44. Inikah akhirnya?

16.3K 2.5K 326
                                    

[Maafkan typo, Ar gasempet edit🥰 tolong kasih tau kalo ada typo yaa]

Atera sedang duduk didepan meja riasnya, menunggu Audie selesai menyisir rambut panjangnya yang indah.

"Apakah tidak ada kabar dari Greq?" Atera bertanya.

Ini sudah hari ketiga, tapi dirinya belum menerima kabar sama sekali. Tidak dari Greq, pembunuh bayaran yang ia kirim untuk lady Alice maupun dari Charles, pangeran kedua.

Audie menyelesaikan gerakan menyisirnya yang terakhir dan mundur satu langkah sebelum menatap wajah Atera yang terpantul di cermin.

"Maaf nona, tuan Greq tidak memberikan kabar sama sekali. Tapi Yang mulia pangeran kedua mengirimkan surat untuk anda pagi ini" Jelas Audie.

Atera langsung berdiri dan menoleh. "Yang mulia mengirimkanku surat? Cepat bawa kesini, aku akan membacanya" Katanya kemudian berjalan mendekati sofa untuk duduk disana.

Audie memberikan isyarat pada pelayan lainnya sementara dia menyajikan teh untuk Atera.

Tak lama, pelayan membawakan surat yang diminta oleh Atera dan memberikannya padanya.

"Surat ini baru saja sampai, nona, jadi saya baru memberitahukannya pada anda" Audie menatap surat ditangan Atera dengan arti yang tidak diketahui.

Tapi Atera tidak memperhatikannya dan hanya bersemangat untuk segera membuka surat dari Charles dan membacanya.

Seperti biasa, baris pertama dari surat itu adalah sapaan formal layaknya surat dari bangsawan.

Atera membacanya dengan senyum. Tapi semakin membacanya, ekspresi wajahnya terlihat semakin kacau.

Dan semakin mendekati akhir, tangannya dengan geram meremas pinggiran surat. Kemudian begitu Atera selesai membaca bagian akhirnya, surat itu langsung tersobek.

"Yang mulia...!" Atera mengepalkan tangannya kuat, berusaha menahan amarahnya.

"Berani beraninya kau membuangku setelah mempermalukan diriku seperti ini?!"

Ya, dalam surat itu, tertulis dengan jelas maksud dari pangeran kedua. Setelah mengetahui kegagalan Atera dalam kesempatan terakhirnya, Charles memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka dan menggantinya dengan wanita baru.

Belum tuntas Atera melampiaskan emosinya, pintu kamarnya tiba tiba dibuka dan marquess Balsma, ayahnya, masuk menghampiri dirinya.

"Putriku, apakah kamu membuat masalah lagi dengan Yang mulia pangeran kedua?" Tanya marquess dengan raut wajah panik.

"Ayah.. Tidak.. Aku tak melakukan kesalahan.." Segera setelah melihat ayahnya, Atera langsung merasa sangat terpuruk dan hampir menangis.

"Lalu kenapa Yang mulia memanggilku ke istana pagi ini dan seolah berniat memutuskan hubungan diantara kita? Aku bahkan melihatnya berjalan jalan dengan putri dari keluarga Jargon!" Jelas marquess.

"Apa?" Atera mengerutkan dahinya tak percaya pada berita yang dia dengar. Baru berapa hari, dan pangeran kedua sudah menemukan penggantinya?

Atera terduduk lemas di sofanya, seketika merasa frustasi. Sebenarnya apa yang salah? Kenapa semuanya tiba tiba menjadi seperti ini?

"Putriku, tolong jangan terlalu menekan dirimu. Ayahmu ini akan melakukan segalanya untuk memperbaiki hubungan diantara kalian. Jadi jika bisa, cobalah untuk menyelesaikan masalah kalian juga, oke?" Marquess mendekati putrinya itu dan mengelus lembut puncak kepalanya.

I'm the Villainess, So What? [S1 End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang