Faded

736 57 2
                                    

Saat mikasa dan yang lain sudah sampai di ruang UGD, mereka melihat jean di ruang tunggu.

Jean terlihat sangat lusuh.

Dia belum mandi dari kemarin.

Dia hanya duduk dan menundukan kepalanya.

"Hai.. jean.." sapa armin pelan.

"Oh.. kalian datang.. maaf aku melamun" kata jean sedih.

Eren mengeluarkan bungkusan yang dia beli di dekat rumah sakit.

"Ini.. makanlah.. aku tebak kau belum sarapan tadi" kata eren.

"Ah.. terimakasih.. aku hanya tidak bernafsu makan" keluh jean.

"Kau harus menguatkan dirimu jean" semangat historia.

Bagaimana jean tak sedih, dia hanya memiliki ayahnya saja.

Jean adalah anak semata wayang dari keluarga kirschtein.

Ibunya meninggal saat jean berumur 10 tahun.

Bila dia kehilangan ayahnya, maka jean akan sangat kesepian.

Masalah harta jean tidak perduli.

Jean adalah anak dari pemilik salah satu perusahaan ternama juga di jepang, seperti hal nya eren, armin, dan connie.

Seperti kata annie 'meski tak sekaya eren' tapi perusahaan mereka berempat saling bekerja sama.

Eren paling kaya karena ayahnya adalah dokter nomer satu dan punya rumah sakitnya sendiri, ditambah karena kakaknya, zeke yeager tidak mau menjadi seorang dokter, akhirnya zeke mendirikan perusahaannya sendiri.

Itu sebabnya eren yang paling kaya diantara mereka dan di jepang.

Itu sebabnya jean tidak perduli apapun kecuali kesehatan ayahnya.

Tapi, sekarang ayahnya berada di ambang kematian.

Kurang 3jam lagi, bila benar-benar tidak ada pendonor jantung, maka semuanya akan benar-benar berakhir.

Teman-temannya hanya bisa menyemangatinya.

Kedatangan mereka membuat jean agak tenang.

Sebenarnya armin, eren, dan connie sudah berusaha mencarikan pendonor jantung.

Tapi percayalah mencari pendonor jantung lebih sulit daripada mencari pendonor darah golongan O dan AB.

Selain harus yang masih dalam keadaan baik dan fresh.

Faktor usia ayah jean jga menjadi alasannya.

Usia 40 tahun melakukan operasi jantung sama saja misi bunuh diri.

Kemungkinan bertahannya 30%.

Itu yang dikatakan oleh grisha yeager pada jean dan yang lain.

Ayah jean akhirnya memilih tidak melakukan operasi dan menyerah pada takdir.

Pilihan itulah yang membuat jean semakin lesu.

Sudah tidak ada secercah harapan bagi ayahnya.

Jean dan yang lain sekarang hanya duduk diam di ruang tunggu UGD.

Mereka tidak masuk ke ruang UGD karena para perawat yang merawat ayah jean dan memantau perkembangan ayah jean, jadi yang lain menunggu diluar.

Sekarang di ruang tunggu jean dan yang lain tidak ada yang membuka obrolan sama sekali.

Jean tak berniat untuk bicara ataupun melakukan hal yang lain.

Mereka diam satu sama lain, menyatu dengan keheningan.

Kamu akan menyukai ini

          

Eren dan mikasa duduk bersebelahan, eren masih setia menggenggam tangan mikasa.

Sebenarnya tangan mikasa sangat pegal, tapi eren benar-benar tak melepaskannya sekarang.

Dalam suasana hening itu tiba-tiba lampu pintu ruang UGD menjadi merah.

Semuanya berdiri panik.

Jean dan yang lain berlari ke arah pintu UGD.

Jean memaksa masuk kedalam tapi dihadang oleh perawat.

"Kenapa aku tidak boleh masuk?" Bentak jean ke perawat.

"Maaf tuan tapi anda harus tetap disini dan biarkan kami yang menangani didalam" kata perawat itu.

"Selamatkan nyawa ayahku, kumohon!" Jean mulai menangis.

Perawat itu terdiam.

Grisha akhirnya datang dan berkata "aku akan mencobanya semampuku" diapun langsung masuk.

Jean memukul tembok UGD, pikirannya kalut.

Air mata mengalir deras dari matanya.

"Kami-sama!!! Ambil saja nyawaku, jangan diaaaa! Arggghhhh!!!!" Seru jean kencang.

Yang lain memegangi jean dan menenangkannya.

Jean benar-benar frustasi, dia mengacak rambutnya yang selalu rapi.

***

2 jam berlalu ...

Jean mulai tenang, dia sekarang hanya duduk.

Tatapannya kosong.

"Eren.." panggil jean.

"Ya?" Jawab eren.

"Kenapa ayahmu belum keluar juga?" Tanya jean.

"Jean, tenanglah, kuatkan dirimu" kata eren.

"Ha.. haha.. hahaha.. hahahaha.. kuat katamu? Apa aku terlihat lemah eren? Bukankah dulu kau selalu kalah dariku?" Jean mulai meracau.

Eren hanya diam tak menanggapi.

Lampu pintu UGD berubah warna menjadi hijau.

Grisha keluar dari ruangan dan mencari jean.

Dia berlutut di hadapan jean.

"Jean.. maafkan aku.. nyawa ayahmu.." katanya terpotong.

"Aku.. tidak bisa.. menyelamatkannya.. dia.. sudah.." grisha tak mampu melanjutkan kalimatnya.

Jean tersenyum.

Dia berdiri dari duduknya.

Dia mulai memasuki ruangan UGD.

Saat temannya ikut masuk, jean mengusirnya halus.

"Kalian.. keluar saja.. aku.. butuh waktu.." katanya sambil menuju jasad ayahnya.

Yang lain menurut.

Mereka mulai mengabari saudara terdekat jean.

Para gadis seperti annie, mikasa, sasha, historia, dan ymir ke rumah jean.

Mereka mempersiapkan upacara kematian ayahnya jean.

Mereka memasang bunga-bunga dan foto ayah jean.

Tinggal menunggu jasad ayahnya jean dipulangkan.

Para lelaki menunggu hingga jean keluar dan siap melakukan upacara pemakaman.

Akhirnya jean keluar dari UGD dengan lemas.

Armin memapahnya menuju mobilnya.

Yang lain mulai membawa jasad ayahnya.

Mereka mendandaninya, menaruhnya di peti mati.

Mereka mengirimnya kerumah jean.

Sekarang di rumah jean penuh dengan orang-orang berbela sungkawa.

Upacara pemakaman ayah jean berlangsung lancar.

***

Sekarang pukul 21.00 malam.

Suasana rumah jean telah sepi.

Teman-temannya pamit pulang.

"Kami pulang dulu jean" pamit armin.

Jean hanya mengangguk.

"Kau liburlah dulu, bila sudah baikan, kau bisa masuk kuliah dengan tenang" kata connie.

Jean sekali lagi hanya menggangguk.

Eren memegang pundak jean.

"Kabari aku bila kau butuh sesuatu, jangan sungkan" kata eren.

Dan sekali lagi jean hanya menggangguk.

***

Eren dan yang lainnya pun kembali ke apartemen.

Saat sampai di kamar eren merebahkan dirinya dikasur.

"Aku akan mandi dulu" kata mikasa.

Eren terduduk "aku ikut" katanya manja.

"Baka! Tidak mau" tolak mikasa.

"Aku memaksa!" Kata eren nakal.

Mikasa tak memperdulikannya, dia langsung masuk kamar mandi tapi eren mengikutinya.

Mikasa berusaha menutup pintu kamar mandi namub ditahan oleh eren, kekuatannya kalah jauh.

Eren masuk kamar mandi dan menguncinya dari dalam dan menaruh kuncinya di saku celana belakangnya.

Mikasa sangat takut sekarang, dia hanya berduaan dengan eren di kamar mandi.

Eren menyalakan kran bathup dan membiarkannya sampai penuh.

Saat penuh, eren menarik mikasa secara paksa agar memasuki bathup.

Akhirnya sekarang mikasa dan eren berada di dalam bathup dengan posisi mikasa di depan eren tanpa membuka sehelai baju sama sekali.

Eren memeluk mikasa erat dan membenamkan wajahnya di leher mikasa.

Eren mencium aroma mikasa dalam-dalam.

Mikasa menggelinjang geli atas perlakuan eren.

"E-eren.." kata mikasa.

"Kau wangi, aku menyukainya" kata eren.

Mikasa merasa malu atas ucapan eren.

Eren mulai mencium leher mikasa.

Saat dia melihat leher mikasa dia berkata "tandanya sudah hilang, padahal tidak boleh hilang" katanya.

Tanpa aba-aba eren memberikan kissmark di leher mikasa.

***

My boyfriend is a PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang