Chapter 3. Guru galak

0 0 0
                                    

Seorang gadis keluar dari kamar mandi dalam keadaan basah kuyup. Langkahnya santai dibawah pandangan heran siswa yang melihatnya. Saat ini masih jam istirahat kedua.

Dia Leo, atau sekarang ditempati oleh jiwa Cleo.

Sekarang Leo berusia 17 tahun, sedangkan dirinya di kehidupan sebelumnya berusia 27 tahun. Hanya terpaut 10 tahun saja. Tanggal lahir mereka juga sama, yang membedakan hanya tahunnya saja. Sungguh kebetulan sekali, bukan?

Dia masuk ke dalam kelasnya sesuai ingatan, kelas 11C.

Begitu dia masuk, tatapan semua orang yang ada di kelas tertuju padanya. Bagaimana tidak, keadaannya sekarang basah kuyup, dahi berdarah dan tak ada niatan untuk mengelanya, serta tatapannya dinginnya itu, seolah bukan dirinya yang biasa.

Tapi memang kenyataannya Leo yang asli sudah tiada. Yang ada kini jiwa Cleo dalam tubuhnya.

Leo dengan santai duduk di bangkunya sesuai dalam ingatan. Dia duduk di bangku paling pojok belakang, sejajar dengan meja guru. Tepat di samping jendela yang terbuka sedikit, membuat angin sepoi-sepoi masuk. Menundukkan kepalanya dan melipat tangannya di atas meja, kemudian tidur.

Melihat hal itu membuat beberapa siswi yang berada di kelas mulai menggosip.

"Hei, lihat! Itu si Leo kenapa ya? Berdarah-darah gitu." Kata siswi 1.

"Eh, Lo nggak tahu? Dia kan abis dilabrak sama Mely cs." Kata siswi 2 yang duduk di sebelahnya.

"Ah, masak?" Kata siswi 1 tak percaya.

"Ih, elo asik mojok mulu sih. Itu gara-gara si Leorin godain kak Andri, kakak kelas yang ganteng itu, pacarnya Mely anak kelas B." Terang siswi 3 ikut nimbrung.

"Wih, seru tuh keknya. Apalagi Mely cs kan terkenal ratu bully. Tapi sayang pertunjukannya udah selesai." Ucap siswi 1 sedih.

"Ah, udah. Ntar orangnya denger loh." Kata siswi 2.

"Takut loh sama cewek letoy kek dia?" Siswi 3 mencemooh.

"Ya nggak lah." Jawab siswi 1 dan 2 bersamaan.

Sedangkan orang yang dibicarakan malah tidak merespon sedikit pun. Meskipun masih dapat mendengarnya, dia lebih memilih mengabaikan dan tetap tidur.

"Kalian berisik banget sih. Bisa diem nggak!!" Kata seorang siswi bernama Rina. Rina adalah satu-satunya orang yang mau berinteraksi dengan Leo selama bersekolah di SMA Angkasa. Dia juga adalah ketua kelas 11C.

Seketika semua diam.

Rina berjalan ke tempat duduk yang berada didepan Leo, dan kemudian dia duduk di sana.

"Leo, baju Lo juga kenapa? Kok basah gini. Lo Nggak papa kan?" Tanyanya.

"Hmm." Leo hanya menjawab dengan deheman dan tetap dalam posisi yang sama.

Rina terkejut kala melihat dahi sebelah kanan Leo berdarah. "Ya ampun, Leo!! Kepala Lo berdarah!! Gue anter ke rumah sakit ya?" Pekiknya.

Ayolah, Leo hanya ingin tidur, kenapa mereka berisik banget.

Leo membuka matanya dan mengangkat kepalanya, "Berisik!!" Nadanya datar dan terkesan dingin. Rina yang mendengarnya menjadi diam dan terkejut tentunya. Dalam hatinya dia heran dengan sikap Leo yang serasa berbeda itu.

Apa yang sebenarnya terjadi dengannya?

Kenapa dia dingin sekali?

Aneh memang.

Rina kembali ke tempat duduknya, namun masih terhanyut dalam pikirannya. Dia diam tak tak bertanya lagi.

*****


Bel masuk berbunyi, semua siswa masuk ke kelas masing-masing. Seorang gadis masih damai dalam tidurnya. Tak ada niatan untuk bangun sedikitpun.

Dia Leo.

Luka di dahinya sudah tak mengeluarkan darah lagi, dan kini mengering. Tak merasa sakit sedikit pun pada lukanya. Baginya luka itu masih termasuk luka kecil.

Seorang guru perempuan masuk ke dalam kelas, membawa sebuah buku tebal dan sebuah buku kecil. Tak lupa membawa sebuah busur yang lumayan besar. Guru itu adalah guru matematika, namanya Bu Tuti. Dia terkenal galak.

Leorin tidak termasuk murid yang pintar, tetapi dia rajin dan disiplin. Tapi sekarang jiwa Cleo yang ada didalamnya. Cleo merupakan seorang yang jenius di masanya.

Bu Tuti menyapa dan memulai pelajarannya. Menjelaskan materi pembelajaran sebelumnya dengan suaranya yang tegas.

Selesai menjelaskan, dia menulis materi bab baru di papan tulis, namun itu bukan penjelasan melainkan soal. Bu Tuti melirik Leo yang tertidur. Diapun berjalan menghampirinya.

"Leo, bangun!!" Teriaknya.

Leo membuka matanya dan mendongak. Dilihatnya guru itu dengan datar.

"Kenapa kamu tidur di jam pelajaran saya!!" Suara guru itu sangat tegas dan penuh intimidasi. Mungkin bagi orang lain akan gemetaran karena ketakutan. Tapi tidak bagi Cleo, karena dia hanya menanggapinya dengan datar tak terganggu.

"Ngantuk." Satu kata itu mencengangkan seluruh orang di kelas.

Seketika emosi Bu Tuti meluap. "Kamu maju ke depan!! Kerjakan soal di papan tulis!!" Pintanya.

Lagi-lagi semua orang tercengang. Pasalnya soal itu baru saja ditulis dan belum dijelaskan.

Leo berdiri dari tempat duduknya dan......

**Bersambung**

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kuroi BaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang