14. Saya mau anak saya

575 75 2
                                    

"saya maunya Jaemin"

Suara lemahnya dibalik masker oksigen terdengar penuh penekan. Tidak peduli tubuhnya yang terasa nyeri saat digerakkan walaupun sedikit, Na Jaemin yang hanya ada di kepalanya saat ini.
"Saya janji antar bapak lagi, tapi pak Jeno masih harus dirawat disini. Kecelakaan waktu itu hampir merenggut nyawa kalau saya tidak tau tentang itu"

"Saya bilang saya mau Jaemin... Saya mau dia..."

Nafasnya terasa sesak, kepalanya berdenyut kencang karena dirinya yang terlalu memaksakan diri. Dia mau Jaemin, Jeno mau anaknya sekarang.
Matanya yang berkaca-kaca menatap dokter yang baru datang, memeriksanya dengan segera. Hanya tangisan dalam diam yang bisa ia lakukan sekarang, tubuhnya benar-benar sakit tapi hatinya tidak bisa bohong, dia mau pulang.

***

Jeno menatap makanan didepannya tidak minat, bekas tangisannya masih terlihat jelas di pipinya. Dia tidak menghubungi Jaemin ataupun Xiyeon, dia tau jelas jika keluarganya itu pasti tengah menangis sekarang. "Anda harus makan.. kalau tidak mungkin anda lebih lama disini"

"Saya mohon... Antar saya pulang... Anak saya, Jaemin menunggu saya dirumah"

"Saya yang akan antar anda langsung ke rumah, tapi setelah anda pulih dulu. Kesehatan anda masih belum pulih setelah kecelakaan itu"

Jeno mengalihkan pandangannya.
Soo Kyung baru melihat atasannya seperti itu kali ini, yang biasanya selalu tegas namun ramah menjadi pria yang sepertinya tidak bisa apa-apa. Apalagi setiap ia datang untuk membicarakan hal ini dengan suaminya, dia selalu mendengar Jeno menangis seorang diri, memanggil nama anaknya berkali-kali.
"Jeno.. maaf kalau saya lancang tapi, kalau begini kamu semakin lama untuk sembuh"

Tangannya mendorong piring yang sebelumnya digeser mendekat oleh dokter itu, menjauhkan piringnya kembali dari hadapannya. "Jeno.."

"Saya butuh waktu, tolong tinggalkan saya sendiri"
Jeno tidak yakin apakah dirinya akan lama dirawat, bahkan dia tidak tau seberapa lama ia tertidur dan meninggalkan Jaemin yang menunggunya untuk pulang. "Jaemin... Maafin papa... Papa benar-benar minta maaf..."

***

"Perawatannya akan memakan cukup waktu, bekas operasinya pun masih harus dipantau. Aku gak yakin bisa bilang ini sama dia"
Soo Kyung menatap suaminya lalu menatap Jeno, keadaannya tidak jauh lebih baik. Hanya melamun menatapi tangannya, mengusap pipinya sesekali. "Jaemin juga gak jauh lebih baik dari dia.. aku dapat kabar kalau Jaemin sama saja, orang-orang mengira jika dia sudah meninggal tapi tidak dengan Jaemin"

"Aku tau aku bukan siapa-siapa dia.. hanya atasan dan aku hanya seorang sekretaris yang selama ini membantunya mengurus pekerjaannya tapi aku tau betul seperti apa Jaemin dengan ayahnya, aku mohon.. buat mereka cepat bertemu"

"Jika perawatannya lebih cepat Jeno bisa pulang lebih cepat juga. Ini tergantung keajaibannya, Soo Kyung"

Jeno yang ada di dalam ruangan hanya bisa berdiam diri, dadanya selalu sesak setiap mengingat Jaemin dan Xiyeon yang menunggunya pulang. "Na... Papa kangen sama kamu... Papa mau peluk kamu.."

"Papa mau pulang, Na... Papa mau ketemu sama kamu lagi..."
Tangannya meremat selimut yang menutupi sebagian tubuhnya, kembali menangis. Bahkan dokter sampai datang karena Jeno mulai memukuli kepalanya yang jelas-jelas ada luka disana dan pilihan satu-satunya hanyalah obat penenang. Soo Kyung terlalu takut untuk bicara pada Xiyeon jika Jeno baik-baik saja, dia takut Xiyeon akan marah karena berani menyembunyikan kebenaran dan menyimpulkan jika Jeno itu sudah meninggal.

Setiap harinya selama masa pemulihan Jeno hanya seperti itu, dokter juga jadi harus siaga menghadapi Jeno yang tiba-tiba bisa diluar kendali. Bahkan pernah mencabut paksa selang infus dari tangannya sampai berdarah.
Jeno sudah diluar kendali jika sudah seperti ini, hanya anaknya yang pasti bisa menenangkan nya sekarang.

***

"ANAKKU TERLUKA!! AKU HARUS PULANG!!"

"Jeno.. kamu masih harus disini, kamu belum bisa pergi begitu saja. Dokter masih harus mengawasi mu!"

Jeno melemparkan ponsel ditangannya, dia tidak peduli itu ponsel milik siapa. "Anakku.. terluka disana, dia harus berjuang untuk hidup juga. Xiyeon butuh aku, kalian ini kenapa sih!?"

Demi Tuhan Jeno benar-benar merutuki dirinya yang tidak bisa apa-apa sekarang, kakinya masih sulit untuk digerakkan dan berjalan seperti biasa. Kecelakaan yang dialaminya tragis hingga butuh perawatan khusus. Jeno juga kerap merasakan sakit di bagian yang sebelumnya terluka parah, dokter jadi tidak berani melepas dan mengantarnya pulang sebelum benar-benar pulih.

Tangannya sudah mengacak rambutnya, dia sudah menangis hebat begitu tau kabar anaknya tertabrak dari Soo Kyung. "Aku yang akan memastikan dia baik-baik saja Jeno, aku yang jamin. Kalau sampai dia kenapa-napa, kau boleh memukulku atau bahkan membawa ku ke hukum"

Ucapan suami Soo Kyung sama sekali tidak membantunya. Tangisannya malah semakin hebat, memanggil nama anaknya yang berjuang juga sepertinya waktu itu.
"Jaemin... Papa harusnya datang sekarang... Maafin papa... Maaf.."

Jeno memukul dadanya keras, dia takut. Jeno takut Jaeminnya harus pergi lagi, dia takut dirinya ditinggal lagi. Jeno tidak mau, dia belum melihat Jaemin lulus nanti. Dia masih ingin menghabiskan waktu nya dengan Jaemin. "Papa mohon... Bertahan... Demi papa.... Papa mohon..."

Dan lagi, Jeno harus kembali membuat keluarganya kecewa dengan tidak datang disaat mereka butuh dirinya.

***

"Aku yang akan biayai semuanya. Aku yang akan langsung mengantarkan mu kerumah, bertemu dengan Jaemin nanti"

"Kenapa bukan dari kemarin? Kenapa kau harus membuat Jaemin berjuang sendirian disana!?!"

"Lee Jeno. Kalian berjuang bersama-sama, kamu disini berjuang untuk hidup. Dan Jaemin disana juga berjuang untuk hidup. Dia akan baik-baik saja, Tuhan tidak mungkin mengambilnya darimu, Jeno"
Jeno membuang wajahnya, ucapannya memang ada benarnya.
"Kamu bilang dia datang ke mimpi mu, dia ingin mengatakan jika dirinya juga berjuang. Sama dengan mu seperti waktu itu, hubungan kalian terlalu kuat. Kalian pasti bisa menyampaikan pesan satu sama lain tanpa harus bertemu. Percayalah, tidak lama lagi.. sebentar lagi saja kamu akan pulang. Kamu bisa memeluknya lagi, kamu bisa mendengarkan ceritanya lagi.

Sebentar saja, percaya padaku."

Jeno ingat mimpinya itu, bagaimana Jaemin menangis mengatakan dirinya lelah. Padahal dia masih sehat, masih ada untuk hadir disisi Jaemin tapi dimimpinya ia seolah sudah mati, sudah tidak bisa kembali lagi untuk memeluk Jaemin. Mimpinya berjalan begitu saja tanpa sama seperti niatnya ingin mengatakan jika dirinya masih hidup, lewat mimpi.

"Kamu butuh waktu sedikit lagi dan aku pastikan kamu bisa beraktivitas seperti biasa, bisa melakukan apapun lagi tanpa mengkhawatirkan tubuh mu yang terluka parah, itu akan sembuh sepenuhnya jika kamu mau menunggu sebentar lagi saja. Ya?"

[]

Wiii..
Aku nangis lagi setelag nangisin Hyunjin di mv baru skz..

Anak julid ku balik..

Oh iya, aku jadi nge-fans sama cameraman nya Tokopedia tolong😭

Call Him Nana vol.2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang