Satu

2.3K 216 9
                                    

Kedua tungkainya melangkah perlahan, dengan kedua netra yang fokus memandang bunga-bunga indah. Pemandangan hutan yang indah, ada beberapa tanaman bunga, ada juga semak berduri yang berbahaya namun indah. Merekah senyum kemudian menghela napas lega.

Sebuah waktu senggang yang didapatnya setelah mengurus urusan kerajaan sebagai seorang pemimpin adalah waktu yang sangat berharga.

Park Seonghwa, pemimpin dari kaum penyihir putih, memilih untuk berkeliling hutan indah yang termasuk dalam wilayah kekuasaannya sebagai caranya menghabiskan waktu berharga tersebut. Hutan memang sedikit menakutkan, kendati tidak bisa dipungkiri bahwa pemandangan alam adalah hal terbaik. Lagipula, hutan ini milik kerajaannya, hutan yang penuh dengan bunga dan tumbuhan yang menyejukkan perasaan.

Tungkainya kembali melangkah, kali ini menuju bunga yang memiliki kelopak kuning dan sedikit oranye. Sekumpulan bunga yang indah, mekar dengan begitu cantik.

Calendula namanya. Bunga Calendula.

Bunga cantik dengan aroma yang menarik. Salah satu bunga kesukaannya, karena selain bentuknya yang indah, bunga itu memiliki banyak manfaat dalam berbagai bidang, terutama bidang pengobatan.

Tubuhnya sedikit membungkuk untuk memerhatikan salah satu bunga tersebut. Beberapa detik kemudian fokusnya teralih karena ia mendengar bunyi. Ada sesuatu di balik semak-semak. Kembali menegakkan tubuhnya dan menajamkan telinga untuk mencari arah sumber suara. Aneh, tidak ada bunyi apapun setelah itu.

Pandangannya berkeliling, tetapi tetap saja tidak menemukan apapun. Berpikir itu mungkin hanya ulah kelinci kecil yang lewat, kendati tetap menaruh awas. Tidak menemukan apapun bahkan setelah benar-benar memerhatikan bagian yang tadi ia yakini sebagai arah sumber suara. Ia yakin telinganya mendengar bunyi semak-semak dari belakang.

Menghela napas kemudian beralih untuk kembali menatap Calendula yang terlihat cukup tidak sehat tadi.

"Hah—"

Napasnya seolah tercekat begitu dirinya memutar badan. Bukan kumpulan bunga indah yang ia dapati, kendati sosok serigala berbulu keemasan dengan sedikit hitam yang tiba-tiba muncul dan menggeram padanya.

Ada apa ini?!

"Akh!"

Serigala itu mendorongnya dengan paksa sampai dirinya berakhir menimpa semak berduri di belakang. Meringis kesakitan dengan kedua mata terpejam, cepat-cepat membuka matanya ketika tersadar bahwa ada mahkluk buas yang mendekatinya. Baru saja ingin berdiri untuk berbuat sesuatu, kendati sudah lebih dulu ada hal yang membuatnya membulatkan kedua mata.

Seekor serigala berbulu abu tiba-tiba saja muncul dan menerkam serigala berbulu coklat keemasan tadi. Mereka berdua bertarung, Seonghwa yang masih terlalu terkejut untuk melakukan apapun. Ia hanya diam menonton. Menonton pertarungan itu sampai serigala hitam keemasan itu berhasil berlari menjauh dengan kesakitan dari serigala abu yang tampaknya memenangkan pertarungan.

Satu serigala pergi, Seonghwa bernapas sedikit lega. Kendati napasnya kembali tercekat ketika melihat serigala abu tadi malah bergerak mendekati dan bukan mengejar lawannya. Netra abu miliknya terlihat begitu memgintimidasi, Seonghwa menarik tubuhnya untuk mundur, tanpa sadar malah membiarkan duri-duri tajam makin merobek pakaian dan menusuk tubuhnya.

"A-ah.."

Memejamkan kedua matanya erat karena merasakan sakit. Merapalkan sesuatu diam-diam, kemudian membuka matanya ketika luka yang disebabkan duri-duri tadi sudah menghilang. Berniat untuk menyerang serigala tadi, tapi dirinya malah kembali dibuat terkejut. Serigala berbulu abu tadi sudah hilang, berganti dengan seorang pria yang berdiri di hadapannya.

          

Seorang pria dengan netra coklat gelap dan rambut abu gelap yang mengenakan mantel panjang berbulu yang berwarna senada. Pria itu menatapnya lekat, sebelum akhirnya mengulurkan tangan dan berbicara.

"Kau perlu bantuan?"

Seonghwa mengerjap beberapa kali, kemudian menegakkan tubuhnya untuk kembali berdiri sendiri. Tawaran yang tidak diterima membuat pria itu kembali menarik tangannya.

"Siapa kau?"

Pria itu tersenyum kecil, "Kim Hongjoong, pemimpin werewolf dari Fulminare Pack. Kerajaan werewolf di bagian selatan."

Pria itu kembali menjulurkan tangan, Seonghwa sedikit ragu untuk menjabatnya. Pria itu sepertinya menyadarinya, jadi ia kembali menarik tangannya lagi.

"Maaf atas kekacauan yang sudah kuperbuat di wilayah kekuasaanmu ini. Aku hanya berniat mengejar Rogue yang kudapati berbuat ulah di wilayah kekuasaanku tadi, tidak menyangka dia akan lari sampai sini dan malah berakhir begini."

Seonghwa masih menaruh terlalu banyak curiga untuk percaya pada ucapan pria itu.

"Apa kau butuh ganti rugi?"

Tetapi mengingat bahwa kerajaan yang dipimpinnya tidak memiliki hubungan buruk dengan kerajaan werewolf manapun, Seonghwa jadi menuruni sedikit kadar curiganya.

"Tidak." Jawabnya singkat.

Pria itu menghela napas, kemudian memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

"Baiklah kalau begitu, aku akan pergi sekarang. Senang bertemu denganmu, Park Seonghwa- ah maksudku, Yang Mulia."

Memberikan senyum pada Seonghwa sebelum berjalan lurus menerobos semak berduri dan menghilang dari pandangan Seonghwa.

Apa itu tadi? Pria itu mengetahui namanya?

Kerajaan penyihir putih memang tidak memiliki hubungan buruk dengan kerajaan werewolf manapun, tetapi juga tidak memiliki hubungan yang terbilang baik sampai bisa menghapal nama begitu dengan satupun dari mereka. Seonghwa sedikit bingung akan hal itu. Kendati, bagaimanapun Seonghwa adalah seorang pemimpin sekarang. Namanya pasti dikenal banyak orang. Ia hanya tidak menyangka, kerajaan penyihir putih yang terbilang kecil itu mampu membuat nama di kalangan kerajaan besar para werewolf.

Ya, itu masalah sepele, jadi Seonghwa membiarkannya. Sekarang dirinya harus mengurus tanaman Calendula yang sudah rusak parah, dan beberapa tanaman lain yang juga menjadi korban. Ulah tamu tak diundang yang sangat menyusahkan.

Ia menganggapnya masalah sepele, jadi tidak terlalu memikirkannya lagi. Itu adalah kesalahan pertamanya. Karena kalau dipikirkan, kaum keduanya bisa terbilang tidak punya urusan untuk saling mengenal, jadi memang cukup aneh kalau pemimpin werewolf itu tahu namanya. Ditambah, kerajaan bagian selatan itu terletak sangat jauh. Kerajaan yang dipimpin Seonghwa berada di bagian utara, bagian yang terletak di ujung yang berbeda. Memangnya, mengejar Rogue yang kabur bisa sampai sejauh itu, ya?

Seonghwa tidak memikirkan itu sama sekali. Dirinya sungguh sudah membuat kesalahan saat itu.

...
..
.
..
...

"Alpha, apa kau baik-baik saja?"

Pria yang tengah sibuk mencabuti duri-duri dari mantel panjang berbulu serta bagian tubuhnya yang lain itu mendengus. Mencabut satu duri cukup besar yang menusuk dahinya, menyebabkan darah mengalir dari sana sebelum berbicara.

"Harusnya aku yang bertanya begitu. Apa kau baik-baik saja, Delta Choi? Apa berpura-pura menjadi Rogue yang kabur dan bertarung denganku itu sulit untukmu?"

Pria dengan surai kuning keemasan itu menggeleng, "Tentu tidak, Alpha. Sebuah kehormatan untukku karena bisa membantumu."

Pria bersurai abu gelap itu tersenyum, "Baiklah, kita kembali ke kerajaan sekarang. Hah~ perjalanan seharian ke sini cukup melelahkan ternyata."

"Apa kau akan kemari lagi, Alpha?"

Mengusap darah yang sudah melewati pipinya, "Tentu saja. Urusanku di sini belum selesai. Aku masih harus mendapatkannya."

Menghela napas singkat, "Park Seonghwa... Dia begitu manis, bagaimana bisa aku tidak menyadarinya dari dulu? Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatanku kali ini. Aku akan mendapatkanmu bagaimanapun caranya, Seonghwa."





















_________________

anddd, there you go! the first chapter! sorry that it took me so long untuk revisi ini T_T
sebenernya aku masih mikir-mikir lagi untuk publish chapter setelah pembaruan ini sekarang atau nanti.. tapi karena joonghwa ngasih selca hari ini and a lottt of moments, aku jadi mutusin untuk merayakannya dengan publish book ini lagi! >.<
selamat karena kita sudah dapet banyak asupan, joonghwa enthusiasts! ^O^

terima kasih untuk yang masih menunggu dan masih mau baca! terima kasih banyak! it really means a ton to me! thank you! >.<

TURNING PAGE | JOONGHWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang