Bagian 10

40 6 0
                                    

Assalamualaikum wr.wb

Tekan bintangnya dan tinggalkan k
Jejak di komentar💕


"Iya darma pulang hari raya nyepi nanti."

"Jangan lupa jaga kesehatan."

Sambungan telepon pun terputus, kini darma tengah berada di kamarnya. Baru saja ia menghubungi sang ibu jika ia akan pulang minggu depan. Kini hari hari nya diisi dengan tugas skripsi yang kian hari kian bertumpuk. Untungnya darma tak sendiri ia selalu ditemani oleh salma. Entah mengapa gadis yang semula keras kepala dan terkenal bar bar itu menjadi pribadi yang lembut saat bersama darma. Darma akui itu, kini ia tidak lagi sesedih minggu minggu kemarin saat mendengar bahwa orang yang dicintainya akan menikah dengan kakaknya.

Darma mengambil ponselnya dan menulis pesan untuk salma.

"Udah buka puasa?"
5menit berlalu notif dari salma pun ada. "Udah."

Darma hanya mengirimkan sticker padanya dan lalu ia keluar untuk mencari makanan. Udara jogja malam ini sangat dingin membuat ia ragu untuk keluar dari rumah. Ia memutuskan untuk menunggu tukang nasi goreng yang biasanya lewat depan kostnya.

Saat darma menunggu tukang nasi goreng ia tidak sengaja melihat perempuan memakai gamis coklat dan sepertinya bersama orangtuanya. Juga ada pria yang ia kenali dulu bersama kedua orangtuanya. Darma memperjelas penglihatannya dan benar saja itu adalah keluarga salma dan juga hisyam.

"Kak salwa kan?" Sapa darma saat ia sudah berada di samping mobil salwa.

Salwa dan kedua orangtuanya menoleh. "Nak darma ya? Kok disini?"

Darma menyalami pundak tangan orangtua salma dan menangkupkan tangan pada salwa. "Iya om saya tinggal di sekitar sini."

"Om sama tante darimana?"

Ketiganya saling pandang sebelum bunda salma mulai berbicara. "Kamu masih sering sama salma nak?"

Darma mengangguk. "Kenapa tante?"

"Enggak kenapa kenapa tadi salma bilang mau lomba muai thai besok dan saya sama suami saya gabisa nemenin. Farel juga lagi mudik ke neneknya, bisa kan kamu temani besok?" Ucap bunda salma.

"Iya tante besok saya akan temani salma." Darma masih tidak percaya jika salma ternyata mengikuti lomba muai thai. Pantas saja saat menepuk pelan pundak darma rasanya seperti dihantam batu.

"Yasudah saya dan istri saya pulang dulu." Pamit ayah salma, mereka pun masuk dan tinggallah salwa di luar mobil.

"Saya titip adik saya, jaga dia ya." Ucapnya  lalu ikut masuk dalam mobil.

Darma melihat mobil keluarga salma yang mulai menjauh dari sekitar kostnya. Ia ingin menghubungi salma namun nihil salma sudah tidak aktif, mungkin ia sudah tidur pikirnya.

Keesokan harinya, darma telah siap untuk menjemput salma. Ia sudah berada dirumah salma  10 menit yang lalu. Salma masih mengemasi baju kebesarannya untuk bertanding nanti.

"Ayo berangkat." Ajak salma saat sudah di teras rumahnya. Darma yang semula hanya melirik memusatkan kembali matanya pada salma, sungguh gadis ini sangat cantik.

"Woy gak boleh liatin gue kek gitu." Salma mengusap pelan wajah darma.

"E-e udah pamit belum?" Tanya darma.

"Udah." Jawab salma singkat.

Mereka berdua pun beranjak pergi le  halaman rumah salma dan mulai menaiki motor darma. Salwa tiba tiba datang dengan membawa paperbag ungu milik salma, pikir darma itu adalah milik salma.

BERBEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang