Two

11.3K 145 0
                                    

Pagi yang cerah di hari Minggu. Hazel terbangun dari tidurnya dan sedikit kesiangan karena tingkah Harold kemarin. Suara ketukan pintu di kamarnya terdengar dan suara seorang pria yang sangat di kenal Hazel.

"Hazel? Kau sudah bangun?" Tanya Calvin, kakak ke dua Hazel. Pria itu sangat lembut dan penyayang. Calvin juga sering membangunkan Hazel atau pun membuatkan makanan untuk Hazel.

"Hm.. iya kak?" Ungkap Hazel dengan suara malas.

Calvin membuka kamar Hazel dan melihat adik kecilnya masih berada di tempat tidurnya dengan selimut membungkus tubuh kecilnya yang indah. Calvin menghampiri Hazel dan duduk di sisi tempat tidurnya.

"Ayo bangun, apa kau sakit?" Tanya Calvin yang sedikit khawatir.

Hazel sedikit menurunkan selimutnya, memperlihatkan bagaimana bagian pundaknya dan tulang di sekitar lehernya yang indah. Bagian dada sedikit membungsung di masa pertumbuhannya. Calvin tahu, adiknya akan memiliki hormon yang tidak akan terkendali. Setidaknya ia harus berhati-hati dengan hormon anjing di dalam tubuhnya.

"Tidak kak. Aku hanya malas hari ini." Ungkap Hazel yang terdengar sangat malas. Ia masih berada di tempat tidur dengan sisi tempat tidurnya yang penuh dengan boneka.

"Baiklah, aku tahu hari ini kau malas. Tetapi ayo bangun, Ayah menunggumu di meja makan." Calvin beranjak dari duduknya, "Ada sesuatu hal yang akan di bicarakan Ayah"

Seketika Hazel terbangun, wajahnya sangat terkejut. "Ayah? Ada apa dengan Ayah?"

Calvin menggeleng, "Aku tidak tahu. Sekarang bersiaplah"

"Kakak." Panggil Hazel. Calvin menoleh, melihat wajah berseri Hazel. Calvin menghela nafasnya pelan. Hari ini, hari sialku atau hari keberuntunganku, pikirnya.

Hazel tertawa kecil, ia mengulurkan kedua tangannya. Merentangkan tangannya dengan senyuman ciri khasnya. Calvin menghampiri dan menggendong adiknya.

'Ini menyiksa adik kecilku' pikirnya kalut. Calvin merasa canggung sekarang. Tubuh Hazel benar-benar menggoda imannya. Kulit lembut dari tangan Hazel menyentuh lehernya. Aroma khas Hazel benar-benar membuatnya ingin mengirup bebas di sela lehernya. Payudaranya yang sangat terasa walau di balik kemeja biru gelap yang dikenakannya. Terlebih, Calvin menyangga tubuh Hazel agar tidak jatuh di kedua bokongnya yang ingin sekali ia tampar dengan keras dan mendengar suara rintihan gadis kecil itu.

'Bangsat sekali kau!', pikirnya semakin kalut.

Calvin mencoba menahan gejolak tubuhnya. Hormo anjingnya berkorbar, layaknya api yang membara. Ia sudah tidak melakukan 'itu' sejak ia putus dengan kekasihnya. Ia menghirup nafas dan menghembuskannya pelan, menenangkan dirinya.

Calvin mengantar Hazel ke kamar mandi, menempatkan Hazel di meja wastafel kamarnya. Ia menyalakan keran air hangat dan air dingin untuk mengisi bathup di kamar mandi Hazel. Calvin juga menuangkan beberapa cairan wewangian yang biasa di gunakan Hazel.

"Sudah, sekarang berendam habis itu bergegaslah mandi." Ucap Calvin, tetapi Hazel masih tersenyum dan tertawa kecil. Calvin semakin pusing, menahan rasa dalam dirinya.

"Ayolah, gendong ke sana" ucap manja Hazel di sertai tawanya.

Calvin menghela nafas, ia kembali menggendong Hazel yang di sambut bahagia gadis itu. Calvin menurunkan Hazel perlahan di bathup. "Baiklah, segeralah mandi. Kakak akan menyiapkan sarapan untukmu"

Calvin segera keluar dari kamar Hazel dan tidak sengaja bertemu dengan Claude, kakak tertua Hazel sekaligus kakak pertama Calvin.

"Kakak?" Sapanya terkejut melihat Claude yang berdiri di depan kamar Hazel.

"Apa dia sudah mandi?" Tanyanya.

"Ya, dia akan segera turun." Ucap Calvin seraya pergi menghindari Claude. Ia hanya tidak ingin Claude tahu jika adik kecilnya sedang tegang sekarang. Ia pergi ke kamarnya sejenak, menuntaskan sejenak. Benar-benar menyiksanya.

Baby Girl 18+ || JH_KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang