"Kak, bisa ngebut gak sih? entar kalau telat gimana?"
"Ha?" cengo Bastian karena tidak mendengar jelas ucapan Anara.
Maklum lah, kan lagi bawa motor.
"Kita ngebut aja." ucap Anara lagi.
"HA?"
"Bangs........ astaghfirullah, sabar."
"HA? LO NGOMONG APAAN, GUE GAK DENGER."
"LO NGEBUT AJA. BAWA MOTOR JANGAN KAYAK KEONG! PERCUMA NI MOTOR KELIATAN KEREN, TAPI JALANNYA MASIH CEPETAN KEONG!" Anara mulai habis dengan kesabaran nya.
Bastian memberhentikan motornya di tepi jalan.
"Lo ngomong jangan teriak-teriak bisa gak sih? suara lo kayak bom atom tau gak!"
"Siapa suruh, kuping kakak tadi budeg. Makannya, korok tuh kuping biar bersih!"
...🦋...
"KEPADA BENDERA MERAH PUTIH HORMAT------"
Anara dan Bastian telah sampai di depan gerbang sekolah. Namun nihil, mereka berdua terlambat 10 menit, dan gerbang sekolah sudah tertutup rapat karena upacara telah dimulai.
"Tuh kan telat. Gara-gara elo sih! LAMA!" omel Bastian kepada Anara.
Sedangkan Anara hanya memperlihatkan deretan gigi putihnya, serta mengangkat dua jari nya.
"Hehehe, pissss. Namanya juga khilaf."
"Khilaf-khilaf. Dasar elo nya aja yang lemot!"
Anara merubah mimik wajahnya menjadi datar, sinis, dan tak berekspresi.
"Kakak tadi bilang apa? coba diulangi sekali lagi. Anara mau denger"
"Elo LE MOT!"
BRAKKK!!
Anara membanting helm yang ada ditangannya dengan kencang, sampai-sampai kaca helm tersebut lepas dari posisi aslinya.
Sontak, guru-guru dan murid yang tengah khidmat menjalankan upacara mengalihkan kefokusan serta atensi mereka ke dua remaja yang sedang berdebat di depan gerbang sekolah.
"Mampus, ketahuan kan."
Pak Azis selaku guru BK langsung menghampiri mereka berdua.
"Kalian ngapain disini?" ucapnya yang melihat keduanya secara bergantian.
"Kita habis renang pak" ucap Anara.
Pak Azis menaikkan satu alisnya. Salah satu ciri dari guru BK ini adalah tidak suka basa-basi.
Bastian yang sedari tadi diam, baru mengangkat bicara.
"Kami telat pak, maaf"
"Kalian berdua, ikut saya ke ruangan. Biar pak satpam yang bawa motor kamu Bas." ucap pak Azis yang diangguki Bastian dan Anara.
Di ruang bk, Pak Azis menyenderkan punggungnya pada sandaran kursi, serta membenarkan kacamatanya yang sedikit merosot dari pangkal hidungnya. "Sekarang, kalian jelasin kenapa bisa telat?"
"Ini salah Anara pak, kak Bastian gak salah. Tadi pagi Anara telat bangun, terus mandinya lama. Tapi, kak Bastian tetep nungguin saya sampai selesai. Jadi, kami telat gara-gara saya pak" jelas Anara.
"Jadi ini semua salah kamu?"
"Iya."
Bastian hanya diam di tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJODOHAN DI USIA REMAJA
Teen Fiction|JANGAN LUPA VOTE NYA| Bagaimana jadinya, jika pada usia 16 tahun kalian terpaksa harus dijodohkan dengan orang yang tidak kita cintai? Usia yang seharusnya menikmati masa pubernya, tapi malah mengorbankan masa remaja serta kisah cintanya demi suatu...