7. Panggil Gue Rey

105 52 6
                                    

Reysha baru saja selesai Salat subuh lalu tak lama kemudian terdengar suara notifikasi WA panjang menandakan masuknya pesan dengan waktu yang hampir bersamaan, Reysha sangat hapal siapa yang mengirimkan pesan seperti itu sampai akhirnya setelah dia siap turun untuk berangkat sekolah, dia membaca pesan tersebut dan tak butuh waktu lama hingga sang pengirim pesan itu menelepon Reysha

“Woy Reysha lo tuh masih ada juga kebiasaan nangis sendirian di lab hah, gue cariin di kelas gak ada, bekel lo masih sisa setengah, lo kalo gini terus bisa sakit tau gak? Lo tuh bener-bener emang apa gunanya emang kalo lo nangis kejadian itu bakalan gak terjadi atau bahkan masalah lo bakalan selesai? Gak kan, emang kalo lo nangis gitu ‘mereka’ bakal balik atau gak nyakitin lo?” teriak Rinjani di seberang telepon

Reysha yang sudah hapal dengan nada bicara dan perkataan Rinjani langsung menjauhkan HP dari telinganya dan setelah dirasa Rinjani sudah selesai Reysha berkata

“Udah ngomongnya? Yaudah see you at school,” kata Reysha cepat dan langsung menutup teleponnya tanpa menunggu Rinjani menjawab

Disisi lain Mitha yang tengah sarapan bersama orang tuanya memberanikan diri bertanya kepada Mamanya perihal kecurigaannya selama ini kepada Reysha

“Mah kalo ada seseorang yang keliatannya kuat tapi wajahnya keliatan lain maksudnya apa?”

“Ada luka atau rahasia yang ditutupin biasanya, kenapa tanya soal itu tiba-tiba?” Tanya Ida, Mamanya Mitha bingung

“Gapapa cuma tanya aja kok, Mitha berangkat sekolah dulu ya Mah, Pah,” ucapnya seraya menyalami kedua orang tuanya

Lalu Mitha berangkat ke sekolah dan ketika Mitha ingin masuk ke kelas, langkahnya dihadang oleh Sarah orang yang menampar dirinya didepan umum, dengan tatapan dan nada penuh dendam Sarah berkata

“Gue bingung cakep kagak, pinter kagak, kaya juga gak, kenapa kak Reysha tertarik nolongin makhluk kayak lo ya?”

Mitha membalasnya dengan nada yang tak kalah sarkas dari Sarah

“Hmmm mungkin karena gue punya akhlak kali gak kayak lo, bener kata kak Reysha makhluk kayak lo itu gak pantes jadi temen gue,”

“KURANG AJAR LO!” bentak Sarah yang tak terima, Sarah juga ingin menampar pipi Mitha

Namun kembali terjadi hal yang tak mungkin, tangan Sarah ditahan oleh seseorang, bukan oleh Reysha tetapi oleh Mitha sendiri, sontak semua orang terkejut kala itu dengan keberanian Mitha tapi bukan Sarah namanya jika ia menyerah begitu saja, dengan tangannya yang bebas Sarah kembali ingin menampar pipi Mitha namun dengan sigap, Mitha menangkap tangan Sarah dan dibarengi dengan dorongan ke tembok hingga membuat Sarah meringis kesakitan karena menghantam tembok, dengan wajah datar dan nada penekanan Mitha berkata

“Jangan lo mulai macem-macem sama gue, bahkan tanpa bantuan kak Reysha pun gue masih mampu ngalahin lo, like now.”

Lalu Mitha melepaskan Sarah dan masuk ke kelasnya tetapi semua orang masih tertegun dengan keberanian Mitha dan yang lebih anehnya lagi suasananya sama seperti ketika Reysha sedang marah, tak lama kemudian bel masuk berbunyi dan mereka belajar seperti biasanya

Jam makan siang telah tiba, Mitha tak ingin menemui Reysha tetapi temannya sekaligus kakak kelas beda jurusannya, Tia cewek ramah dan lemah lembut dari kelas 11 IPS yang sangat berbanding terbalik dengan Reysha yang kasar, bahkan Mitha sendiri bingung mengapa bukan Tia yang lemah lembut ini yang terkenal melainkan cewek kasar dan dingin itu tapi ya sudah lah

Tia merupakan orang yang ditemuinya pada jam pulang sekolah, karena sifatnya mereka sekarang lumayan dekat, dan Tia itu orangnya hangat, mudah bergaul, ramah, dan mempunyai banyak teman dan semua sifatnya itu sangat berbanding terbalik dengan Reysha

Reysha [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang