13. GHIBAH DIMALAM HARI

4.5K 419 13
                                    

Sena mengambil ponselnya diatas nakas saat merasakan berdering, ia menggeram kesal. Siapa yang menelponnya dimalam seperti ini? Sena juga manusia, butuh istirahat dan tidur. Namun ada saja yang mengganggu. Matanya menyipit ketika merasakan silau karna lampu kamarnya, melihat jam yang menunjukkan pukul sepuluh malam.

Ah tak biasanya Sena tidur lebih awal, apa mungkin dirinya terlalu lelah karna bermain dengan Satya? Memikirkan Satya, Sena tersenyum tipis. Ternyata Satya juga asik untuk diajak berbicara, bahkan humble.

Tersentak ketika merasakan bergetar ditangannya, ia melihat siapa nama yang tertera ditelepon itu.

Netha is calling...

"Apa?! Lo gak tau waktu ya kalo nelpon, gue lagi tidur cape, gue pengen istir-"

"Hey stop it."

"Sialan, apaan sih?!"tanya Sena kesal.

"Gue ada berita hot, mau tau gak?"tanya Netha

Sena mengerutkan keningnya. "Berita hot apaan?"tanya balik Sena, sedikit kepo.

Disebrang sana Netha berdehem sebelum berbicara kembali. "Lo tau si Adeline?"tanya Netha.

"Lo tolol bego blo'on sinting atau gimana? Lo kira gue manusia purba yang idup kembali?! Ya jelas tau lah tolol, lo tau sendiri kan dia musuh gue."gerutu Sena sebal.

"Dia hamil."

"Oh, HAM- WHAT THE FUCK?!" Mulut Sena menganga tak percaya, apa tadi? Hamil? Jangan bercanda! Tapi, tak heran juga sih. Perempuan yang bernama Adeline itu sering mengganti-ganti lelaki dan nakal, bahkan beberapa kali Sena pernah memergoki perempuan itu keluar masuk club.

Tidak, Sena tidak pernah ke club. Bahkan menginjakkan kakinya saja ia sudah enggan. Meski pun nakal, Sena selalu menjauhi tempat haram itu, ia nakal hanya biasa-biasa saja. Tidak sampai keluar masuk club, mabok, merokok, dan apa itu? Melakukan hal terlarang? Itu tak pernah terlintas di otaknya! Gila saja. Bisa-bisa ia dipenggal kepalanya oleh Aska.

"Yeee, serius gue setan."

"Setan teriak setan. Btw, lo tau darimana dia tekdung?"tanya Sena, kini ia merubah posisinya menjadi duduk. Lumayan, gibah dimalam hari tak burukkan?

"Buka akun Instagram lo, noh udah banyak ngelewat diberanda."

"Gila, bisa-bisanya sampe hamil. Mainnya gak jago ah, asal keluar didalem."ujar Sena.

Disebrang sana, Netha sudah tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Sena. Sialan, menahan tawa ditengah malam itu sungguh tidak enak. Meskipun Netha berbeda kamar, namun tetap saja ia takut terdengar.

"Sialan, mungkin dia udah gak kuat haha."balas Netha dengan tertawa.

"Eh tapi yang gue denger, dia mau gugurin tuh kandungan."

"Apa?! Bayi gak salah itu mau digugurin? Emang bener-bener ya tuh si perkedel tak kodel kodel, emang ngeselin bener." Marah? Tentu saja Sena marah, meskipun ia benci pada Adeline, namun haruskah sampai menggugurkan kandungan yang ada diperutnya?

Itu tak masuk akal! Meksi pun itu adalah sebuah kesalahan, tetap saja janin yang berada diperut Adel itu gak berdosa.

"Iyee, gue denger gitu sih."

"Sinting kali itu anak, daripada digugurin mending kasih ke gue kalo udah lahiran."ujar Sena.

"Ha? Demi apa lo mau rawat tuh bayi dari pelac-"

"Nethaa, meski pun gue benci banget sama si perkedel tetep aja janin yang diperutnya itu gak bersalah. Dia juga pengen hidup, pengen ngerasain dunia, kan kasian kalo digugurin. Nakal-nakal gini gue masih punya hati nurani ya."ucap Sena.

WE'LL MEET AGAIN? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang