Minta maaf kemarin gak bisa up, coba kalo cerita ini gak up kamu dm/nulis di wall aja gak papa.
Insha Allah sesibuk apa pun bakal saya up kan.
Terima kasih, selamat membaca.
♡♡♡♡♡
Reyna terdiam, terlihat seperti kembali mengingat masa teror yang cukup menyeramkan itu.
"Gue selain selalu dikirim surat kiasan berwarna putih dengan pita yang mengikatnya, gue juga setiap malam saat gue tidur, lampu gue tiba-tiba dimatiin, udah gitu pas gue sadar dan terbangun, kamar udah kayak kapal pecah, di cermin juga ada tulisan "Kamu bersalah*," jelas Reyna dengan raut sendu.
"Gue sempet mikir itu hantunya Kak Regal, karena selama ini gue udah buat salah sama dia," lanjutnya membuat Ina heran. Ternyata Regal tidak hanya mengirimkan surat, tetapi lebih dari itu.
Dan Reyna tidak mengatakan itu semua kepada Zidan. Sehingga yang Ina tahu hanya perihal surat kiasan.
"Pernah satu malam, gue sengaja begadang buat tunggu siapa pun yang datang. Herannya gak ada siapa-siapa, tapi ada surat lagi yang entah datangnya dari mana, bertuliskan "Akui kesalahanmu maka aku akan muncul dihadapanmu","
Reyna menghela nafas, karena dia cukup tertekan dengan teror yang selalu menghantuinya.
"Gue pendam semuanya sendiri, sampai akhirnya gue nyerah," kata Reyna dengan tatapan kosong.
"Kata lo tadi, suratnya kiasan? Lo bisa mecahinnya?" tanya Ina pura-pura padahal selama ini dialah yang selalu memecahkan kiasan itu.
"Nggak, gue dibantu sama Zidan," jawab Reyna jujur.
"Oh," hanya itu yang Ina katakan.
Suasana menjadi hening, yang mereka tidak tahu di belakang mereka seseorang mendengarkan semuanya.
"Aku mau jujur," kata Gibran, membuat Ina dan Reyna menoleh, ternyata bocah itu dari tadi mengintip.
"Sebenarnya, setelah aku memergoki Kak Regal waktu itu, aku dibawa Kak Regal ke rumahnya, dia menjelaskan semua rencana yang akan dilakukan. Saat itu aku lihat ada kucing Kak Regal sama persis dengan kucing Kak Reyna dan aku bilang tentang itu. Beberapa hari kemudian, Kak Regal bilang kucingnya meninggal ditabrak orang, lalu minta aku buat nukar kucing Kak Reyna dan Kak Regal. Aku lakuin itu semua, termasuk teror Kak Reyna di setiap malam hari. Maafin Gibran ya Kak Rey," jelas Gibran begitu panjang sangat membuat Reyna terkejut.
Reyna termenung tidak menyangka selama ini yang melakukan itu semua adalah adiknya sendiri. Tetapi Reyna sadar, ini persis seperti dengan kelakuan yang ia torehkan kepada kakaknya, dan ini adalah karma untuknya.
"Iya, gak papa. Lagian ini kan suruhannya Kak Regal, bukan murni dari Gibran," jawab Reyna begitu bijak. Ina tidak menyangka Reyna akan bersikap baik seperti ini.
"Tapi, itu tulisannya kayak bukan tulisan Gibran si?" tanya Reyna kemudian.
"Iya, gak tahu tulisannya siapa. Kak Regal hanya memberikan suratnya lalu suruh Gibran buat naruh di kamar Kak Reyna," jawab Gibran jujur.
"Sekali lagi Gibran minta maaf ya Kak Reyna, sama Kak Ina juga," ucap Gibran terlihat merasa bersalah.
"Iya, lain kali jangan diulangi lagi yah? Meskipun tujuan Gibran baik, tapi itu cukup membahayakan orang lain," jawab Ina mengusap kepala adik bungsunya itu.
"Iya, Kak Reyna udah maafin Gibran kok. Reyna juga maaf sama Kak Ina yah Kak?" kata Reyna yang mendapat pelukan dari Ina.
****
Hari ini adalah hari keberangkatan Regal, Ina dan Tamara. Tamara membawa dua bodyguard papahnya, untuk berjaga-jaga. Jangan lupa gadis itu tidak pernah setengah-setengah dalam membantu sahabatnya.
Semuanya menghantarkan mereka hingga di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Ina merasakan hatinya tidak karuan, entah tidak karuan karena gerogi bertemu keluarga besar Regal, atau tidak karuan atas hal yang tidak baik.
Ayo terus dukung cerita ini agar sang author semangat dan cerita ini cepat selesai.
Hingga nanti bertemu di cerita saya yang lainnya.
Anya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Absurd [END]
Teen FictionAlangkah lebih baiknya follow dulu sebelum membaca yuk😝 "Cita-cita lo apa?" "Ngangkat derajat keluarga." "Hobby lo apa?" "Rebahan." Inasyha Taraquenza, si sulung dari keluarga TaraQueen. Memiliki hobby rebahan, dengan cita-cita setinggi awan. Inasy...