end beneran

379 14 6
                                    


Mansion besar megah dan terawat kini ada di hadapan kiara. Kiara merasakan pelupuk matanya panas. Mansion yang selama ini dia di besarkan, dan di penuhi banyak kenangan.

"Ayo masuk" kata devano lalu kiara mengangguk.

Kiara menggandeng tangan devano lalu mereka pun masuk.

Ting nong

Bel berbunyi.

Kreet

Pintu putih besar itu terbuka.

"Ayah.." lirih kiara. Angkasa terpaku di tempatnya akan apa yang di lihat oleh matanya.

"Ki-kiara, itu kamu nak?" Kata angkasa menitikkan air matanya. Kiara ikut menitikkan air mata nya lalu menangis memeluk angkasa dan di balas oleh pelukan hangat oleh angkasa juga.

"Ini.. ini nyata? Apa ini bukan mimpi?" Kata angkasa tak percaya.

"Ini kiara yah hiks.. maaf kiara telah pergi lama" ujar kiara lalu mengeratkan pelukannya.

Devano tersenyum melihat mereka.

"Ada siapa yah?" Tanya seseorang dari belakang angkasa.

Kiara melepaskan pelukannya lalu melihat ke afah sumber suara yang selama ini dia rindukan.

"Bunda hiks.."

Maira tertegun, dia mematung di tempatnya.

"Kau.. s-siapa?" Tanya maira.

Kiara tersenyum ke arah maira.

"Ini Kiara..bunda hiks.. anak bunda hiks.."

"Tidak!, anakku sudah meninggal. Kau hanya mirip dengannya saja.. ini tak mungkin" kata maira lalu menangis histeris.

Devano mendekati kiara lalu merangkulnya.

"Tante, om.. devano bisa jelaskan semua ini" tutur devano.

*****

Kiara langsung berhambur ke pelukan maira saat devano telah selesai menceritakan kebenarannya.

"Hiks.. kamu kemana saja kiara.. kenapa kamu tinggalin bunda hiks.."

"Hiks.. maaf.. kiara minta maaf"

Mereka pun saling berpelukan lagi.

Krett

Pintu terbuka.

"Omma.. abaa.. el datang" kata anak kecil yang tiba-tiba masuk.

Lalu anak laki-laki itu terdiam melihat neneknya sedang memeluk orang lain.

"Apah.. unda.. dia ciapa?" Tanya el pada dave dan sarah yang baru masuk.

Dave dan sarah pun melihat ke arah yang di tunjuk el.

Mata mereka terbelalak.

"Kiara??"

Kiara tersenyum.

"Ini keponakan aku ya bang?"

Dave langsung berlari dan memeluk kiara erat. Kiara merasakan nafasnya tercekat.

"Gila.. lo hidup lagi dek??? Astaga.. ini bukan mimpi kan??" Heboh dave membuat mereka terkekeh.

"Abangggg... aku sesak nafass" pekik kiara lalu dave melepaskan pelukannya dan tertawa.

Dave mencomel-comel pipi kiara, berharap ini memang bukan mimpi.

"Abuanggg" kata kiara.

"Ini kamu.. beneran??" Kata dave.

Plak

Kiara menampar pipi dave.

"Anjuuu" pekik dave.

"Bukan mimpi kan bang"

"Bwahahahahaha" all.

"Ahahaha apah di tampal.. ahahahha" lata el tertawa ngakak.

"Hallo, kamu siapa namanya?" Tanya kiara pada el.

"Elando ante"

"Wah kenalin nama tante, kiara"

"Hai ante cantik"

Mereka terkekeh melihat tingkah lucu el. Sedangkan dave sedang merenggut kesal sambil memegangi pipinya.

"Kak sarah" kata kiara lalu memeluk sarah.

"Hai kiara"

***

"Kita mau kemana?" Tanya kiara.

"Kamu gak mau ketemu seseorang?"

"Siapa?" Ujar kiara bingung.

"Kaila"

Deg

Kiara mengulum senyumnya.

"Ya.. kak kaila" gumamnya.

Devano menatap kiara lalu menggenggam tangan kiara sambil tangan satunya yang menyetir.

Kiara tersenyum pada devano.

"Dia sudah tenang"

"Aku merindukannya" ujar kiara lalu tersenyum lagi.

"Mangkanya aku membawa mu bertemu dengannya"

Kiara tersenyum manis melihat devano yang fokus menyetir.

Chup

Devano kaget lalu me rem mobilnya mendadak.

Kiara baru saja mengecup pipi nya.
Dan kini kiara tengah malu-malu dan berpura-pura tak pernah ada hal apapun.

Devano smirk.

"Nakal ya"

Srett..

Chup

Kini giliran kiara yang kaget. Pasalnya devano menciumnya tepat di bibirnya, dan itu bukan hanya sekedar kecupan namun kecapan.

Kiara perlahan menutup matanya mengikuti permainan devano.

"Will be married me" (mangap kalo salah()

"Hmm i will"






End










The Bigest SadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang