! Keamanannya makin ketat aja tiap tahunnya!" Kesal Lili.

"Lo hack apa?"

"Server utama sekolah."

Gila! Jessi tidak menyangka jika Lili senekat ini hanya untuk membantunya. Meskipun keahlian Lili patut di akui namun tetap saja Jessi takut jika pihak sekolah mengetahuinya.

"Nih! Semua data diri lengkap siswa ada di sini," Lili menggeser laptop agar Jessi bisa leluasa. "Heran gue sama bu Anna. Padahal dia bisa merintah bawahannya atau cari langsung sendiri di data siswa, ini malah ngasih kerjaan repot buat muridnya sendiri."

"Mungkin mereka udah sibuk dengan kerjaan masing - masing. Kata David juga minggu depan ada acara pendidikan karakter buat semua siswa SMA Andromeda." Jessi menyalin beberapa data siswa yang menurutnya masuk ke dalam kriteria.

"Pendidikan karakter? Minggu depan? Niat banget nyiksa murid."

"Emang pendidikan karakter di sini kaya gimana?"

Lili berdiri dan membuka tirai jendela membiarkan perpaduan warna orange dan gelap masuk ke dalam kamar asrama. 15 menit lagi pukul 18.00 dan lukisan Tuhan itu terlihat indah. "Pendidikan karakter di sini sama aja kaya pelatihan militer. Acaranya juga langsung di isi dan dipimpin tentara - tentara berpengalaman."

DangerouslyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang