(DI LAPANGAN)
"Lun, masih sakit ga kepala lo?" Ucap Bisma.
"Ngga" Ucapku sambil tersenyum menatap Bisma.
"Syukur deh, Gue minta maaf yah. Gue reflek tadi" Ucap Bisma dengan nada lembut.
"Gapapa Bisma" Ucapku.
"Yaudah deh kalo lo gapapa" Ucap Bisma agak sedikit ketus.
"Iyaa" Ucap ku sambil tersenyum. "Bisma semangat ya olahraga nya" Aku berjalan meninggalkan Bisma.
Ku kira Bisma akan balik menyemangatiku. Ternyata dia kembali menjadi seperti kulkas dingin, tapi tidak masalah aku sedikit senang karna Bisma menunjukan rasa pedulinya tadi.
Pelajaran Pak Toni pun berlangsung dengan baik, sekarang giliran kita untuk free olahraga.
Kulihat sekumpulan cowo lagi ngerencanain buat tanding bola, dan kebetulan Bisma juga main.
Aku dan Ike menonton pertandingan bola tim Bisma dan tim Raka. Tak lama kemudian Raka menendang bola dengan sangat keras sehingga bola itu terkena tepat di wajahku.
"Aww" Teriakku.
"Lunaa!" Ucap Ike dengan memasang wajah panik.
Seketika pandangan semua yg menonton pertandingan itu tertuju ke arahku, Dan Raka pun bergegas menghampiriku.
"Luna sakit ya?" Ucap Raka.
"Ngga!" Tungkas ku "Lo bayangin aja tuh bola kena muka gue Raka! Makanya kalo main tuh yg bener, jangan pake emosi!" Ucapku dengan nada tinggi.
"Gue ga sengaja lun, maapin gua ya cantik" Ucap Raka dengan sedikit merayu.
"Gak!" Ucapku lalu meninggalkan Raka.
Semua siswa kelasku kembali ke kelas karna pelajaran olahraga telah selesai.
(DI KELAS)
"Lun muka lo gapapa kan" Ucap Ike.
"Gapapa gimana orang sakit gini!" Tungkas ku.
Disisi lain aku melihat Bisma yg tengah keluar mungkin untuk pergi ke ruang ganti.
'Gue kira Bisma bakalan peduli sama kaya tadi ke gue, Nyatanya ngga. Dasar cowok kulkas kalo kata si Ike!' Ucapku dalam hati.
"Woy ngape luu?" Ucap Ike sambil sedikit menyenggol tanganku dari pinggir.
Aku menatap ketus Ike "Kepo lu" Ucap ku ketus lalu meninggalkan Ike untuk keruang ganti.
"Kebiasaan luna, Bisa bisanya ninggalin gue mulu dari tadi! Brengsek lu luna." Ucap Ike ketus.
***
Waktu aku hendak berjalan ke Ruang Ganti Raka memanggilku, Seketika langkahku terhenti."Luna sayang" Teriak Raka.
Memang sedikit menyebalkan si Raka itu karna katanya dia pengagum ku haha.
"Apaan lagi si lo" Tungkas ku.
"Ini ambil" Raka memberikan makanan kesukaanku. "Di makan yah, dan anggap aja sebagai tanda permintaan maaf gue Lun." Dengan pedenya dia bicara seperti itu.
"Curang lo, Minta maaf nyogok gue pake makanan" Tungkas ku.
"Tuh kan gue salah lagi astaga" Ucap Raka sambil menepuk jidatnya.
"Iya! Lo tuh sumber masalah buat gue." Ucapku sambil berjalan meninggalkan Raka.
"Luna, mau kemana sayang! Ini makanannya nyaa" Teriak Raka.
Aku pura-pura tidak mendengar teriakan Raka, Dan aku kembali melanjutkan langkahku untuk ke Ruang Ganti.
***
Sesampainya di Ruang Ganti aku tak sengaja berpapasan wajah dengan Bisma. Kebetulan Ruang Ganti Pria dan Wanita bersebelahan."Hai Bisma" Ucapku sambil tersenyum.
Bisma tak membalas sapaanku, dia terus melangkah untuk kembali ke kelas.
"Haloo! Ini orang loh Bis bukan patung." Tungkas ku.
Bisma masih tidak membalas omonganku, Seketika aku mulai kesal dengan Bisma.
"Gapapa, Gapapa. Gue yakin Bisma bakal luluh sama gue nanti hahaa" Seketika aku mulai lega dengan omonganku barusan, Kurasa aku bisa menghibur diriku sendiri.
Setelah selesai ganti baju aku segera kembali ke kelas.
***
(DI KELAS)Bersambung ...
Lanjut part 3 nya nanti yaa diusahain nanti lebih panjang 😁🤗
Makasi udh mampirrr🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
PENAKLUK COWOK DINGIN
Teen FictionKita sama-sama sibuk, aku sibuk memikirkanmu, kamu sibuk memikirkan dirimu sendiri.