23. Alasan

772 87 25
                                    

Sudah 15 menit sejak Shaina duduk di meja dekat sudut cafe yang Edgar janjikan dengannya kemarin. Tetapi lelaki itu belum juga tiba.

Apa lelaki itu lupa?

Shaina baru saja berniat mengecek ponselnya untuk melihat kalau saja ada pesan dari Edgar, sebelum akhirnya urung karena lelaki yang ia tunggu telah tiba dan duduk di hadapannya.

Shaina menilik penampilan Edgar. Edgar terlihat santai dengan kaos hitam dan jaket denim. Tampaknya ia sempat pulang ke rumah dan berganti pakaian, sedangkan Shaina masih di baluti seragam sekolah.

Pacarnya.... sangat tampan. Setidaknya, itulah status mereka sekarang. Tidak tahu akan jadi seperti apa setelah pertemuan ini.

"Ayo putus"

adalah kata pertama yang Edgar ucapkan ketika ia duduk di bangku cafe itu. Dia bahkan belum menentukan pesanan. Terlihat sangat jelas bahwa lelaki itu ingin cepat menyelesaikan urusannya dengan Shaina.

Edgar mengatakannya dengan raut teramat santai. Layaknya saat dulu dia mengajak Shaina pacaran.

Sementara Shaina. Gadis itu lagi-lagi dibuat bungkam oleh Edgar. Pacarnya itu, sungguh lelaki dengan ribuan kejutan. Walau Shaina sudah bisa menebak apa yang akan Edgar katakan hari ini, tetap saja sensasi nya luar biasa mengejutkan.

Shaina tersenyum tipis.

"Lo tau gar, gue jadi makin takut punya hubungan sama cowok"

Gadis cantik itu menunduk, memainkan jarinya.

"Kayaknya nasib gue selalu buruk setiap berhubungan sama cowok. Bahkan ayah gue sendiri ninggalin gue"

Shaina tersenyum getir, gadis itu kemudian menaikkan tatapannya, menatap lurus ke arah Edgar yang juga balik menatapnya dengan tatapan datar.

"Bisa gue tau apa alasannya?"

Edgar menghela nafas pelan.

"Gue yakin lo udah punya gambaran kenapa gue kayak gini. Dari awal, hubungan kita sama sekali ga berefek buat gue. Dan lo pasti udah tau, semua yang kita laluin ga menjamin gue bakal balas perasaan lo"

Shaina mengangguk mengerti.

"Lo bener. Lo udah bekerja keras selama ini gar. Gue sendiri kalo jadi lo, mungkin ga bakal bisa bertahan laluin banyak waktu sama orang yang gak gue suka. Tapi lo berhasil ngelakuin itu, walau pada akhirnya kita sampai di titik ini. Yang bisa di bilang jauh dari semua harapan gue"

"Gue jadi mau tau alasan lo lakuin semua ini. Kalo cuma karna penasaran sama gue, lo ga bakal bertindak sejauh ini"

"Sebenernya kenapa Gar? Kenapa lo tiba-tiba masuk ke hidup gue dan bikin semua kekacauan ini?"

Edgar balas tersenyum.

"Lo emang pinter ya Shai. Lo bener, gue ga bakal masuk sejauh ini kalo cuman penasaran sama lo"

"Gue lakuin semua ini,

demi seseorang. Demi pembuktian rasa cinta gue ke dia" Jawab Edgar dengan pasti.

Senyuman tipis masih bertengger apik di bibir Shaina. Sungguh telah menduga bahwa jawaban ini yang akan dia terima.

Kalian lihat, 'pacar kesayangannya' ini sudah punya orang lain yang dia cintai.

Haruskah kita menebak siapa orang itu?

"Boleh gue tebak siapa orangnya?"

Edgar mengangguk memberi tanggapan.

"Siska?"

Maka respon yang di terima Shaina atas tebakannya adalah Edgar yang tertawa ringan di depannya, seolah mereka sedang berbincang santai, membicarakan bagaimana satu sama lain menghabiskan hari.

Nyatanya, pembahasan mereka kali ini tidak seringan itu.

Shaina yang masih belum mendapatkan jawaban pasti dari Edgar menghela nafas kasar.

"Jadi, beneran Siska?"

Edgar menatapnya.

Lelaki itu tersenyum.

Lalu...

menggeleng.

"Bukan" Jawabnya pelan.

Maka Shaina tidak punya pilihan lain selain bertanya

"Kalo bukan dia, siapa?"

"Hmm, kayaknya dia udah datang deh.."

Shaina mengerutkan kening mendengar ucapan Edgar.

"Nah itu dia" Edgar berseru sembari melambai ke arah pintu masuk cafe.

Dan Shaina sontak menoleh ke arah yang sama.

Seolah masalah yang datang di hidupnya belum cukup, kali ini Shaina mati-matian menahan hantaman kuat di hatinya ketika melihat siapa gadis itu.

"A-andin?"



Happy 10k kali di baca yeay🎉🎊🎉
Votment pwease(づ ̄ ³ ̄)づ

The Girl With Double A (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang