prologue

42 6 0
                                    


PAGI yang cerah secerah kelas seorang gadis yang asik berkumpul bersama teman-temannya. naya, nama gadis tersebut rambutnya yang diikat rapi dengan poni cantiknya yang menjadi ciri khas gadis berkulit sawo matang tersebut. hari itu guru tak berkunjung ke kelas karena sakit membuat kelas 7 a seperti merdeka.
kelas dibuat seakan pasar (begitulah kira-kira istilah para guru)
"eh nay si bhakti liatin elu tuh" ujar Shafira, temannya yang bertubuh tinggi. saat ini mereka tengah duduk di pojok depan membentuk lingkaran melakukan hal wajib ketika jam kosong 'nobar' . astaga padahal baru kelas 1 SMP saja!
"iya deh, eh dia nyadar!" kali ini Rima, si manis bergingsul juga pecicilan ikut berujar.
ada 5 gadis disana lengkap dengan naya, sementara Rani dan Lisa mengiyakan saja dan Asyik tertawa. tak ada lagi yang menonton drama, semuanya mengalihkan perhatian kearah naya dan cowok tersebut.
naya yang dibicarakan pun bereaksi, gadis itu melihat kearah cowok tersebut. menatapnya lama, dia kesal namun akhirnya tersenyum jahil
cowok itu, duduk sendiri dengan pandangan ke depan entah melihat apa. dia berkaca mata, memiliki rambut lurus dan rapi serta seragam yang juga dan selalu rapi. yaah, anak teladan ralat lebih tepatnya culun. itu sebutan mereka untuknya.
naya bangkit dari duduk dan melangkah pasti kearahnya
"eh Bhakti, kata Shafira tadi Lo ngeliatin gue, jujur aja Lo suka kan sama gue? ngaku!" lantangnya penuh percaya diri meraih perhatian seisi kelas, nampak raut puas dan jahil tergambar di wajah manis gadis tersebut.
sedangkan cowok itu, wajahnya menggambarkan keterkejutan yang luar biasa , dia mematung , dan meneguk salivanya dengan hati-hati
"hahahaha" selang beberapa detik, kelas pun dipenuhi gelak tawa. para murid lainnya menyadari akan hal yang baru saja terjadi dan tertawa lepas
"iya tembak aja tuh naya, Lo suka kan? cantik lho, jangan disia-siain" tutur Shafira melantang
"dari pada dilirik terus" kini giliran Rima menyahut.
kembali gelak tawa memenuhi seisi ruangan. beruntunglah bagi mereka karena  kelas yang jauh dari jangkauan guru.
cowok yang dipanggil Bhakti tersebut hanya diam tak berkata, wajahnya pucat pasi dan tangannya berkeringat.
"tembak, tembak, tembak!" kompak sekelas meneriaki
"berani gak Lo nembak gue?" tanya naya kembali dengan wajah yang menantang
"gue gak bakalan nyusahin Lo kok paling minta jawaban doang"

"hahahah"

kini kelas ramai akan gelak tawa, semua murid didalam kelas tersebut tertawa bahkan sangat nikmat
sementara cowok itu, berulang kali meneguk salivanya, gugup bercampur malu, tak ada yang bisa dilakukannya, dia dibully!
dia melihat bagaimana nikmatnya semua orang menertawakannya, menjadikannya bahan candaan.  dan gadis didepannya itu, dia tertawa pun dengan sangat nikmat setelah menjadi pelaku atas semua ini apakah tak terlintas sedikitpun rasa bersalah di benaknya?. namun tak ada yang bisa dilakukannya, membela diri pun tak mampu, cowok itu benar-benar lemah.
dia melihat setiap inci wajah gadis tersebut dan mengingatnya, gadis yang membuatnya tertarik dan benci sekaligus gadis itu Adinaya bachtiar.

***

maaf jika ada kesamaan nama dsb. karena ini murni karangan.

salam
sal,

BHAKTI ADIYAKSAWhere stories live. Discover now