Mark membuka pintu kamar orang tua nya dan menghampiri seorang pria manis yang sedang duduk sambil menatap kosong ke arah jendela.
"bu?" panggilnya.
"Mark? sini duduk sayang." ajak pria manis itu.
"Mark... sudah besar ya sudah 21 tahun." ucap pria itu sambil tersenyum.
Mark tersenyum kecut, "Iya bu."
"Mark pasti paham apa yang terjadi diantara bubu sama daddy." Mark mengangguk.
Taeyong mengelus surai hitam mark penuh kasih.
"Surat perceraian sudah keluar, nak."
Mark menunduk, tak kuasa jika harus menatap mata cantik milik ibu nya itu.
Taeyong tersenyum, "Gimana, mark mau ikut siapa?"
"Mark boleh bilang kalian egois ga sih?" ucap mark dengan suara yang sudah tersendat sendat.
"Mark?"
"Kalian jahat, Beomgyu masih kecil belum sepatutnya dia ngerasain kaya gini!"
"Ga cuman Beomgyu, tapi juga Jeno dan sungchan mereka masih butuh vigur orang tua yang lengkap buat masa depannya."
Taeyong menundukan kepalanya, Taeyong tidak kuat mendengar penuturan lirih dari anak sulungnya itu. Terlalu sakit.
"Bu.. umur pernikahan kalian udah nginjak 24 tahun, ga sayang apa perjuangan kalian selama 24 tahun sia sia gitu aja?"
"Mark! cukup. Kamu gatau susahnya jadi orang tua terlalu banyaknya pro kontra antara bubu sama daddy kamu! kita berdua udah ga cocok." ujarnya meninggikan nada suranya.
"Iya! aku memang gatau rasanya jadi orang tua, tapi aku lihat dan paham betul perjuangan kalian dari aku lahir sampai sekarang ada Beomgyu. Aku tau betul gimana rasanya waktu itu daddy hampir selingkuh dari bubu, aku tau waktu itu perusahan daddy lagi bangkrut, aku tau betul bu!"
Taeyong tercegang mengingat beberapa tahun silam Jaehyun hampir selingkuh dan perusahaan suaminya itu sedang hancur.
"Tapi, dengan adanya perjuangan kalian berdua semuanya bisa selesai. Daddy gajadi selingkuh dan perushaan daddy juga udah balik lagi." Mark sudah tidak tahan, bulir bulir air mata yang ia tampung semuanya tumpah.
"Tapi mark, ini demi kebaikan kalian semua."
Mark tersenyum getir, "Oke, kalo itu mau kalian berdua. Aku ngalah, urusin aja perceraian kalian. Mark bakal bawa adik adik Mark pergi." Mark meninggalkan ibunya yang sedang tertunduk menangis, meratapi nasib keluarganya yang benar benar hancur.
"MARK! JANGAN BUAT KEPUTUSAN SEPIHAK!" Taeyong berteriak, namun percuma saja Mark tetap mark, keras kepala.
××××××
Mark masuk ke dalam kamarnya, mengunci pintu dan menangis dalam diam. Ini terlalu sakit, keluarganya yang dulu sangat harmonis sekarang sedang di ambang kehancuran.
"Apa dosa yang gue buat, sampe tuhan jahat banget ngehancurin keluarga gue." mark meninju samsak yang berada di depannya dengan perasaan yang sangat marah.
"Anjing lah." Mark mengusap air matanya. Kemudian ia berjalan mengambil jaket dan kunci motor yang ada diatas meja belajarnya.
Mark beriniat untuk pergi ke taman, hanya untuk sekedar menjernihkan pikirannya.
Mark berharap agar dirinya bisa tenang walaupun cuman sebentar. Namun, saat ini sepertinya tuhan dan semesta tidak mau melihat pria malang ini senang.
"Anjing, sialan niat gue ke taman buat nenangin pikiran malah liat pacar gue sendiri selingkuh sama cowo lain." dada Mark naik turun, emosinya tak stabil. Jika saja Mark membawa golok di tangannya ia pastikan sudah melemparnya ke pacarnya itu.
Mark menghampiri wanita yang ia tadi sebut pacarnya, dengan perasaan berapi api.
"Bagus, izinnya kerja kelompok malah selingkuh disini." sarkasnya.
orang yang di maksud Mak itu menoleh, betapa kagetnya Mark-pacarnya sudah memperhatikannya dari belakang.
"M-mark.."
"Lanjutin aja."
"Tapi mark, deng-"
"Stop, hubungan kita sampe sini aja Kang Mina."
"Mark! ini salah paham!"
"Udah, gue gamau denger penjelasan apa apa." Setelah selesai memergoki Mina yang sedang bermesraan dengan pria lain, Mark pergi berjalan meninggalkan satu pasangan yang berengsek itu.
Mark pergi dengan motor kesayangannya menyusuri jalanan dengan perasaan yang sangat hancur se hancur hancurnya.
Baru saja orang tuanya bercerai, Mina pacarnya itu malah berselingkuh di depan matannya.
"Semua orang kayak tai." umpat mark dalam helm full facenya itu.
Tujuan Mark kali ini cuma satu, Basecamp.
××××××
Mark memarkirkan motornya di depan rumah bekas yang kumuh dan tak terurus, ia menyimpan helmnya diatas motor kesayangannya itu kemudian berjalan masuk ke dalam rumah tua tersebut.
"Mark?" ujar pria yang sedang meminun jus alpukat di tangannya.
"Loh, disini juga?" tanya Mark seraya mendudukan bokonngnya di sofa lusuh dan sedikit reot.
"Iya hahaha, bosen dirumah." Mark mengangguk.
Haechan mendelik,"Orang tua lo, lagi?" Mark mengangguk.
"Ga cuman itu chan, pacar gue mina selingkuh." Haechan terkejut, bagaimana bisa? yang Haechan tau belakangan ini hubungan keduanya baik baik saja.
"Mark? you okay?" Mark menunduk, semakin tidak kuat menahan rasa sesak di dadanya. Haechan yang mengerti keadaan Mark langsung saja membawa Mark ke dalam pelukannya.
"Shhh..udah mark gue disini jangan sedih." ucapnya seraya mengelus punggung Mark.
"Kenapa semesta kejam Chan? orang tua gue, pacar gue semuanya di rebut dari gue."
Haechan tersenyum lirih.
"Udah mark, jangan sedih banyak yang sayang kok sama lo salah satunya gue." ujar Haechan.
Mark mengangguk, tak begitu memperdulikan ucapan Haechan barusan.
"Club?" tawar Haechan.
"Yaudah, ayo."
Berantakan ga sih? drama banget ye ceritanya 😭
next or unpub?
KAMU SEDANG MEMBACA
divorce ; Jaeyong ft Markhyuck
Fanfictionbxb Pebedaan pendapat dari Jaehyun dan Taeyong mengakibatkan keduanya harus bercerai. Anak anak mereka Mark, Jeno, dan Beomgyu menentang keras atas perceraian keduanya. "Siapa yang mau ikut daddy dan siapa yang mau ikut bubu?" "No, gada yang ikut s...