22

5.3K 449 124
                                    

Happy Reading 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading 

 Hari berlalu begitu cepatnya. Semenjak kejadian itu, Chenle masih tidak sadarkan diri hampir sebulan lebih. Orang tuanya sangat marah dan khawatir. 

 Haechan yang sudah lelah menunggu Chenle, menyandarkan tubuhnya dikursi. "Lo kenapa ga bangun-bangun sih, Le? Dokter juga bilang lo ngga papa, ngga ada gangguan mental sama sekali juga. Lo kenapa sih??!!" Kesalnya

 Tentu saja Haechan dimarahi habis-habisan oleh kedua orang tua Chenle pasal sang anak tercinta hampir saja menuju rohmatullah. 

"Gue kangen lo, Le. Gelud sama lo, manja sama lo, jalan-jalan sama lo. Semuanya gue kangen di diri lo. Semenjak 7 tahun yang lalu kita pisah, baru pertama kali ketemu langsung gini. Gue ben- 

Tokk... Tokk... 

 Haechan menoleh ke arah pintu, lalu bangkit dari duduk dan menghampirinya. 

Ceklek-

 Ia sedikit terkejut, dengan sosok pemuda jangkung didepannya. "Ohhh.. Kau?! Masuklah..." Mempersilahkan orang itu masuk 

"Terima kasih,"

 Sebuah bungket bunga dan buah diletakannya di atas laci sebelah Chenle. "Apakah dia sedang istirahat?" Tanyanya 

 Haechan menggeleng pasrah. "Jangankan istirahat, bangun saja tidak. Oh ya, kita belum berkenalan. Aku Haechan dan dia adikku Chenle."

"Jisung," Balasnya. "Tapi ngomong-ngomong kalian tidak mirip sama sekali?" Tanyanya bingung membuat Haechan terkekeh. "Memang kita beda orang tua. Aku sudah menganggap Chenle seperti adikku sendiri."

 Jisung mengangguk mengerti, lalu melihat Chenle yang tertidur tak berdaya dengan wajah pucatnya. 

"Sudah 1 bulan dia tidak ada perkembangan sama sekali. Semua dokter dirumah sakit bahkan luar negeri mengdiagnosis tidak terjadi sesuatu dengannya." Jelas Haechan lalu mempersilahkan Jisung duduk di sofa

"Benarkah??"

 Haechan mengangguk, "ya kali kek di dongeng juga. 'Putri Tidur' tapi ini 'Chenle Tidur'. Ngayal kan njir! Mana ada seperti itu! Hanya fantasi halu para pribumi."

 Jisung hanya terkekeh mendengar keluhan dan rengekan Haechan. 

"Ahh, Jisung-sii.."

"Ne?"

"Bolehkah aku meminta tolong kepadamu untuk menjaga Chenle sebentar? Ahh maaf, tapi aku ingin membeli makanan dikantin. Sebentar saja! Boleh kah?"

 Haechan berharap Jisung bisa memenuhi keinginannya karena sungguh perut buncitnya belum terisi seharian penuh. 

"Kau makanlah saja dikantin, aku akan menjaga Chenle disini." Jawab Jisung membuat Haechan berbinar, "benarkah?" Mengangguk pelan. "Apa tidak mengganggu waktu bekerjamu?" Sedikit basa basi jadi basi

STORY THAT WON'T END | CHENJI✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang