3

613 45 8
                                    





.

.

~ Start Story ~

.

.

Mingyu menatap datar kerumunan orang yang ada di depannya. Sekarang pria tampan itu tengah menghadiri acara pembukaan dan peresmian resort miliknya. Meskipun ini adalah acaranya, tapi pria tinggi itu yang paling terlihat tidak berminat. Tangannya meraih segelas jus jeruk yang diantarkan oleh pelayan disana. Dia masih cukup punya kesadaran diri untuk tidak meminum wine atau alkohol lain yang disediakan karena umurnya masih di bawah umur.

Mingyu menoleh ketika ada yang menepuk pundaknya. Dia melihat Seungcheol dan Jeonghan berdiri disana dengan senyuman di bibir mereka.

"Cerialah sedikit, Mingyu-ya. Ini pestamu." Goda Seungcheol. Mingyu hanya menatapnya datar.

Seungcheol dan Jeonghan datang karena diajak orang tua masing-masing. Sebenarnya masih banyak lagi siswa sekolah Mingyu yang datang. Bahkan para siswa XI-1 juga datang kecuali Wonwoo. Biasanya mereka tidak pernah ikut ke acara macam ini, tapi karena ini adalah acara teman mereka, dengan suka hati mereka berangkat. Kini mereka tengah menyebar untuk bicara dengan yang lain atau mencari makanan untuk menggantikan makan malam.

"Aku tidak suka." Jawab Mingyu datar.

"Tapi kau sekelas dengan anak-anak yang gila pesta." Ujar Jeonghan.

"Ouww... sepertinya kita harus pergi, Jeonghan-ah." Ujar Seungcheol. Dia menunjuk orang tua Mingyu beserta rekannya yang menuju kearah mereka bertiga. Jeonghan mengangguk, "Selamat atas pembukaan resortmu, Tuan Muda Kim." Ujar Seungcheol sebelum pergi meninggalkan Mingyu.

"Mingyu-ya, ini tuan Zhou. Salah satu relasi bisnis baru perusahaan kita." Ujar Tuan Kim. Mingyu membungkuk sopan ke arah pasangan suami istri dan anak di depannya itu.

"Aigoo... anak yang sopan. Ah, Mingyu-ssi, ini anak kami Zhou Jieqiong. Dia siswa kelas X di Pledis SHS. Apa kau mengenalnya? Kudengar anakku cukup terkenal disana." Tuan Zhou menatap Mingyu penuh harap setelah menyombongkan putrinya. 

Mingyu melirik gadis yang tertunduk malu disamping ibunya. Cantik.

"Tidak." Tapi sayangnya hanya cantik tidak cukup untuk membuatnya dilihat oleh Mingyu.

Tuan Zhou menampilkan ekspresi kecewa meskipun hanya sebentar, "Ah, mungkin karena dia masih kelas X. Jie, perkenalkan dirimu." Ujar Tuan Kim.

"Annyeong haseyo, Zhou Jieqiong imnida. Tapi aku lebih sering dipanggil Pinky di sekolah."

"Kim Mingyu."

"Aku tahu. Kim Mingyu sunbaenim sangat terkenal di sekolah." Ujar Pinky malu-malu.

"Aku permisi. Aku harus menemui teman-temanku." Pamit Mingyu sesopan mungkin. Setelah membungkuk pada keluarga Tuan Zhou dan orang tuanya, dia berbalik pergi menuju Soonyoung, Jinyoung, L-Joe dan Minhyuk yang duduk sembari minum jus jeruk di salah satu sofa melingkar yang disediakan.

"Hei, Tuan Kim. Bersemangatlah di pestamu sendiri." Sapa Soonyoung begitu mata sipitnya menangkap Mingyu yang berjalan mendekat ke arah mereka.

"Membosankan." Ujar Mingyu datar. Dia mengeluarkan ponselnya ketika benda canggih itu bergetar heboh.

"Kenapa?" tanyanya datar. Dia diam mendengarkan kalimat yang diucapkan bodyguard yang ditugaskannya untuk mengawal Wonwoo.

"..."

Kamu akan menyukai ini

          

"Tetap jaga dia." Titah Mingyu sebelum mematikan sambungannya.

"Siapa?" tanya Soonyoung. Tangannya kemudian melambai ke arah Yunho, "Darimana saja?"

"Berkeliling menjajakan diri." Jawab Yunho malas. Soonyoung tertawa. Dia mengerti maksud Yunho. Menjajakan diri berarti memperkenalkan diri pada semua orang kaya yang ada disana. Tentu saja atas paksaan orang tua masing-masing.

"Ah, Mingyu-ya, kau belum menjawab pertanyaanku."

"Wonwoo."

"Apa dia masih bekerja?" tanya Jinyoung. Mingyu mengangguk.

"Hei, harusnya kau melarang!" ujar Jun. Dia masih khawatir dengan keadaan Wonwoo, dan kekhawatirannya ternyata tidak diterima Mingyu, "Yak! Jangan menatapku seperti itu. Aku hanya khawatir sebagai teman. Aku sudah punya Minghao, ingat?" Jun mengangkat tangannya dan menunjuk cincin yang melingkar di jari manisnya.

"Dia memaksa." Jawab Mingyu datar.

"Waw! Tuan Muda Kim ditaklukkan oleh seseorang!" ledek Soonyoung yang langsung membentuk peace dengan tangannya karena tatapan tajam Mingyu terarah padanya.

"Dia ada dimana sekarang?" tanya Jinyoung.

"Toko 24 jam."

"Wah... dia benar-benar mengagumkan." Puji Minhyuk, "Dia memiliki Mingyu sebagai kekasih yang jelas akan memenuhi semua yang dia mau tapi dia tidak memanfaatkan itu dan memilih bekerja sendiri."

Mingyu mengangkat sudut bibirnya sedikit, "Kau benar."

"Tuan Muda Kim, sudah saatnya anda untuk naik keatas podium." Mingyu mengangguk dan berdiri dari duduknya.

"Berdoalah semoga acara ini cepat berakhir." Ujar Mingyu yang diangguki teman-temannya.

...

"Mingyu-ya, bagaimana pestamu semalam?" tanya Chaerin yang tidak bisa datang karena dia ada di China bersama orang tuanya dan baru sampai di Korea saat tengah malam.

"Membosankan seperti biasa." Jawab Mingyu datar.

"Tapi makanannya enak." Ujar Soonyoung.

"Kau sudah memesan?" tanya Mingyu pada Wonwoo yang duduk disampingnya. Tadi dia harus ke ruang guru sehingga tidak berangkat bersama teman-temannya yang lain. Dia juga sudah menitip pesanan pada Wonwoo.

"Ya." Jawab Wonwoo singkat dengan nada datar.

Selanjutnya meja itu mulai berisik karena ocehan tidak mutu dari teman-teman keduanya. Tak berapa lama pesanan datang dan barulah mereka bisa sedikit diam. Hanya sedikit. Masih saja ada teriakan kesal karena saling rampok makanan satu sama lain.

Mingyu melihat pesanan Wonwoo. Nasi goreng dan satu kotak susu pisang. Dia merasa lega karena Wonwoo makan dengan baik baru-baru ini. Melihat Wonwoo yang mulai fokus pada makanannya, Mingyu akhirnya memulai makan bibimbap di depannya.

...

Mingyu melirik kearah Wonwoo yang terlihat tidak tenang di kursinya. Wajah pria manis itu terlihat merah di beberapa bagian. Mingyu mengamati Wonwoo beberapa saat sebelum kembali memusatkan perhatiannya pada pelajaran.

Bel berakhirnya jam sekolah berdentang nyaring membuat para siswa terburu-buru memasukkan buku dan alat tulis kedalam tas. Mingyu kembali melirik Wonwoo.

"Kau baik?" tanyanya datar.

Wonwoo menoleh ke arahnya dan mengangguk dengan wajah datar khasnya.

"Ayo." Dua manusia itu akhirnya berjalan beriringan dalam diam menuju mobil mewah Mingyu. 

"Kau tidak bekerja?" tanya Mingyu begitu mobilnya berhenti di depan gang menuju rumah Wonwoo.

You & I - UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang