Hai Gays
Cuma mau ngingetin yang blm Follow, follow yaa.
•
•
Happy Reading GaysSetelah 3 jam menunggu dokter yang sedang menangani Gilang, akhirnya dokter tersebut keluar dari ruang UGD.
"Dokter gimana keadaan anak saya?" tanya Doni cemas.
"Alhamdulillah kami berhasil memberhentikan pendarahannya dan pasien sudah melewati masa kritisnya, tapi pasien masih belum sadar, Mungkin 3-4 jam lagi dia akan sadar" jelas dokter itu.
"Kalian kalo mau jenguk pasien jangan sekarang, lebih baik nanti saja kalau pasien sudah sadar" suruh dokter tersebut.
"T-tapi dokk, saya pengen ketemu sama anak saya" Gina masih terisak dalam tangisannya.
Rena mencoba menenangkan mamanya itu "ma udah ma, nanti kalo bang Gilang udah sadar kita jenguk"
Doni mengangguk setuju dengan ucapan anak perempuannya itu "bener kata Rena ma, sebaiknya mama pulang dulu atau nggak mama tidur dulu"
Akhirnya Gina menuruti perintah suaminya itu, Rena menemani Gina untuk rehat sejenak.
Sedangkan Doni dan Clara masih menunggu didepan ruang UGD.
Doni menatap wajah Clara, ia juga merasa bersalah karena tadi ia sudah kasar sama Clara dan menyalahkannya.
Doni lalu menghampiri Clara yang masih setia berdiri di samping pintu UGD.Clara yang melihat Doni menghampirinya langsung spontan mengusap air matanya kasar
"m-maaf om s-saya masih disini, tapi saya janji om saya gak bakal nyusahin pak Gilang sama keluarga om lagi. Biarin saya disini dulu om" mohon Clara, ia takut Doni mengusirnya dari sini.
"Tenang tenang, om cuma mau minta maaf sama kamu karena kelakuan om tadi" ujar Doni serius.
"Om tadi kebawa emosi jadi om langsung nyalahin kamu gitu aja" jelasnya.
Ada rasa lega dihati Clara karena Doni tidak mengusirnya "ga-gapapa kok om, seharusnya saya yang minta maaf karena gara gara saya pak Gilang jadi terluka kayak gini" air mata Clara mulai lolos satu persatu.
"Udah gapapa, ini memang udah musibah Kita semua gak ada yang tahu" ujar Doni sembari mengembangkan senyumnya sedikit.
•••
08.43 AM di RS. Sejati
Clara masih tertidur dengan posisi duduk dan kepalanya yang menyandar tembok.
Tadi Rena ingin membangunkannya tapi di cegah oleh Doni karena katanya Clara dari semalem gak tidur demi jagain Gilang, ia baru bisa tidur pas ada adzan subuh.Rena sekarang juga sudah berangkat sekolah tadi, ia sih pengennya izin dulu tapi malah gak di bolehin sama mamanya, padahal kan itu sekolahan keluarganya masa' izin satu hari gak boleh sih
Sekarang di kelas XII MIPA 4 keadaan yang biasanya rusuh menjadi tambah rusuh
Mereka semua sudah tahu tentang kejadian yang menimpa Clara dan Gilang, serta Gilang yang di rawat di rumah sakit gara gara ngelindungin Clara.Mereka semua yang mendengar berita itu berpikir bahwa Clara lah penyebab semua itu.
"Gilak sih si Clara, dia pakek pelet apaan sih sampai sampai cowok cowok yang ada disini itu pada suka sama dia" ujar Vina yang sedang ngerumpi bareng Geva dan Yura.
Geva mengepalkan tangannya kuat "sialan tuh cewek ganjen, gak habis habisnya dia buat masalah disini"
Sedangkan Yura?dia hanya fokus dengan stiker bukunya yang baru saja ia pasang.
Yura itu baik tapi otaknya aja yang sudah terkontaminasi oleh otak otak jahat seperti Geva.
Sedangkan dipojokkan kelas sudah ada Andre,Satria,Adit,Rena,Vano,dan Nando.
Mereka semua tengah berkumpul untuk rencana mau menjenguk Gilang di rumah sakit setelah pulang sekolah ini."Kejadiannya semalem itu kayak gimana sih kok bisa kayak gitu?" tanya Andre emosi.
"Ren juga gak tau pasti sih, tapi intinya pas Clara sama Abang gue Gilang itu ada di jalan yang sepi gitu kan nah mereka dijegat sama 10 orang yang pakai topeng gitu" jelas Rena membuat Andre dan teman temannya membelalakkan matanya.
"Hah?topengan lagi?" kaget Adit.
"Joker kalik bang,hahaha" gurau Nando
"Pokoknya kita harus bisa cari gerombolan orang bertopeng itu" ujar Andre serius membuat Vano yang sedari tadi diem langsung angkat bicara.
"Iya gue setuju kata Andre"
"Yeee lu mah setuju setuju terus tapi pas mau nyari malah lu yang ngilang" ledek Adit pada Vano.
"Iya pas kita mau nyerang malah Abang yang ngilang,haha" sekarang Nando yang ikut ikutan, tanpa basa basi lagi Vano langsung memfokuskan matanya pada ponselnya itu.
"Vanooo??" teriak Geva dari depan pintu kelas. "Sinii cepettt"
Dengan cara Geva memanggil Vano membuat Andre dan teman temannya curiga dengan Vano, akhir akhir ini ia benar benar berubah.
Vano langsung melangkahkan kakinya menuju ke arah Geva didepan pintu kelas.
Sedangkan teman temannya? Masih menatap Vano dan Geva yang membicarakan sesuatu di depan sana."Adaapa" sahut Vano malas.
"Gue cuma mau ngomong kalo kerjaan Lo tadi malem bagus, gue suka cara main Lo" sudut bibir Geva terangkat naik.
"Makasih, lagian dia memang pantes dapet itu semua" jawab Vano lalu ia kembali menghampiri Andre dan teman temannya.
"Ngomongin apa Lo sama Geva?" tanya Andre tudep.
Vano duduk dan berusaha menyantaikan omongannya "nanti di suruh ke rumahnya bantuin dia nugas"
"Hah? masa' iya sih, tumben banget dia minta bantuin sama Lo" Satria merasa ada yang tidak beres dengan Vano.
"Gue sama dia tetanggaan kalo Lo lupa" itu lah yang selalu diucapkan Vano ketika ditanya alasan apa yang membuat dia sama Geva deket.
•••
09.35 di RS. Sejati
Gina membangunkan Clara yang masih tertidur dikursi depan ruang UGD.Gina menepuk pundak Clara pelan "Nak, bangun"
Clara mengerjap ngerjapkan matanya, yang pertama ia liat adalah mamanya Gilang, Tante Gina.
Dengan cepat Clara langsung merubah posisinya yang tadi bersender di tembok menjadi duduk tegap "i-iya tant"
"Kamu gak mau pulang dulu?" tanya Gina sambil menaikkan salah satu alisnya.
Clara melihat jam tangan miliknya, udah jam segini.
"Nanti aja deh tant, saya masih mau nungguin Pak Gilang" ujarnya sambil tersenyum."Tapi baju kamu kotor loh, ini juga masih ada bekas darahnya Gilang" ujar Gina sembari melihat baju Clara yang ada bekas darahnya Gilang.