Setelah Elf dibawa pergi, aku kembali ke kamar untuk bekerja.
Tepat setelah aku masuk ke tampilan desktop komputerku, Aku melihat email terbaru yang dikirimkan oleh editorku.
Hal terakhir yang kusampaikan kepadanya ialah 'Tentang naskah orisinilku yang baru, mohon bersabarlah sedikit lebih lama'
Pada akhirnya, Sekarang -----
Judul : Novel orisinil yang baru masih belum siap?
Isi : Kami masih punyai satu tempat untukmu.
Jika kau ingin mengetahui lebih lanjut, telepon aku besok pada jam 5 sore.
Pengirim : Kagurazaka-san
"...Ini adalah email tentang pekerjaan, tidak peduli dari sisi mana aku melihatnya."
Tapi― ada sesuatu tentang itu yang tidak bisa kuabaikan.
...Dengan kata lain, kalau aku lulus tahap perencanaan, maka akan segera diterbitkan... seperti itulah seharusnya.
"Kalau begitu, Aku harus cepat! Aku harus mengejar ketertinggalanku!"
Meskipun komentar-komentar dari seorang penulis laris tertentu benar-benar tidak berguna, dan itu tidak bisa digunakan sebagai referensi...
Setelah sedikit mengotak-atik...aku dapat ide segar.
Langkah pertama― sedang berjalan.
Langkah ini adalah untuk meminta Eromanga-sensei menggambarkan ilustrasi super ero, dan menyiapkan outline yang memukau.
"Seharusnya tidak ada masalah. Tapi yah, itu termasuk tindakan curang."
Biasanya, tidak ada ilustrator yang akan melakukan itu untuk novelis.
Aku benar-benar tertolong olehnya.
"Namun, tidak peduli sebagus apapun ilustrasi darinya, jika isinya buruk, semuanya akan jadi sia-sia."
Jika sebuah naskah tidak menarik perhatian Kagurazaka-san, maka dia akan membacanya dengan setengah hati dan lalu menolaknya. Itu sama saja dengan hukuman mati.
Kalian tidak bisa mengharapkan dia untuk membaca buku yang membosankan dengan serius.
Jika aku bahkan tidak bisa membuat editorku berkata 'Ini bagus', maka mustahil untuk menerbitkannya.
Jadi, pertandingan ronde kedua sudah dimulai.
Dengan segera, aku menyusun kembali naskahku, fokus ke poin-poin penting dan menciptakan beberapa masalah.
Lalu berdasarkan naskah yang terbaru ini, akan kubuat outline dan menyerahkannya pada editorku.
Dan kemudian, kalau memungkinkan, Aku akan membuat sebuah naskah baru yang bersumber dari itu.
Mungkin kalau semua berjalan baik, dia akan menjadi sabar - mungkin dia akan membaca sekitar 30 halaman.
Akhirnya, dia mungkin akan menyelesaikannya dan berkata 'sangat bagus.'
"....Meskipun begitu, aku tetap perlu menulis sebuah naskan baru."
Aku melakukan ini sebaik mungkin.
Aku sangat cepat dalam hal menulis. Ditambah lagi aku punya outline yang harus diterima tidak peduli dengan cara apapun.
Aku perlu memikirkannya dengan matang.
Pertama, aku harus merombak naskah dari 'sebuah novel yang hanya bisa dibaca Sagiri' menjadi 'sebuah novel yang bisa disukai banyak pembaca.'
"Bwuuuuuuu...."
Aku mengalami Writer's Block.[1]
Untuk memperbaiki sesuatu yang telah ditulis itu lebih sulit daripada menulisnya dari awal.
Bagaimana, ya? Sederhananya, kalau kau ingin memeperbaiki sesuatu, kau memerlukan sebuah versi yang lebih baik daripada versi yang kau miliki sebelumnya.
Kalau sesederhana itu, maka kau dapat menulis versi yang lebih baik itu dari awal.
"Naskah yang ditingkatkan" adalah sesuatu yang asing bagiku.
Tapi... kalau aku sukses melakukannya, maka hasilnya akan jadi lebih baik.
"Jadi... dari mana aku harus mulai?"
Saat aku sedang bergumam sendiri...
*Bam bam bam*
Datanglah permintaan dari Sagiri. ini adalah jenis bam bam bam 'Kemarilah sebentar'.
"Datang."
Aku berdiri dan berjalan ke ruangan terkunci.
Segera setelah aku tiba di lantai dua, kuketuk pintu kamar adikku.
"Sagiri, ini aku."
Aku mundur beberapa langkah dari pintu dan menunggu. Dengan suara *Whoosh* pintu itu terbuka cepat.
"Uwah... bahaya."
Walau belum bisa aku tangkap, setidaknya aku bisa menghindari jenis serangan ini.
Sepertinya aku naik jadi 'kakak' level 2... seperti itulah.
Sagiri muncul di depan, mengenakan pakaian wol dan celana olahraga. Kalau boleh aku bilang, berlebihan! Lalu aku menyadari kalau mukanya merah, sepertinya dia demam.
Aku menanyainya:
"Er... apa kau baik-baik saja?"
[Apa maksudmu?]
"Yah, wajahmu sedikit merah."
[Ehhhh?]
Dengan cepat dia memegang wajahnya.
Lalu...dia menunjukkan ekspresi yang tidak pernah kulihat sebelumnya.
"--------------------"
Jantungku berhenti sesaat... apa, jenis ekspresi erotis apa itu ?
[Ehehehe… Aku sangat senang.]