Epilog

823 85 15
                                    

Duarrrrr kaget gak?






[Warn! Semi NC!]











"Ayah, tadi adik tendang-tendang," ujar Hyungjun saat Taehyung baru saja menyimpan tas kerjanya, anak itu menyambut dan memberi peluk pada Taehyung kala senangnya memuncak.

"Pasti adik senang karena kamu ajak bicara," sahut Taehyung seraya melepaskan kaos kaki, dan menyimpannya pada keranjang untuk pakaian kotor, Hyungjun senantiasa mengekor kemanapun Taehyung pergi.

"Uhm, tadi Hyungjun ajak ngobrol adik, dan janji akan ajak adik bermain jika nanti udah keluar." angguk anak umur tujuh itu dengan semangat berkobar dan bagai akan terus menyala.

"Bunda di mana?" Tanya Taehyung saat si gigi kelinci tak terlihat mata.

"Tadi bilangnya mau ke kamar mandi, tapi sudah lama di dalam gak keluar-keluar," ujar anak itu sama kebingungan, dan Taehyung mulai khawatir.

"Oh iya, aku juga bakal dijemput kakek, udah janji sejak minggu kemarin mau ajak jalan-jalan." Taehyung langsung mengusak rambut kecoklatan anaknya, kurang tahu menurun dari siapa rambut itu soalnya Jungkook dan Taehyung punya surai hitam.

Bel ditekan nyaring hingga Hyungjun berburu cepat, seakan tahu kalau yang bertamu adalah orang yang sedari tadi ia tunggu, bahkan Taehyung tak sadar kalau Hyungjun sudah kelewat rapi dengan rambut disisir ke samping.

"Kakek!" Girang Hyungjun seraya hambur pada pelukan abdi negara itu, tapi sudah pensiun lagipula sudah mau punya dua cucu.

"Hai jagoan, udah siap?" Tanya lelaki dengan perawakan yang masih terlihat gagah dengan bahu tegap, cucunya mengangguk dan segera pamit pada ayah yang mengizinkan.

Guru bahasa itu mulai ke arah kamar mandi, dan mengetuk pintunya seraya berteriak dari luar, Jungkook ada di dalam, katanya sedang ada urusan, tapi Taehyung tak percaya.

"Jangan masuk!" cicit Jungkook saat sudah bukakan pintu setelah diancam suaminya akan mendobrak dengan penuh tenaga.

Melongok sedikit dari celah yang tidak benar-benar dibuka lebar, pun Taehyung mulai curiga pada perilaku Jungkook yang buat penasaran, ketika Taehyung ingin melihat ke dalam maka Jungkook cepat menghalangi jalan.

"Jangan!"

"Kenapa? Jangan buat saya khawatir, Jung." kentara sekali wajah itu penuh titik akan rasa khawatir, Jungkook menggeleng masih belum mau keluar kamar mandi dengan pintu yang dibuka sedikit hanya menampilkan sebagian wajahnya.

"Malu." masih bersuara pelan dengan bibir bawah digigit dan mata tak mau menatap lawan bicara.

Ketika Jungkook sedikit lengah maka dengan cepat Taehyung membuka pintu hingga Jungkook terpaku dan menutup bagian bawahnya dengan tangan.

"Ka—mu kenapa?" Heran Taehyung saat mendapati Jungkook tak mengenakan bawahan, dan sekarang malah menunduk seakan merasa bersalah.

"A-aku tiba-tiba berdiri, —hiks malu padahal masih ada Hyungjun tadi." Jungkook mulai bersuara dan menangkup wajahnya dengan kedua tangan, memperlihatkan senjata yang tampak mencuat kemerahan, mungkin tadi sedang mengurusnya tapi susah kalau sendiri apalagi harus menahan suara jika tak ingin buat anak sulungnya curiga.

"Jangan di kamar mandi, nanti jatuh, sini saya bantu, keluarlah." Taehyung menuntun Jungkook hati-hati keluar dari kamar mandi dan mendudukkan tubuh berisi itu pada sisi ranjang.

"Lihat apa kok bisa sampai berdiri?" Taehyung mulai bersimpuh di hadapan Jungkook, membelai paha putih itu pelan hingga tubuh Jungkook bergetar.

"Gak liat apa-apa, hngh." mata bulatnya terpejam sembari remat bahu suaminya erat, dengan lenguh yang tidak ditahan seperti tadi.

GladnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang