38. Kopi Hangat dan Roti Cokelat

441 26 1
                                    

"Ketika cinta ada karena karma."

—luGu—



♡Selamat Datang dan Selamat Membaca♡


















Minyak kayu putih menguar aromanya ke seluruh ruang tamu. Karna mengoleskan minyak itu ke tangan Aiyanika agar merasakan kehangatan. Kini Karna tengah asyik menghabiskan waktunya bersama si gadis lugu, kedua orang tua mereka pun saling membicarakan hal serius sekarang.

Maminya Aiyanika terkekeh pelan. "Kita atur waktunya lebih cepat untuk pernikahan mereka, ya?"

"Iya dong Ray, biar Aiya ada yang jagain juga kan," jawab sang bundanya Karna.

Karna mengembuskan napas berat. "Tapikan Bun, kita masih belum cukup umur buat nikah."

"Ih, kamu kan bentar lagi dua puluh tahun Kar," sela Auriella.

Tetap saja cowok itu menggelengkan kepalanya. "Bun, Aiya kan masih tujuh belas tahun, kita masih perlu kejar mimpi masing-masing."

Rayla mencerna perkataan Karna, benar juga mereka masih muda, mereka punya mimpi. Tanggung jawab rumah tangga masih belum mereka bisa hadapi, Rayla pun tersenyum tipis.

"Daripada pacaran lama mending kalian nikah, setelah itu kalian kejar mimpi dan pulang lagi sebagai sepasang suami istri dengan versi terbaik yang telah kalian siapkan," papar Rayla yang membuat Karna merenung.

"Kapan, ya?" tanya Karna mulai memberi lampu hijau tanda sejutu.

Auriella menimang-nimang pernikahan yang tepat untuk keduanya. Dia pun memberikan isyarat pada sahabatnya lewat tatapan.

"Kamu kan udah lulus, kalau tiga hari lagi aja gimana?" usul Auriella membuat Karna cengo.

Rayla pun bertepuk tangan. "Waduh, tapi persiapannya gimana? Kita belum sewa ini itu, beli cincin, terus bajunya, belum urusan KUA, undangannya belum disebar juga, aku gak kebayang mumetnya."

Auriella berdecak kesal. "Kita minta bantuanlah, masa kita aja yang kerja, kita kan punya duit buat bayar orang."

"Boleh tuh, ayo, sekarang aja kita gerak!"

Kedua wanita karier yang persahabatannya awet sampai akan jadi berbesan pun tampak semangat memulai perlengkapannya. Sementara Karna sudah frustrasi dengan Aiyanika yang tertidur pulas di bahunya.

"Tuh emak-emak kenapa gak nanya dulu emang anaknya mau nikah sama gue?" gerutu Karna tak diberi kesempatan untuk mengusulkan hal lain.

Aiyanika bangun dari tidurnya sebab Karna berceloteh tidak jelas. "Aiya, mau martabak cokelat keju."

"Roti aja yuk, bunda udah bikinin spesial buat calon mantunya," tawar Karna yang membuat rasa kantuk Aiyanika hilang seketika.

Karna membawa Aiyanika ke balkon, mereka berdua saling menikmati roti dengan kopi susu. Senja yang hangat hari ini, bisa Karna lihat lagi bersama Aiyanika di sampingnya.

Tak lupa dia mengabadikan momen ini dengan mengambil satu jepretan di mana Aiyanika tengah mencelupkan roti ke kopinya. Gadis lugu itu terkesiap mendengar suaranya, Karna terkekeh pelan melihat ekspresi yang menurutnya lucu.

          

"Kenapa di foto?!" protes Aiyanika.

"Aku suka senja, tapi kamu lebih indah dari senja. Lagian hari ini gak mungkin ke ulang lagi di hari nanti, kan?"

Aiyanika tak sadar bahwa rotinya telah tenggelam di gelas berisikan kopi susu itu. Dia hendak mengambilnya, tetapi dicegah oleh Karna, lelaki itu mencelupkan sendok agar rotinya bisa terangkat, kemudian dia mengarahkannya pada mulut mungil Aiyanika.

"Bidadari datang dari mana kamu ini?"

Aiyanika mendengus kesal karena pipinya jadi merah merona, dia pun memalingkan atensinya ke arah lain, sungguh berada di dekat Karna tidak aman untuk kesehatan jantungnya.

"Kita buat permintaan yuk?" Penawaran dari Karna sontak membuat Aiyanika meliriknya.

"Aiya, mau jalan-jalan malam ini sambil makan martabak, beli nasi goreng di kantin sekolah Aiya, Aiya juga mau kelinci ganti kemarin yang mati, terus delapan lolipop, sama boneka kelinci yang besar biar boneka beruang ada temennya," kata Aiyanika dalam satu tarikan napas.

Karna tertawa mendengar permintaan Aiyanika yang bejibun. "Tapi ada syaratnya, Yaya Bocil harus penuhin permintaan aku dulu."

Gadis lugu itu mengernyit bingung, senyuman kecil dari Karna sangat menakutkan.

"Permintaan Om Kelinci apa?"

"Menikahlah bersamaku," jawabnya.

Tentu saja gadis lugu itu terkejut mendengarnya, apalagi statusnya yang masih pelajar SMA pula. Mana mungkin dia akan menjalin hubungan suami istri dengan Karna.

"Enggak mau, Aiya masih kecil," cicitnya  merunduk takut.

"Yaya Bocil kan pacar aku jadi harus nurut," timpal Karna tidak mau kalah.

Aiyanika menggelengkan kepalanya cepat. "Kalau gitu Aiya enggak mau jadi pacarnya Om Kelinci."

Lelaki itu mengangkat cangkir kopinya, menyeruput kopi yang masih hangat. "Tapi kamu milik aku, aku juga milik kamu," katanya.

Karena pipinya yang semakin memanas,  Aiyanika pun menutupi wajahnya dengan telapak tangan, bersiap melarikan diri dari pandangan Karna, tetapi lelaki itu terlebih dahulu mencekal tangannya.

"Yakin? Gak mau martabak? Nasi goreng? Kelinci? Lolipop? Boneka?" Pertanyaan itu membuat Aiyanika terjebak dalam dilemanya sendiri.

"Tapikan Om Kelinci bakal pergi jauh buat lanjutin sekolah," keluh Aiyanika saat teringat rencana Karna untuk kedepannya.

Karna tersenyum hangat, dia melepaskan genggamannya dan kini beralih menangkup wajah mungil gadis lugu itu.

"Sejauh apapun aku nanti, aku bakal tetep ada di hati kamu, gak akan ke mana-mana selain pulang ke kamu lagi," ucapnya meyakinkan keraguan Aiyanika.

"Tapi gak ada yang tau takdir, entah Aiya atau Om Kelinci, bakal pergi kalau masanya udah habis."

Tangan Karna mencubit gemas hidung kecil mancung milik Aiyanika. "Sebelum masa itu datang, jangan ada jarak di antara kita."

"Sekarang ada hp, kita bisa saling kabarin tiap waktu," sambung Karna.

Aiyanika menganggukkan kepalanya, dapat persetujuan pun Karna langsung menarik Aiyanika ke pelukannya.

"Aku selalu sayang kamu, Yaya Bocil."

"Aiya juga sayang sama Om Kelinci."

Biarlah senja jadi saksi bisu bagi kisah cinta kedua insan tersebut. Kopi menjadi dingin dan roti yang mulai meleyot pun keduanya tak sadar, karena saking nyamannya hangat pelukan.
























Assalamualaikum

Haiii?

Apa kabar pembacakuu??

Sudahkah kalian vote, komen, share dan follow? Kalau belum silakan ya dikerjakan terlebih dahulu, itu bentuk dukungan untuk cerita ini.

Jangan lagi jadi silent readers, nda usah malu-malu ya! Baca elite, dukung sulit bwahaha.

Tidak perlu dimasukin ke hati, cukup masukin ke otak terus direnungi.

Jaga kesehatan ya dan love yourself guys

BYE BYEEE SAYANG

LUGU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang