02. Kelas kumpulan makhluk pemangsa

2 2 0
                                    

"Awalnya asing, namun seiring waktu berlalu, asing itu menjadi tawa dengan ledekan juga canda penuh hinaan. Ahh kelas, tempat yang paling dirindu setelah pembagian nilai akhir"

Bendera adalah salah satu identitas bangsa yang harus dihormati. Karna untuk membuatnya terlihat gagah berani di angkasa, butuh berjuta nyawa yang melayang.

Dan kini aku sedang melakukannya, menghormat bendera, namun bukan sebagai kecintaan ku terhadap tanah air, melainkan sebagai tanggung jawab telah melanggar aturan sekolah.

Mungkin sudah biasa di sekolah kalian, seorang guru gemuk dengan penggaris panjang di tangan kanannya, wajah sangar namun sangat tidak ditakuti siswa, karna gaya berlarinya sangat payah.

Sama, aku juga memiliki guru seperti itu, dia sedang mengawasi ku, sangat sial memang, pagi hari indahku di awali dengan hukuman. Ini semua akibat ulah si dasi yang menghilang entah kemana.

Seharusnya jika aku memiliki saudara bak pahlawan yang rela berkorban, aku tak perlu bersusah payah menerima hukuman di bawah mentari yang tersenyum hangat mengalahkan si jago merah dengan hawa panasnya.

Orang kantuk disodorkan bantal, yupss pepatah itu sangat tepat untuk ku kini. Kulihat Dyo mendekatiku, melemparkan dasinya untuk ku.

"Jika besok hal ini terulang lagi, aku akan menendangmu." Tajam, kalimat itu menusuk jantungku, namun sayangnya, pengorbanannya kali ini sungguh lebih membuatku terharu.

Tanpa berucap apa-apa lagi, aku berlari, sedikit mencuri pandang pada si gendut yang sibuk dengan ponselnya.

Nah, ternyata masih ada manusia berjiwa pahlawan di zaman ini, kupikir semua manusia telah berubah menjadi hedon, ahh tidak, maksudku zombie, ahh tidak-tidak eumm apa, aku tidak  tau, yang jelas kini, aku bebas dari hukuman, yeayy!

Selamat datang di sebuah kelas dengan para penghuni iblis bertopeng manusia.

Akan kuperkenalkan sedikit para penghuni neraka ini.

"Woy Andri, jajan lo enak tuh, bagi donk!"

Itu Surya, si cowok dekil yang kurus krempeng dengan suara melengkingnya. Dengar dia barusan berkata apa, yahh dia adalah yang paling peka soal makanan. Dan jika sudah seperti itu, seluruh makhluk kelas ini akan menyerbu si empunya makan. Maka dari itu kusarankan jika kalian memiliki makanan, menjauhlah dari Surya, si tukang makan, namun tak gemuk-gemuk.

"Sisir gue mana, lipstik gue, bedak gue. Siapa kalian yang ngambil semua barang berharga gue kembaliin."

Yang barusan berteriak dengan suara lembut itu adalah Ika, perumpuan paling cantik seantero sekolah, katanya. Pengakuan diri. Make up adalah yang terpenting di hidupnya, setiap menit, ia akan dan harus bertemu dengan wajahnya menggunakan cermin kecil yang tak pernah jauh dari genggamannya.

"Duhai kawan-kawan ku, mencuri itu tidak baik, cepat segera kembalikan barang yang bukan hak kalian."

Anto, anak yang paling hebat dalam berceramah juga memberi nasihat. Berbuat baik namun tak ada satupun yang memuji perbuatannya sebab, setiap ada masalah, Anto adalah penyebabnya. Aku yakin kau dapat menangkap maksudku, iya yang mengambil barang Ika adalah Anto, semua tau itu kecuali, Ebi.

Lelaki albino, dia adalah koala yang lebih banyak menghabiskan waktu hanya untuk tidur. Dia adalah orang yang tak pernah mau tau sekelilingnya, lihat saja, dia bahkan tak mengenali teman sekelasnya, beberapa kali ia selalu salah masuk kelas.

Lalu, Putri, nama yang sangat pasaran namun tidak dengan wajahnya, dia cantik, tapi sayangnya...

"Aaaaa Chanyeol oppa!, kau membuatku gila!!, ahh tidak Suho hyung! aku ingin mati sekarang, Kai! berhenti terlihat sexy, ahh Umin hyung kau begitu imut, aku ingin menikahimu, Sehunnn!! kau manusia unreal yang pernah aku temui, Lay! kau konyol, berhenti membuatku tertawa, aku mencintaimu, omo Baekhyunn mengapa kau begitu terlihat tampan dan cantik, dan Aaaaaa Kyungsoooo-"

"Kau memanggilku?"

"Diam kau!!! Aku tidak memanggilmu, aku memanggil suami ku, Aaa Kyungsoo, aku akan mati sekarang, mengapa kalian begitu tampan!"

Ya seperti itulah seorang Putri, setiap hari akan berteriak histeris. Kadang jika dia memanggil Kyungsoo, aku akan menyahut, kupikir dia sedang memanggilku ternyata tidak.

"Perhitungan pengeluaran bulan ini lebih besar dari pemasukan. Seharusnya kalian malu, anak tetangga ku lebih rajin menabung daripada kalian yang hanya membayar lima ribu saja susahnya seperti menyerahkan nyawa."

Karina. Bendahara yang sangat penuh perhitungan, juga hobby membanding-bandingkan dengan anak tetangganya. Dia seperti seorang ibu bukan? Yang setiap hari penuh perbandingan. Jika dia ibu, lalu kami memiliki Ayah lagi.

Rendy, anak paling humbly, cerdas, selalu berpenampilan rapi, ketua basket, ahh dia adalah idaman semua wanita, namun sayangnya tidak dengan wanita yang ada di kelas ini, karna semua tau kebiasaan buruknya, ingin kuberitahu? Klik dulu bintang yang terletak di kanan bawah, hahah.

Baikalah, kebiasaan buruk ketua kelas kami yang terlihat sempurna adalah, suka mengupil, ityuhh. Ketika dia berpikir ataupun mengerjakan soal rumit, dengan refleks jarinya akan bergerak menjelajahi lubang hidungnya, berusaha mencari harta karun yang akan berlabuh di bawah meja, sungguh menjijikan.

Itulah beberapa siswa di kelasku, selanjutnya jika aku memiliki waktu, akan kuceritakan lebih banyak lagi tentang mereka.

"Guru datang, guru datang!"

Ahh karna kalian sudah mendengarnya, akan kukenalkan pada kalian. Namanya Ismail, lebih akrab di panggil Ma'il, iya itu adalah namanya, bukan Ma'il nya upin upin, tapi mereka tidak jaug berbeda. Aku tidak mengarangnya.

Sepertinya Ibunya sama seperti ibuku, melampiaskan obsesi pada anaknya, namun sayangnya dia tidak seberuntung aku yang mendapat nama idol korea, dia mendapat nama Ma'il si penjual ayam goreng yang begitu perhitungan.

Jika ada Ma'il maka ada juga Mei-mei, gadis kutu buku yang teramat benci dengan warna merah muda, juga Ma'il, hahah. Sekolah kami bukan Tadika Mesra, hanya ada Ma'il dan Mei-mei saja, tak ada Upin ipin dkk.

Mungkin cukup untuk hari ini, intinya teman sekelasku, tak ada yang normal. Semua adalah kumpulan makhluk yang letak akalnya dipertanyakan.

Namun meskipun begitu, aku sangat suka sikap mereka yang sangat peduli. Ketika satu ketiban masalah, semua berubah menjadi pahlawan.

Aku nyaman berada di kelas ini, kelas yang dijuluki kumpulan makhluk pemangsa entah siapa yang memberi julukan itu, dan entah siapa pula yang telah dimangsa. Yang jelas itu adalah kelas ku dan akan tetap menjadi Kebanggaanku.


Sorry for typo (s)

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 23, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Goodbye my little brotherWhere stories live. Discover now