Let's go to RSJ

677 92 19
                                    

Authornya jahat ya
Hiat gak bilang2
Sorry
Selamatkan saya!!!

*
*
*
*
*
🍁

"Hayoloh, lagi apa itu...."

Junkyu langsung mendorong kepala Jihoon sampai sang empunya kepala terpental. Akhlak less Junkyu mah. Jihoon hanya bisa sabar, padahal tadi disayang-sayang, sekarang dibuang-buang.

Sad.

Hyunsuk datang dengan segerombolan pengikutnya yang sama-sama seperti dajjal. Cowok itu menaruh bucket bunga di meja sebelah ranjang Jihoon, kemudian berdiri di sebelah Junkyu.

Cowok tinggi dengan vibe badboy lain juga ada di sana. Haruto, Yedam dan Jeongwoo. Mereka bertiga memilih duduk di sofa.

Ketahuilah, walaupun Haruto adik kelas, tapi demi apapun dia selalu bermain dengan ketiga kunyuk yang notabennya kakak kelasnya. Karena Haruto adalah adik Hyunsuk.

Iya, adik kandung. Sayangnya Hyunsuk lebih pendek dari Haruto. Mungkin karena Hyunsuk berbaik hati menyumbangkan hormonnya kepada Haruto. Lagipula Haruto tidak pernah mengakui Hyunsuk sebagai kakaknya.

Akhlak less.

"Kak Jun," panggil Haruto.

"Bentar Haru, ini kanjeng nyuruh gue beliin susu anget," ujar Junkyu sambil memasukkan uang di saku celananya.

"Sama cemilan kalo bisa Jun, gue laper."

Junkyu mengerutkan alisnya, melihat ke arah banyaknya makanan dan snack yang berada di atas meja sebelah tempat tidur Jihoon. "Heh goblok, itu di sebelah lo kalo bukan makanan apa?"

"Itu mah makanan dari mamah."

"BEDANYA APA SIH BANGSAT?! ORANG SAMA-SAMA MAKANAN! GUE GOROK LEHER LO YA ANJING! EMOSI GUE!" omel Junkyu sampai membuat Naruto mengusap pundak cowok itu.

"Ya beda dong. Kalo itu dari mamah gue, kalo ini nanti dari lo. Masak kayak gitu doang gabisa bedain."

"Bodo lah anjing! Untung aja lo sakit. Lama-lama gue cekek leher lo!"

Cowok itu berusaha untuk sabar dan menetralkan amarahnya. Biasalah, uke, bawaannya emosi terus. Sedangkan Jihoon menahan gelaknya karena melihat wajah Junkyu yang menggemaskan saat marah.

"Gue ikut ya kak."

"Ayok dah."

Mereka berdua pun berjalan keluar dari ruangan itu, sedangkan Hyunsuk memilih duduk di kursi yang berada di dekat Jihoon. Yedam memilih bermain dengan ikan koki di pojok ruangan, sedangkan Jeongwoo memilih untuk menjadi anak senja yang berdiri di pinggir jendela saat sore hari.

Yedam mencelupkan jari telunjuknya di aquarium, kemudian memutar air aquarium itu perlahan. "Ulululu, ikan gembul punya siapa sih ini... Gemes gemes," gumam cowok itu.

"Anjing udah mulai gila dia nyet," komentar Jeong woo dengan wajah julidnya.

"Lo abis ikut perang dunia ke dua apa gimana sih? Badan luka-luka gitu. Abis ngerampok bank? Atau costplay jadi babi ngepet anying?" tanya Hyunsuk yang sama sekali gak selow.

"Lo nanyain gue?"

"Nanyain ikan cupang gue! Anjing, babilah!" omel Hyunsuk.

"Kan gue-"

You'll also like

          

"Ada gitar gak sih di sini? Gue mau nyanyi buat ikan koki yang gumush ini," tanya Yedam sambil masih mengobok-obok air aquarium.

Plak

"Tolol, ini rumah sakit, bukan bikini bottom. Otaknya dipake kuntul!" umpat Jeongwoo kepada Yedam yang sangat tidak manusiawi. Ya, emang Jeongwoo itu salah satu species yang halal untuk dislebew.

"Ya selow dong! Lo kira otak gue bener?!"

"Kebalik ya tolol! Plisss!" ujar Hyunsuk ikut emosi karena mendengar pertengkaran dua orang itu.

Dan perang pun terjadi di ruangan itu.

Di sisi lain, Haruto tengah berjalan bersama Junkyu menuju ke kantin untuk membelikan susu hangat.

"Kak Jihoon kenapa?" tanya

"Owh, berkelana menggembala biri-biri sampai ke bukit sentosa untuk mencari kitab suci. Biasalah, anak gabut."

"Hmmm, kak."

Junkyu menoleh, melihat netra sang adik kelas yang lebih tinggi darinya. "Apa?"

"Kakak mau nemenin Ruto ke bioskop gak?"

"Film dokumenter?"

"Film action. Bagus kak, baru rilis," ujar Haruto dengan sudut bibir yang terangkat keatas. Junkyu hanya menganggukkan kepalanya hingga menimbulakan suasana hening seketika.

Wushhh

Sebuah kursi roda dengan seorang dajjal- ralat. Dengan Jihoon yang berada di atasnya. Cowok itu meluncur dengan kursi rodanya, hingga menabrak vas bunga besar di depan sana.

"EHHHH! GOBLOK! GOBLOK!"

Brak

Pyar

"Ugh," gumam Junkyu yang melihat live action Jihoon di depannya.

"Anak tolol, dibilang jangan kenceng-kenceng! Dajjal kalian!" Jihoon berusaha beridi sambil memegang pinggulnya. Untung saja pecahan vas bungan besar itu tidak mengenainya.

Hyunsuk berlari dengan dua ekornya yaitu Yedam dan Jeongwoo. Cowok itu bukanya membantu Jihoon malah duduk diatas kursi roda layaknya anak kecil. "Ayo gantian dorong gue!" teriaknya.

"Setan semua, gue yang jadi percobaan. Mau lapor ke polisi kalo kayak gini. Gue sakit malah dijadiin mainan," omel Jihoon yang kesal melihat Hyunsuk dan kedua temannya.

"Hoon," panggil Junkyu yang menarik ketiga orang yang sedang bermain-main itu.

"Apa?" jawab sang empunya nama.

"Perlu gue bawa ke RSJ sekalian gak sih? Lo nambah kesini bukanya nambah pinter malah makin tolol."

"Gimana kalo bawa ke hati lo aja?"

"Mau mati sekarang bangsat?" Junkyu dengan wajah nggak selownya menjawab ucapan Jihoon.

Percayalah, dibalik perbincangan dua orang itu, ada satu orang yang merasa tidak suka dengan interaksi mereka berdua.

Di menit kemudian, tanpa Naruto sadari, dua makhluk yang tadinya adu bacot sekarang sudah mulai saling adu gulat di lantai rumah sakit. Bahkan Junkyu dibuat lupa ingatan kalau sekarang Jihoon sedang sakit.

Jeongwoo mengeluarkan ponsel di sakunya, kemudian merekam aksi gulat Junkyu dan Jihoon di lantai sana.

"Lo ngapain ei?" tanya Hyunsuk.

"Live streaming, biar viral coy. Iya gak?"

"Gue bantu ngiringi pake lagu aja kali ya?" ujar Yedam dengan bersemangat dan tanpa dosa.

Friendship - [ j͏i͏k͏y͏u͏ ]Where stories live. Discover now