Dua tahun telah berlalu, kembali ke masa kini. Suara riuh pikuk perkotaan serta suara langkah terdengar diseluruh penjuru udara saat itu.Jangan lupakan dengan suara mulut dari orang-orang yang berbicara.
Terlihat beberapa orang memakai seragam OG timnas voli Jepang tengah berkumpul pada suatu tempat.
Mereka sedang berbicara satu sama lain mengenai hal-hal biasa seperti mengenai pembukaan pertandingan antar negara yang akan dilaksanakan nanti.
Untuk acara pertandingan akan dilaksanakan dua hari setelah pembukaan. Alasan mereka bertanding setelah dua hari pembukaan karena para anggota staff gedung, sponsor dan orang-orang penting ingin membuat pertandingan voli antar negara dengan meriah juga aman dan nyaman. Makanya mereka membutuhkan dua hari untuk pemeriksaan total.
Jadi saat jam menunjukan pukul sepuluh, gedung yang akan digunakan untuk pembukaan maka sudah ramai akan orang-orang yang berdatangan.
Dari para pemain voli hingga orang-orang yang menonton serta pengincar berita berbondong-bondong untuk masuk ke gedung tersebut.
Di salah satu ruangan terdapat beberapa pemain voli timnas Jepang tengah berkumpul tapi ada beberapa pemain juga berdiri di lorong.
Pemain-pemain yang berdiri di lorong tak lain adalah Atsumu, Bokuto, Sakusa, Hoshiumi serta dua orang Manajer.
“Kenapa kita disuruh untuk menunggu diluar sih?!” kesal Atsumu sambil melihat sesekali ke dalam ruangan dekat pintu.
“Hei-hei! Berhentilah mengeluh!” sahut Bokuto duduk santai bersama Hoshiumi.
“Ko-chan, biarkan saja dia mengeluh sesuka hati” timpal Hoshiumi.
“Senpai~ kenapa kalian tidak merasa risih? Tobio dan Ushi-senpai justru mereka di dalam. Aku paham jika Ushi-senpai berada di dalam tapi kenapa Tobio juga ada di sana? Ughhh!” iri Atsumu.
“Twin Face, alasan si Suram yang berada di dalam karena selama dua tahun dia memiliki kemampuan yang berkembang pesat. Jika kau ingin berada di dalam sana maka tunjukan kemampuanmu itu” omel Sakusa.
“Hmph! Who are you?! Kau pikir kau siapa? Berbicara ala kadarnya. Dasar Cleaning Service!”
“Kalian berdua bisa diam sebentar tidak? Aku ingin merelaksasikan diriku sebelum pertandingan” kata Bokuto.
“Ko-chan, pertandingannya akan dimulai setelah dua hari pemeriksaan total gedung, telekomunikasi, sponsor, fisik dan mental pemain voli” jelas Hoshiumi.
“Eh? Serius?! Eh? Atsu, itu benar?” tanya Bokuto.
“Hadeuh! Boku-senpai... kau tidak mendengar informasi pelatih tadi?” tanya Atsumu balik.
“Eh? Eto... aku tidak tahu...” balas Bokuto dengan senyuman tak berdosa.
“Bokuto-senpai, kau memang benar-benar bodoh ya” kata Sakusa tiba-tiba.
Mendengar hal yang tidak biasa dari Sakusa membuat Bokuto berdiri dari duduknya dan menepuk kedua pipi Sakusa dengan keras.
“Kiyo! Kenapa kau tiba-tiba berkata seperti itu?! Aku lebih tua darimu!”
“Ugh!” rintih Sakusa, “Kenapa kau tiba-tiba menampar kedua wajahku?!” lanjut Sakusa sembari menampik kedua tangan Bokuto.
“Drama sabun...” kata Hoshiumi.
“Hoshi-senpai... kau suka sekali dengan keributan yah?” tanya Atsumu datar.
“Kalian semua berisik! Jika kalian berisik maka akan masuk dalam daftar pemain yang bermasalah” ancam salah seorang Manajer wanita.
“Nico-chan~ jangan marah-marah begitu” balas Bokuto yang kembali duduk.
“Bokuto-san! Aku sudah bertunangan dan jangan sampai calon suamiku menghajarmu”
“Nico, kau dan dia hanyalah calon pasangan suami-istri. Tidak ada kata terlambat” sahut Hoshiumi.
“Hoshi! Jangan sampai kau dilaporkan ke polisi mengenai pengganggu dalam hubungan rumah tangga. Oh iya, aku lupa kalau suamiku adalah hakim” ancam Nico sekali lagi.
Bokuto dan Hoshiumi hanya menggelengkan kepala sembari menghela nafas.
Mereka berpikir bahwa manajernya itu sangat sulit untuk diajak bercanda bahkan sangat kaku. Sedangkan Nico hanya tersenyum menang.
“Geez! Nico-ne~ Bukankah kau terlalu kaku. Lagian serius itu perlu tapi tidak berlebihan” kata seseorang tiba-tiba.
Orang-orang yang berada di lorong itu melihat ke arah sumber suara tersebut. Di sana mereka melihat dua orang tengah berdiri dengan biasanya.
Betapa kagetnya mereka melihat seorang kakek yang sangat berpengaruh tersebut. Lalu buru-buru berdiri untuk menghormati sosok tersebut.
“Yuma-sensei? Itu Yuma-sensei” kata Atsumu masih terkejut.
“Yuma-sensei. Kenapa anda berada di sini?” tanya Nico sopan.
“Kenapa kalian berada diluar ruangan?” tanya Yuma-sensei balik.
“Ruangan akan penuh jika semuanya masuk” jawab Nico.
“Eto... Maaf menambahkan, sebenarnya karena ada beberapa orang yang berisik maka pelatih memutuskan untuk melarang beberapa orang yang berisik itu masuk ke dalam” jelas Sakusa. Yuma-sensei hanya tersenyum.
“Jadi kalian orang-orang yang berisik itu?” tanya beliau ramah.
“Bukan Yuma-sensei. Hanya dua orang yang berisik tapi karena dianggap dekat maka pelatih memutuskan untuk melarang orang-orang yang dekat dengan dua orang itu. Padahal beberapa dari kami sama sekali merasa tidak dekat” balas Sakusa dengan maksud menyindir Atsumu dan Bokuto.
“Hei-hei! Apa maksudmu Kiyo?! Kau benar-benar tidak sopan” kata Bokuto seraya menepuk kepala Sakusa.
“Iya! Apa maksudmu Cleaning Service?! Kau benar-benar menyebalkan!” timpal Atsumu kesal.
“Ugh! Mulai lagi” gerutu Sakusa sambil memutar kedua matanya.
“Itulah kenapa kami dilarang untuk masuk” kata Hoshiumi tersenyum lelah.
“Shiumiyan? Kenapa kau juga ikutan?” tanya Bokuto dengan ekspresi tak percaya.
“Sekarang Yuma-sensei sudah tahu alasan kami berada di sini” jelas Nico.
Yuma-sensei masih tersenyum dan berjalan ke arah mereka dengan diikuti seorang lelaki dewasa tinggi dan tampan yang sedari awal ia masih tersenyum.
Mereka hanya tersenyum bercampur bingung sambil bertanya-tanya dalam hati. Siapakah lelaki tampan dan tinggi itu?
STEP... STEP... STEP...
Suara langkah kaki terdengar setelah lelaki tinggi itu berjalan.
Mereka bingung karena mereka pikir bahwa hanya ada dua orang yang mereka lihat, lalu suara langkah yang ketiga milik siapa?
“Sho, jangan lupa untuk meminum air. Kau tidak boleh dehidrasi” titah lelaki tinggi itu pada orang yang berjalan dibelakangnya.
“Aku tidak akan lupa, Kato-san” balas orang dibelakangnya dengan surai jingga.
“Baguslah jika kau mengerti” kata lelaki yang dipanggil Kato.
Atsumu, Sakusa, Bokuto dan Hoshiumi serta dua Manajer lainnya tersentak lalu terdiam mematung ketika melihat lelaki kecil dibelakangnya dengan aura yang berbeda.
Mereka sadar bahwa orang yang pertama kali berbicara adalah lelaki kecil itu. Sedangkan lelaki kecil itu hanya tersenyum pada mereka.
“Kotaro-san, kau terlihat begitu terkejut seperti melihat hantu. Ku harap Kotaro-san baik-baik saja” kata lelaki kecil itu berhenti dihadapan Bokuto yang masih mematung.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Time No See, Huh? (Complete)
FanfictionHinata Shoyou? Pernahkah kamu mendengarkan nama itu? Jika kebanyakan anak-anak sport kamu tanyai nama itu maka mereka akan balik bertanya, "Maksudmu si Chibi yang menghilang 2 tahun pada malam itu?". Cerita ini hanyalah Fanfiction, semuanya hanyala...