Aku akan menunggu kebahagiaanku.
Namun jika hari itu tidak datang.
Aku yang akan mencarinya sendiri.
Arventa Syahira Putri
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sebuah mobil berwarna merah yang cukup mewah. Berhenti persis di depan rumah milik Arventa."Ini rumah lo?." Tanya Zaky tidak yakin, sambil mengerutkan kening.
"Iya. Kenapa?."
"Nggak kok." Ucap Zaky, sambil tersenyum tipis dan langsung dibalas Senyuman oleh Arventa.
"Emm... makasih udah nganterin Venta." Ucap Venta, dan zaky hanya mengangguk.
"Venta, masuk dulu ya." Pamit Venta.
"Gua mau mampir. Boleh?." Tanya Zaky.
"Boleh." Jawab Venta dengan sopan.
~~~
Rumah yang sederhana, sepi, sunyi, tidak ada siapa-siapa. Hanya satu anggota keluarga yang tinggal disana. Bagaimana dia bisa bertahan hidup tanpa seseorang yang menetap disisinya?.
Itu yang ada di pikiran Zaky. Bagaimana Arventa, seseorang yang belum lama dia kenal, bisa bertahan hidup?.
"Gue salut sama lo. Lo hidup sendiri tanpa siapa pun. Lo cewek yang kuat, Ven." Ucap Zaky di dalam hati. Sambil melihat-lihat sekeliling ruang tengah Arventa.
Sederhana, namun bersih.
"Zaky mau minum gak?." Tanya Arventa, yang baru saja mengganti pakaiannya.
"Eh...nggak usah." Jawab Zaky, yang baru saja terbangun daru lamunan-nya.
"Mending lo duduk sini, deket gue." Pinta Zaky. Dan Arventa hanya mengangguk. Lalu berjalan ke arah Zaky.
Arventa duduk di dekat zaky. "Mau apa?" Tanya Venta.
"Lo tinggal sama siapa?." Tanya Zaky.
Arventa tersenyum tipis. Lalu menjawabnya. " Venta tinggal di rumah sendiri. Orang tua, Venta udah cerai. Mamah nikah lagi sama orang lain. Yaa... mamah udah lupa sama Venta. Sedangkan papah, setelah cerai sama mamah. Papah meninggal. Karena kecelakaan."
Arventa menarik napas dalam-dalam. Lalu membuangnya dengan perlahan. Bermaksud untuk menenangkan diri agar air matanya tidak terjatuh.
"Sorry udah bikin lo nginget masa lalu,lo. Gue nggak tau." Ucap Zaky merasa bersalah.
Zaky yang mendengar perkataan Arventa, tadi. Dia juga ikut bersedih. Padahal tidak biasa ia seperti ini.
Aneh.
"Gue balik dulu ya. Mau ada acara sama temen." Pamit Zaky. Yang langsung dibalas anggukan oleh Arventa.
"Hati-hati ya."
Zaky hanya menangguk. Lalu berjalan keluar dari rumah Arventa. Dan mulai memasuki mobilnya. Lalu melajukannya.
Sudah tidak terlihat lagi kendaraan roda empat itu. Lalu Arventa kembali memasuki rumahnya. Dan berjalan ke arah kamar miliknya.
Arventa berbaring di kasurnya sambil melamunkan masa lalunya saat ia selalu di manja oleh orang tuanya.
Arventa tersenyum pait.
Dan pada saat ia melamunkan masa pahitnya, dimana seseorang yang selalu ada disisinya malah justru meninggalkannya.
Arventa meneteskan air mata.
Hari itu sungguh menyebalkan. Sedih dan frustasi. Semuanya seolah-olah membuat Arventa ingin depresi. Tidak ada yang bisa memahaminya.
Arventa terjatuh, lalu dia berusaha menyemangati dirinya sendiri. Dia bangkit juga sendiri.
Tidak ada siapapun yang berada disisinya. Hingga sekarang. Ia selalu sendiri.
Dunianya hancur. Ntah sampai kapan dunianya akan seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arventa
Teen FictionGadis malang yang selalu dibully oleh teman-temannya ketika disekolah. bahkan ketika pulang sekolah ia harus bekerja demi kebutuhannya sehari-hari. Kedua orang tuanya telah bercerai, Ibunya menikah lagi dengan pria lain. sedangkan ayahnya, setelah...