•Miss_You_29•

3 0 0
                                    

#Ep. 29 [ The Crash]

Dengan langkah gontai, seorang siswi mendatangi dan membuka lokernya. Tangannya terhenti sebelum menaruh buku-buku ke dalamnya. Kedua alisnya bertautan dan matanya membulat sempurna. Ia bingung dan panik. Jelas-jelas ia menaruh dengan rapi bajunya di sini. Pelajaran olahraga akan dimulai beberapa menit lagi dan dia tak ingin reputasinya hancur karena kehilangan baju olahraga.

Seusai menaruh buku-buku, kepalanya celingak-celinguk mencari tahu. Pada akhirnya, matanya terhenti di satu titik. Seseorang di belakangnya baru saja membuka loker dan memegang sepasang seragam olahraga. Lantas kakinya mengambil langkah besar dan segera merebut seragam tersebut. Gadis di hadapannya yang terlihat bingung itu langsung berubah 360 derajat menjadi sangat-sangat merasa bersalah.

"M-maaf, Aria. Aku nggak tahu kenapa seragammu ada di lokerku." Dia menjadi gugup seketika. Lagi-lagi. Bisakah ia menjalani hari ini dengan baik? Ia yakin. Kali ini dia pasti akan dicaci-maki Aria sampai ia telat masuk kelas dan ia akan dicaci-maki sekali lagi.

"I know." Aria membuang napas lega seraya mengecek seragamnya. Puas karena seragamnya ditemukan ditambah ia berhasil tanpa perlu berusaha, tetapi keyakinan bahwa Mielle dan Ellie yang melakukan hal ini kepadanya menjengkelkannya. Dia menatap mata Lea dan bersuara, "Thanks."

"Ah ..., iya." Lea mengulas senyum ketika Aria berbalik badan kembali ke lokernya. Lea kembali melanjutkan kegiatannya bersama rasa bersalah yang semakin bertumbuh secara aneh dan rasa penasaran mengapa seragam Aria ada di lokernya.

Pandangan gadis ini melayu. Akankah hari ini berlangsung seperti kemarin?

M_Y

Tidak selamanya gadis penuh kecemasan ini dapat bergantung kepada dua sahabatnya untuk menemaninya. Jantungnya berdetak kencang tak karuan seolah-olah baru pertama kali dilakukannya, padahal sama sekali bukan. Dalam langkah kesepian di antara keramaian, Lea memeluk buku demi merasa aman. Netranya dapat melihat ada banyak orang berlalu-lalang. Terdapat kumpulan orang-orang yang berjalan bersama sambil mengobrol yang mengingatkannya tiap kali bersama kedua sahabatnya. Sama sepertinya, terdapat pula orang-orang yang berjalan sendirian.

Namun, merasa aman tidak dapat membuktikan dirinya benar-benar aman. Pernyataan negatif itu lantas terbuktikan dalam sekejap. Tidak ada yang menyadari suara derap kaki tersebut sampai laki-laki itu menyenggol gadis lemah ini dan membuatnya oleng ke kiri tanpa tahu ada seseorang membawa banyak buku tebal. Dalam hitungan detik, suara buku-buku berjatuhan mengisi lorong beserta teriakan kedua perempuan yang menyatu. Pemuda itu berhasil membunuh dua ekor burung dengan satu batu.

"Huh?" Lea terheran-heran ketika mendapati tubuhnya ditahan oleh gadis yang sedang ia sering temukan. Mata Lea menganalisa sebentar atas apa yang baru saja terjadi sehingga membuat orang-orang menatap panik ke arahnya, sebelum akhirnya ia berdiri tegak sambil berusaha bersikap tidak apa-apa.

C'mon! Aku butuh kerja samamu, jantung! Ayo cepat kendalikan dirimu, Lea, pikirnya.

Kemudian, ia memandang lega bercampur senang kepada penyelamatnya. "Terima kasih, Aria."

"Don't mention it."

"Sorry, my bad!" pekik Si Dalang tabrakan kecil ini. "Are you guys okay?" Kedua perempuan di serong kirinya mengangguk berbarengan.

"Cool! Aku sedang buru-buru. Profesor memanggilku sekarang. I'm sorry...." Laki-laki tersebut segera berlari pergi supercepat dari sebelumnya.

Memandang kepergian lelaki itu, Aria mengembuskan napas dan beralih untuk merapikan buku-bukunya. Melihatnya, Lea segera mengambil tempat di depan Aria untuk membantunya sekaligus menghindari tatapan demi tatapan dari orang yang berlalu-lalang sambil berbisik-bisik. Buku-buku tersebar tak beraturan. Untungnya tidak ada yang rusak. Mereka mengumpulkan buku-buku tersebut di satu tempat di antara mereka.

[TDS#1] Miss YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang