Jungkook terpaku sebentar, nyaris tak percaya, tapi eunha keburu memperkenalkan nama aslinya, yang sebetulnya juga jungkook sempat baca nama si penulis naskah.
"Serius?"
Eunha mengangguk. "Dapat naskah gue dari mana?"
"Dari...itu-" jungkook bingung mau jawab apa, "dari agensi..kebetulan gue punya teman di sana..terus- gak sengaja nemu naskah itu...sekarang, naskah lo ada di rumah gue... Mian, gue pinjam sebentar.." ujar jungkook.
Eunha tersenyum manis, ia pun tanpa ragu memegang tangan jungkook, "Gwenchana...baca aja..justru gue berterima kasih, karna setidaknya karya gue masih layak hidup."
Jungkook jadi grogi.
Setelah lumayan lama menaiki kereta gantung, mereka keluar dari wahana tersebut. Belum sempat Eunha bertanya di mana tempat pembayaran, jungkook keburu menggesek kartu di sebuah mesin dekat loket.
Selanjutnya, jungkook merangkul Eunha membawanya memasuki area pasar malam. Eunha lihat sekeliling area ada banyak sekali para sejoli bermesraan di sini. Jungkook mengajak eunha bermain tembak gelas, keduanya nampak giro memainkannya. Sekali tembak, jungkook gagal, hingga eunha menembak pun tetap gagal, sampai akhirnya jungkook berhasil menembak susunan gelas dan mendapatkan gelang couple, tanpa mikir-mikir lagi mereka langsung memakai gelang tersebut.
Mereka berjalan asyik menelusuri pusat pasar malam, mereka juga sempat berhenti di tenda penjual odeng dan makan bersama di tempat.
Jungkook berlari sambil menarik tangan eunha ke tempat ice skating.
"Gue gak bisa mainnya.." keluh eunha.
"Tenang, gue ajarin." sahut jungkook.
Eunha pasrah, ia mengikuti saja apa yang jungkook inginkan. Lagi pula memang itu tujuan utama eunha bertemu jungkook, sebagai tanda terima kasih nya.
Saat memainkan ice skating, eunha sungguh-sungguh dibimbing jungkook. eunha kaku campur ngeri berjalan menggunakan sepatu skates, syukurlah jungkook tak pernah melepas tangannya untuk menjaga eunha. Jungkook sendiri pun sangat hati-hati mengajari eunha berjalan pakai sepatu skates.
Kadang-kadang eunha jatuh ke pelukan jungkook lantaran ia benar-benar kesulitan memainkannya. Jungkook selalu tertawa puas ketika eunha jatuh, bagaimana tidak, jatuhnya eunha terlalu menggemaskan.
Selesai bermain ice skating, mereka duduk di ruang ganti sepatu sambil bercengkrama membahas bagaimana lucunya jungkook mengajari eunha, dan cara eunha jatuh tadi.
"Gila, lo kocak banget tadi," ungkap jungkook.
Eunha tertawa, "lagian..kan gue bilang, gue gak bisa maininnya.."
"Tapi seru, kan?"
Eunha mengangguk senang.
Dua sepang pria-wanita keluar dari perbelokan membawa suara riuh mereka berdua. Ketika mereka berjalan melewati eunha dan jungkook, eunha dibuat terkejut lantaran yang lewat barusan adalah sinb.
Eunha berdiri, ia menegur, "sinb-ya!"
Sinb menoleh ke belakang, ia sama terkejutnya begitu melihat eunha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Painting Of 6 Women
Teen Fiction[LENGKAP] Pertemuan di luar kesengajaan, semua nyaris seperti takdir. berawal dari ketiga gadis panti asuhan, mereka bernama sinb, yerin, dan yuju. Meski bertiga bukan berarti mereka selalu dalam kebahagiaan, mereka kerap dapat bullyan dari murid-m...