#19

1.9K 140 11
                                    

Pagi yang sangat dingin untuk Jennie

Jennie menggeliat dan bangkit untuk kekamar mandi

Jennie menghabiskan setengah jamnya untuk membersihkan dirinya lalu turun kebawah

Jennie menoleh ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan Lisa

"Ahjumma , dimana Lili?"

Maid itu berhenti melangkah dan menatap Jennie

"Nona di kamarnya belum bangun"

Jennie mengangguk lalu menuju kamar Lisa

Jennie ingin mengetuk tapi urung, Jennie membuka pintu kamar yang ternyata tak di kunci

Jennie mendekati Lisa yang masih meringkuk dalam selimut, Jennie tersenyum melihat wajah polos Lisa

Jennie membungkuk untuk menatap wajah Lisa lebih dekat

Jennie begitu menganggumi bagaimana wajah Lisa di pahat sempurna , hidung mancung yang tanpa cela juga bibir tebal itu seolah mengundang Jennie untuk menciumnya

Jennie mendekatkan wajahnya ingin mengecup bibir Lisa

"Tidak boleh!"

Lisa menutup bibir Jennie dengan telapak tangannya , membuat Jennie kaget dan langsung menegakkan tubuhnya kembali

Jennie mendecak kesal karena gagal mencuri ciuman dari adiknya

"Jangan berani-berani"

Ucap Lisa serak sambil menggeliat di tempat tidur

Jennie mempoutkan bibirnya menatap penuh tekad pada bibir Tebal Lisa

"Aku tidak boleh dan Irene boleh? Sangat tidak adil"

Lisa bangkit dari tidurnya lalu tersenyum mengejek

"Ini bibirku , jadi dimana masalahnya Unnie?"

Jennie menghentakkan kakinya kesal

"Menyebalkan , dan jangan panggil aku Unnie ... Aku tak suka"

Lisa mengedikkan bahu sambil berlalu kedalam kamar mandi

Cepat atau lambat aku akan merasakan bibirmu Lisa-ya

Jennie bertekad dalam hatinya

Jennie berkeliling kamar Lisa yang hampir tak pernah dia masuki

Jennie berhenti saat melihat foto orangtua mereka

Jennie mengusap bingkai foto itu perlahan

Ingatan tentang kedua orangtuanya segera berkelebatan

Jennie rindu bagaimana ibunya membelai surai hitamnya dan menyisirnya perlahan

Juga daddy-nya yang menggendongnya dan bercanda dengan Lisa yang ada di gandengannya

Astaga .. Ternyata itu sudah sangat lama sekali, seketika dada Jennie sesak karenanya

Second Life (you call my name , and i'll be there)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang