"Gis...kamu mau jadi pacar aku?" tanyanya membuat Gistara melebarkan bola matanya. Sedangkan Iqbal duduk diposisi sebelah Gistara."HAH?"
***
"Gimana jawabannya? Kamu mau?" tanya Iqbal sekali lagi, memastikan Gistara akan menerima tawarannya.
"E-eum... G-gimana ya Kak? Aku kurang yakin. Tapi aku akan jawab, Yes!" jawab Gistara malu-malu. Bisa dipastikan pipinya sudah berubah menjadi warna tomat.
"Terima kasih, Gis. Udah dua bulan pernikahan kita, baru kali ini aku nembak cewek."
"Emangnya kak Iqbal gak pernah nembak cewek gitu? Baru aku? Oiya kenapa Kak Iqbal tanya mau gak jadi pacar Kak Iqbal? Sedangkan kita udah menikah," ujarnya bingung.
Memang mereka sudah menikah. Tapi Iqbal belum pernah menyatakan rasa cintanya kepada Gistara. Berpacaran setelah menikah tidak akan menimbulkan dosa. Jika kita ingin berpelukan, bergandeng tangan, bahkan berciuman, itu tidak akan menimbulkan dosa. Karena statusnya sudah menjadi sepasang suami, istri sah sesuai syariat Islam.
"Gak pernah baru kamu. Walaupun kita udah menikah dan aku meminta kamu menjadi pacar aku artinya kita berpacaran yang tidak menimbulkan dosa, Gis. Kalo Ku mau cium kamu, peluk, gandeng tangan kamu gak bakal deh tuh dosa. Kalo remaja diluar sana berpacaran dan sudah bersentuhan mereka akan dapat dosa. Kalo kita kan aman, malah dapet pahala."
"Pahala? Kok bisa dapet pahala kak?"
"Ya bisa dong, kalo seorang istri melayani suaminya itu salah satu pahalanya. Dan yang ini--"
Cup
"Itu juga pahala, Gis." Iqbal mendaratkan bibirnya tepat diatas kening Gistara.
"Ishhh!! Apaan sih Kak, asal nyosor aja sih!"
"Kan kita udah sah, gak bakal dosa kalo aku cium kamu. Bahkan kalo aku mau minta jatah setiap malam juga gak bakal dosa."
Iqbal tertawa terbahak-bahak, dan dia mendapat cubitan diperutnya. "Sakit, Gis."
"Biarin!! siapa juga yang mau kasih jatah buat kamu? Aku gak mau ya perut aku membesar sebelum aku lulus, apa kata teman-teman nanti."
"Ya, kamu bisa homeschooling Gis. Kamu yakin gak mau buat Iqbal junior?"
"Udahlah kak... Aku mau kekamar dulu, mau tidur."
"Ikutt, mau kasih jatah kan?"
"Jatah gundulmu!!"
"Galak banget istri gue!!" batin Iqbal.
***
Dua bulan pernikahan, kejadian semalam membuat Gistara senyum-senyum sendiri di dapur. Sekarang dia sudah mahir memasak karena belajar masak bersama mamanya.
Pagi ini dia memasak sarapan kesukaan Iqbal, nasi goreng dan telur setengah matang diatasnya dengan dibumbui cinta.
"Pagi," ucap Iqbal.
"Pagi juga," jawab Gistara yang sedang menyiapkan sarapan dipiring. Tiba-tiba Iqbal memeluknya dari belakang. Tangan kelasnya melingkar dipinggang Gisatara, lalu kepalanya dia buatnya bertopang dibahu Istrinya.
"Berat Kak!!" kesal Gistara. Iqbal mengangkat kepalanya lepas dari bahunya. Tapi masih dengan posisi memeluk Gistara dari belakang.
"Aku mau jalan kemeja susah nih," ujar Gistara yang membawa dua piring nasi goreng. Pagi begini Iqbal sudah membuat Gistara kesal dan juga hatinya berdegub lebih cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waketos Is My Husband [On Going]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] "K-kak Iqbal ngapain maju-maju? Kak j-jangan," ucapnya terputus akibat dia terus maju kearahnya. Dan dia mendekatkan wajahnya yang hanya berjarak satu centi pada gadis tersebut. Cup Tiba-tiba saja ciuman itu mendarat tepat di k...