Ke-1

64 27 17
                                    

"Jadi untuk bikin festival tahun ini meriah, gue punya ide untuk undang penyanyi terkenal." -Jena

"Lo yakin kita bisa ngundang mereka dengan budget segini?" -Jihan

"Untuk itu kalian bisa andalin gue. Kalian percaya kan sama gue?" -Jena

Mereka semua terlihat ragu dan kesunyian pun mengisi ruangan.

"Gue setuju. Menurut gue waketos kita bisa diandalkan, jadi kita coba percaya dulu sama Jena." Ucap sang ketua osis.

Seisi ruangan pun mulai mengangguk.

Setelah rapat OSIS selesai, Jena pergi keluar ruangan dan bersiap-siap untuk pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah rapat OSIS selesai, Jena pergi keluar ruangan dan bersiap-siap untuk pulang.

"Jen," Panggil Diyo.

"Eh iya, ada apa Yo?" -Jena

"Udah sore gini, gue anterin lo pulang aja ya?" -Diyo

"Gak perlu Yo, gue bisa sendiri kok." -Jena

"Nolak mulu sih Jen, gue niat baik loh." -Diyo

"Iyaa, makasih atas niat baik lo tapi gak dulu ya Yoo~" -Jena

Diyo, dia ketua osis dan emang naksir sama Jena dari hari pertama Jena masuk sekolah.

Lalu Jena pergi mendahului Diyo dan pulang dengan ojek yang sudah ia pesan.

Seperti biasa, saat memasuki rumah, Jena selalu disapa oleh nenek yang menunggunya di ruang tamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti biasa, saat memasuki rumah, Jena selalu disapa oleh nenek yang menunggunya di ruang tamu.

"Sudah pulang Jen? Kok hari ini lama banget pulangnya?" -Nenek.

"Nek, kan sudah Jena bilang, Nenek jangan nungguin Jena kayak gini. Jena takut Nenek kecapekan nungguin Jena." Ucap Jena khawatir.

Nenek terkekeh, "Kamu kira Nenek selemah apa? Meskipun sudah tua begini, Nenek masih kuat tau!"

Ya begitulah sifat Nenek, meskipun ia sudah tua tetapi ia lebih kuat dibandingkan yang orang-orang bayangkan.

Heart To HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang