[16]

1.2K 242 31
                                    

ENJOY AND DON'T FORGET TO VOMENT

"Lu beneran mau gue jujur?" Felix menggigit bibir bawahnya ragu.

"Ya iyalah, gue udah nanya serius gini masa mau dibercandain." Jisung bertingkah pura-pura kesal, membuat Felix terkekeh pelan.

"Eum... Inget gak, waktu lu mau ada tugas praktek lapangan sama temen-temen lu, yang brangkat pake motor sendiri-sendiri trus paginya kalian diskusi di koridor kampus?" Tanya Felix.

Jisung diam sejenak, berusaha mengingat tugas praktek mana yang Felix maksud. Maklum saja, kehidupan sebagai anak teknik memiliki banyak tugas yang tidak bisa ia ingat semuanya sekaligus.

"Oh, iya iya gue inget, kenapa?" 

"Nah, pas lu ke parkiran terus nemuin plastik isinya snack ngegantung di stang motor lu, tau gak itu dari siapa?" Felix kembali menggigit bibir bawahnya, mendadak ia gugup karena akan mengaku pada Jisung bahwa dirinyalah oknum yang sudah meninggalkan bungkusan tanpa keterangan tersebut.

"Oh! Gue kira dari si Cio, tapi pas gue tanyain ke Cio, dia bilang itu bukan dari dia. Btw kok lu tau?" Jisung berkedip dengan wajah polos.

"Ya taulah, orang itu gue yang naruh." Felix langsung menunduk, ia yakin kini seluruh wajahnya sudah berwarna semerah tomat.

"For real?" Jisung membulatkan kedua maniknya dan membawa sebelah tangannya mengangkat dagu Felix, membuatnya kini dapat menyaksikan secara langsung wajah merona pemuda manis itu yang sangat menggemaskan.

"I-iya beneran..." Felix mengangguk gugup.

"Ya Allah Fe, gue udah takut mau diracun orang anjir, sampe snack-snacknya gue bagiin ke temen-temen gue. Eh pas mreka makan dan ternyata gak kenapa-napa, gue jadi nyesel karna udah dibagiin." Jisung mendadak lesu, sementara Felix langsung mempoutkan bibirnya dan melipat kedua tangannya di depan dada.

"Kok dibagiin sih? Jahat banget, pemberian orang itu gak boleh dikasih ke orang lain lagi, tau!" Omel Felix.

"Ya kan gue gak tau Felix, lu tau sendiri gue ganteng gini, siapa tau di luar sana ada orang-orang yang iri dengan kegantengan gue dan mau ngeracun gue kan bisa aja?!" Jisung kembali lagi dengan sifat percaya dirinya yang tinggi, membuat Felix makin kesal saja dan memilih untuk mulai menikmati Empek-empeknya.

"Tau ah." 

"Yah, jangan ngambek Fe, lagian kenapa sih lu ngasih makanan pake diem-diem gitu? Aturan kan ngasih langsung sambil cium pipi gitu, kan gue mau tugas 2 hari tuh kemarin." Jisung mulai menggoda Felix, membuat pahanya langsung mendapat cubitan keras dari si manis itu.

"Arghh sakit, jangan cubit-cubit donk, gue cubit balik ntar desah lu." Jisung makin gencar menggoda Felix hanya demi melihat wajah pemuda itu yang bersemu merah.

"Lu diem apa mau gue guyur kuah cuko?" Ancam Felix sambil kembali mempoutkan bibirnya.

Jisung tersenyum miring, kemudian membawa kedua tangannya menangkup kedua pipi Felix dan mendekatkan wajah tampannya ke wajah pemuda manis itu,

"Lu hutang jawaban sama gue, Felix. Lu belum jawab pertanyaan gue." Jisung tersenyum miring.

"Apa belom jelas?" Felix berkedip polos sambil menatap lekat kedua manik Jisung.

Jisung melepaskan kacamata yang Felix kenakan dan meletakkannya di atas kasur, kemudian kembali mendekatkan wajahnya ke wajah Felix.

"Lu kira-kira kalo gue cium, marah gak?" Tanya Jisung.

"Mau gue marah atau gak tetep bakal dicium kan?" Felix bertanya balik.

"Nah, tuh tau." Jisung menyengir, kemudian mengecup kening Felix dan membuat pemuda manis itu langsung memejamkan kedua maniknya menikmati ciuman Jisung.

INTRÉPIDE || jilix ft. mashikyu (coмpleтe ✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang