Hannah menyudahi pelukannya, ia menatap kedua bola mata Gaffrion dengan lekat, wanita itu masih setia dengan senyuman tulusnya.
“ku tanya sekali lagi, apa tuan muda mau bertemu dengan nona ghea?” Gaffrion masih tertegun, anak itu masih tak percaya kalau orang yang ada dihadapannya ini adalah penyebab desanya terbakar.
“tuan muda?...”
“bolehkah?..” Gaffrion menyahut, menatap Hannah dengan tatapan kosong. Hannah masih tersenyum sebelum akhirnya menjawab.
“tentu saja. tapi ada syaratnya...” Gaffrion menarik nafas dalam, kedua netra miliknya mengeluarkan air mata. ia meremat kerah baju Hannah dengan kuat.
“apapun itu akan kulakukan! demi bertemu dan meminta maaf padanya... akan kulakukan!!” Hannah tersenyum miring saat mendapati teriakan tepat diwajahnya. ini semakin menarik, pikirnya.
Gaffrion terenggah, kedua bola maniknya menangis dan memerah. saat ini anak itu tengah tersulut emosi, antara marah, kecewa dan sedih.
Hannah membisikkan sesuatu ditelinga Gaffrion, pun sang empu mendengarkan nya dengan seksama.
setelah selesai membisikkan sesuatu di telinga Gaffrion, air muka anak itu berubah seketika. ia seperti marah dan kesal.
° . <> ⊹ — ⊹ <> . °
malam itu, Aslan tengah merapikan ruang kerja Lion yang berantakan. banyak kertas dimana-mana, buku-buku yang menumpuk, juga gelas sisa minum teh yang sudah mengering.Aslan menggelengkan kepalanya pelan, saat melihat ruang kerja tuan mudanya yang mirip seperti kapal pecah. pria itu menghela nafas pelan, ia berjalan menuju meja nakas dan mengambil gelas teh bermotif bunga yang ada disana.
“hahh... padahal gelas ini sangat langka. kalau pecah nanti, akan sulit mencari yang seperti ini lagi...” monolog nya sembari menerawang gelas tersebut.
Aslan meletakkan nampan berisi gelas kotor tadi diatas meja nakas. ekor maniknya melirik kearah pintu kamar Lion yang tertutup rapat. ia menghampiri pintu tersebut, lalu membukanya sedikit guna mengintip tuan mudanya.
'kiett...
kedua netra cokelat itu menangkap sosok Lion yang tengah duduk di ranjang, sembari membaca buku. syukurlah anak itu tak apa. kini Aslan bisa bernafas lega.
pria itu berdiri di depan pintu sambil mengetuk dagu, kedua alisnya saling menyatu, menandakan bahwa ada sesuatu yang mengganggu. tapi apa? ia masih mencari tahu.
“aku yakin tadi melihat seseorang... atau mungkin hanya perasaan ku saja?...” monolog nya lalu mengangkat bahu, dan berlalu membawa nampan berisi gelas kotor yang sudah bau.
Karena tadi Aslan melihat Lion yang belum tertidur, inisiatif pria itu membuatkan secangkir susu hangat untuk menemani tuan mudanya membaca.
setelah selesai, ia kembali keatas untuk memberi susu hangat yang sudah ia buat tadi. sesampainya di ambang pintu kamar, lengan kanan berbalut sarung tangan putih itu mengetuk pintu.
'tokk...
'tokk...
'tokk...
“tuan muda, anda belum tertidur 'kan? ini saya buatkan susu—” kalimat nya menggantung, bau tak asing menusuk indra penciuman nya. segera, Aslan mengikuti bau tersebut, ia menerobos masuk ke dalam kamar Lion dan melempar nampan berisi susu hangat tadi ke sembarang tempat. peduli amat, jika nanti gelas nya pecah.
kedua bola manik itu membulat sempurna saat mendapati jendela kamar Lion terbuka dengan lebar, pun sang pemilik kamar tak ada disana.
“lagi-lagi kalian ya?...” batin Aslan saat bau yang ia cium semakin kuat.
tak pikir panjang, pria itu segera pergi mengikuti bau tersebut, yang ia yakini bahwa bau tersebut yang membawa tuan mudanya.
_____________________
To Be Continue . . .
maaf jarang up :D
kangen ga? ya enggak lah masa iya .g
pendek ya, seperti jalan pikiran mu.g
lagi males nulis, maklum pjj
meresahkan dunia ")sorry for all mistake
hope you like that...© reggpaw___
KAMU SEDANG MEMBACA
Make A Contract With Devil [ NOREN ]✔ Revisi.
FanfictionLion hidup bersama kedua orang tuanya di sebuah mansion megah di inggris. Namun pada ulang tahunnya yang ke- 7, kedua orang tuanya, anjing peliharaan, serta singa pemberian pamanya mati dibunuh dan mansion tempat tinggalnya dibakar. Sementara ia di...